NovelToon NovelToon
SLEEP WITH MR. MAFIA

SLEEP WITH MR. MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Action / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Duda / Roman-Angst Mafia
Popularitas:11.1M
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.

Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.

Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Damian terkesiap saat pukulan-pukulan kecil mendarat di dadanya, bahunya, bahkan wajahnya. Gadis ini benar-benar brutal! Talia memukulnya dengan penuh semangat seolah sedang menghadapi penjahat kelas kakap.

"Rasakan ini, rasakan! Dasar penjahat, bisa-bisanya kamu menyakiti gadis manis nan cantik yang pernah nolong kamu! Aku gak akan lepasin kamu, pokoknya kamu harus di hukum! Rasakan ini!"

Damian menangkis serangan asal-asalan gadis itu dan sesekali tertawa kecil. Ia sudah menghadapi banyak sekali musuh dan penjahat beneran yang berlaku brutal. Tetapi baru sekarang dia menghadapi amukan seorang gadis yang merasa telah di perkosa olehnya.

"Berhenti, Talia. Kau yang akan malu kalau tahu yang sebenarnya." kata Damian kemudian. Namun Talia yang masih kesal terus-terusan menyerangnya.

"Kenapa aku harus berhenti?! Kamu sudah menghancurkan kehormatanku!" Talia berseru dengan wajah panik, meskipun jelas dia lebih banyak dramatis daripada benar-benar percaya telah dilecehkan.

Damian menghela napas panjang.

"Tenang dulu, bocah."

"TENANG KEPALA LU!" Talia terus memukulnya.

Sial. Gadis ini tidak mendengar sama sekali.

Akhirnya, Damian memutuskan mengambil langkah ekstrim. Dalam satu gerakan cepat, ia menangkap kedua pergelangan tangan Talia dan mendorongnya ke bawah. Gadis itu terkejut dan kehilangan keseimbangan, jatuh telentang di tempat tidur dengan Damian menindihnya, kedua tangannya terkunci di atas kepalanya.

Suasana tiba-tiba berubah drastis.

Mata Talia membesar, napasnya tertahan. Damian bisa melihat bagaimana pipinya semakin merah, dan tubuhnya menegang di bawahnya.

"Kalau kau terus berteriak dan memukulku seperti itu, aku bisa saja benar-benar melakukan hal yang kau tuduhkan tadi," bisik Damian dengan nada rendah yang berbahaya.

Talia menelan ludah.

"K-kamu nggak akan berani ..."

Damian menaikkan sebelah alis.

"Kau yakin?"

Tatapannya semakin tajam, sementara wajah mereka hanya berjarak beberapa inci. Talia bisa mencium wangi khas Damian. perpaduan antara sabun, aftershave, dan aroma maskulin yang khas. Jantungnya berdegup tidak karuan.

"Aku sudah menahan diri dari semalam, saat kau menggigit bibirku." lanjut pria itu lagi sontak membuat Talia membelalak kaget.

"Aku, gigit bibir kamu?! Nggak, nggak mungkin." seru Talia. Ia ingin bergerak tetapi pergelangan tangannya masih di pegang kuat oleh Damian, membuatnya tidak dapat bergerak dengan bebas.

"Ya, kau lupa? Kau mengira bibirku apel dan kau memakannya."

Mata Talia berkedip-kedip. Benarkah? Masa sih? Kenapa dia tidak sadar sama sekali? Gadis itu berpikir keras mencoba mengingat-ingat tetapi bukannya ingatan semalam yang ia dapat, kepalanya justru makin pusing.

"Kau mabuk berat semalam. Aku membawamu dari tempat karaoke ke kamar hotel tempat aku menginap. Jadi ini adalah kamarku, bukan kamarmu. Kau masih tidak ingat dengan semua drama yang kau lakukan semalam?" Damian menyadari dia berbicara jauh lebih panjang kali ini. Pandangannya tetap lurus ke Talia.

Talia terdiam. Matanya berkedip beberapa kali, mencoba memahami informasi yang baru saja ia terima.

"K-kamarmu?" suaranya melemah.

Damian mengangguk, masih menindihnya dengan kedua tangan terkunci di atas kepala. Pandangan Talia menyapu seluruh ruangan kamar itu. Benar, ini bukan kamarnya. Dia baru sadar. Kamar ini jauh lebih besar dari kamar hotel yang dia sewa.

Astaga, jadi semalam apa sudah dia lakukan?

Tenang Talia. Tenang. Ingat baik-baik. Semalam kamu berpisah dengan Lintang dan Casen, pergi ke tempat karaoke dan ...

Gadis itu tiba-tiba teringat kalau habis bernyanyi ia kehausan dan meminum air dari botol minum yang dia ambil secara random. Setelah itu kepalanya pusing. Ia keluar ingin pulang ke hotel, lalu bertemu dengan seorang laki-laki. Bukan Damian, laki-laki lain berkebangsaan Jepang. Saat laki-laki itu menarik tangannya hendak menawari membawanya pulang, Damian tiba-tiba muncul.

Oh iya! Benar. Dia baru ingat sekarang.

Talia kembali menatap laki-laki yang masih menindihnya itu. Mereka saling bertatapan lama. Lalu Talia menampilkan senyum malunya.

"Heheh, jadi kamu tidak ngapa-ngapain aku? Aku masih perawan kan?" Ia bertanya memastikan.

Damian mendengus.

"Kalaupun aku ingin melakukannya, aku akan melakukan saat kau sadar." ucapnya, tatapannya begitu intens dan berbahaya.

Talia melotot. Wajahnya bersemu merah karena malu. Ia segera mendorong dada Damian dengan wajah merona, berusaha melepaskan diri dari posisi yang sangat memalukan ini.

"Minggir! Berat tahu, kamu kayak gorila!" gerutunya dengan nada setengah kesal, setengah malu.

Damian justru tersenyum miring, jelas menikmati ekspresi panik gadis itu.

"Kau yakin sudah tidak mau menuduhku macam-macam lagi" tanyanya, masih tetap di atas Talia, enggan bergerak. Jelaslah enggan bergerak, karena dia menikmati momen ini.

Talia yang merasa terpojok karena tidak bisa bergerak bebas dengan kedua tangannya yang masih di genggam Damian di atas kepalanya, akhirnya mengangkat kepala, ingin mendorong pria itu dengan kepalanya, namun yang tidak dia sangka-sangka malah terjadi. Bukannya berhasil mendorong Damian, bibirnya malah menempel dengan bibir itu itu.

Jantung Talia rasanya mau berhenti berdetak saat ini juga.

Damian membeku. Begitu pula Talia. Waktu terasa berhenti saat bibir mereka bersentuhan, hanya sekejap, tapi cukup untuk membuat kepala Talia meledak karena rasa malu.

Matanya melebar, sementara Damian justru terdiam dengan ekspresi tak terbaca. Lelaki itu seolah sedang mencerna apa yang baru saja terjadi. Semalam ia memang mencium Talia lebih dari sekadar menempel seperti ini. Tetapi tetap saja kejadian yang terjadi pagi ini membuat dia membeku karena tegang.

Lalu, seolah baru tersadar, Talia buru-buru menjauhkan kepalanya. Wajahnya merah padam, sedangkan jantungnya masih berdetak begitu kencang, seakan-akan baru lari marathon.

"A- Aku nggak sengaja!" seru Talia tergagap.

Damian menatapnya dalam diam selama beberapa detik, lalu tiba-tiba bibirnya melengkung membentuk senyuman miring yang berbahaya.

"Oh? Tidak sengaja? Tapi tadi kau cukup lama di sana."

"Lama apanya? Itu cuma tiga detik!" Talia memprotes dengan suara yang lebih tinggi dari seharusnya.

Damian tertawa kecil, suaranya berat dan menggoda.

"Tentu saja, nona fales. Aku percaya." Namun dari ekspresinya, jelas sekali bahwa dia sama sekali tidak percaya.

Talia semakin panik. Dia harus segera keluar dari posisi ini, atau kepalanya benar-benar akan meledak karena malu.

"Minggir!" rengeknya sambil menggeliat.

Tapi Damian justru menatapnya lebih dalam.

"Bagaimana kalau aku tidak mau?"

Talia menegang.

"H-hah?"

"Aku baru saja diserang habis-habisan pagi-pagi begini, dituduh macam-macam, dan sekarang aku yang harus minggir?" Damian mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, membuat Talia semakin menempel ke kasur.

"Aku rasa aku punya hak untuk sedikit balas dendam."

Talia menelan ludah.

"Damian, jangan bercanda …"

"Aku tidak bercanda," gumamnya dengan suara rendah, nyaris seperti bisikan.

"Kau tadi menuduhku melakukan hal yang tidak-tidak, dan sekarang kau malah menciumku lebih dulu. Apa itu adil?"

"Aku kan nggak sengaja!" protes Talia, tapi suaranya semakin melemah karena tatapan Damian yang terlalu intens.

Damian memiringkan kepalanya sedikit, seakan mempertimbangkan sesuatu.

"Baiklah, kalau kau merasa tidak adil, bagaimana kalau kita buat impas?"

Talia mengerutkan kening.

"I-Impas?"

Tanpa peringatan, Damian menurunkan wajahnya. Sebelum Talia sempat memproses apa yang terjadi, bibir pria itu menyentuh pipinya, tepat di bawah sudut bibirnya.

Talia membeku. Matanya membelalak seperti baru melihat hantu. Damian menciumnya?

1
mery harwati
Dan pada saat ngajarin tusuk menusuk di depan mata, telponlah Ethan menayakan apakah Kara nakal selama di rumah Matt 😛 wkwk auto ngiler kepala bawah Matt karena berdenyut denyut 🤣
nia maryana
Om Matt.. Berani ngajarin kara.. Ga takut sama unclenya
nia maryana
🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣Kasian om Matt kara...
nia maryana
🤣🤣🤣🤣
Momz Haikal Sandhika
om matt jangan langsung ke inti nya ya,,, belajar pemanasan nya aja,biar kata ga terlalu penasaran🤣🤣
nia maryana
🤣🤣Ampuuunn deh kara santan
Zaujatu Poer
🤣🤣🤣 dunia maya aja ini, ada anak gen Z tapi polos. dunia nyata keknya sudah gda deh 🙏😄
hl
gimana santan masih penasaran gak pelajaran biologinya🤣🤣🤣
nia maryana
Om Matt.. Kamu bisa
Helen@Ellen@Len'z
oh tidak🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Vie
nah lo kaget dan juga takut kan lo... makanya tidak baik terlalu meeasa penasaran dan terlalu ingin tau tentang seauatu... padahal matt juga hazel sudah pernah bilang bahwa itu adegan dewasa bagi yang sudah menikah... tapi kamu tetep aja ngeyel....🤭🤭🤭
Miss Typo
kok aku mlh kepikiran Kara saat nanti ketemu Hazel, apakah dia akan menceritakan semua yg dilakukan Matt padanya? jangan sampai cerita sm temen2 cowok 😁
Joel
wah Om Matt ngajarinnya totalitas banget,, kaya ny sampe meresapi banget itu. awas om nanti bisa dibogem sama om ny kara loh...🤣🤣
Vie
dan itu akan segera terwujud... 🤭🤭🤭
ardiana dili
lanjut
Dwi Winarni Wina
Awaaas om matt jgn sampai kebablasan katanya hanya melakukan pemanasan aja,
biar santen kara tidak penasaran😀🤭

om matt jgn mengambil kesempatan dalam kesempitan, dasar sangat polos dan lugu nanti merasakan keenakan ketagihan lagi minta sm om matt🤣🤣🤭

santen kara hanya pasrah aja dan penasaran bagaimana enaknya ditusuk depan dan belakang....

Ethan akan ngamuk nanti keponakan kesayangan kamu lecehkan, ethan sangat percaya sm matt menitipkan kara bisa menjaga dan melindunginya....

kara lg belajar ilmu biologi sm om matt tp langsung dipraktekan🤣🤣🤣 biar kara lebih dewasa lagi....

matt tahu resikonya nanti belakangan menghadapi ethan, biar sikara gak penasaran aja takutnya nanti minta diajarin sm damon tmn sekolahnya...

matt tidak rela klo sampai kara minta bekajar sm damon, takutnya damon sampai kebeblasan bilang aja cemburu om matt🤣🤣🤣
Ilfa Yarni
paling ditusuk pake jari
sibung
Waduhhhhhh
ari sachio
kekny si kara bakl jd talia ke 2😁😁😁
ari sachio
ethannnnnnnn....ponakanmu ......😱😱😱😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!