Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Suasana malam ini tampak hening, selesai Zahra memasak dan menata masakannya diatas meja makan yang sedari tadi Alfa sudah berada disana.
"Silahkan dimakan tuan," Ucap Zahra kemudian pergi, namun tangannya ditarik oleh Alfa.
"Kamu duduk disini temani saya makan," Pinta Alfa.
"Maaf saya tidak lapar tuan," Ucap gadis berambut coklat itu.
Alfa yang mendapat penolakan dari Zahra segera bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh kecil gadis itu.
"Tolong maafkan saya?" Ucap Alfa yang dengan nada memohon.
"Saya tidak sadar dengan ucapan saya barusan, karena saya terkejut kamu telah memakai baju punya kekasih saya yang sudah meninggal 5 tahun yang lalu, dia sudah tiada karena sakit, dan membuat saya nggak terima jika ada seseorang memakainya." Ucapnya lagi.
Namun Zahra masih terdiam terpaku tak menjawabnya sampai akhirnya Alfa yang menyadari aksinya sendiri melepaskan pelukannya dari Zahra.
"Ma-aaf," Ucapn Alfa kembali gugup.
Zahra mengangguk pelan seraya tersenyum tipis.
"Kenapa aku merasa tenang berada dipelukannya?" Batin Zahra.
"Kenapa gua setakut ini kalau dia marah." Batin Alfa.
"Tuan makan ya?" Pinta Zahra.
"Kamu juga makan temenin saya." Kata Alfa.
"Nanti saja tuan, rasanya tidak pantas jika seorang pembantu duduk di meja yang sama dengan tuannya." Ujar Zahra.
"Duduk atau saya cium," Ucap Alfa mengancam gadis itu yang membuat Zahra bergidik ngeri.
Kini mereka berdua menikmati makan malam, terasa hening, hanya ada suara denting sendok dan garpu, dan Zahra pun sudah memaafkan kesalahan Alfa.
Kini mereka sudah berada dikamar masing-masing. Alfa teringat jika Zahra e singapura tak membawa pakaian satupun, dengan cepat Alfa mengambil ponselnya yang berada di nakas dan menghubungi sang asisten.
"Roy, besok pagi antar baju untuk Zahra," pinta Alfa.
"Baik tuan." Jawab Alfa. Kemudian panggilan mereka sudah berakhir.
***
Keesokan harinya.
Seperti pagi sebelumnya Zahra selalu bangun lebih awal karena kebiasaannya waktu dikampung dan karena sebuah tanggung jawab seorang muslim, selesai atas shalat subuh, Zahra bergegas pergi ke dapur untuk memasak, dia segera membuka lemari es berukuran besar itu untuk mencari sesuatu yang akan dia masak. Setengah jam Zahra bergelut dengan perdapuran akhirnya dia telah menyelesaikannya.
"Sudah beres waktunya mandi." Ucapnya.
Tak lama Alfa bangun dari tidurnya, ia pun bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri, tak lama pria berhidung mancung itu keluar kamar, dia seperti mencari sesuatu.
"Zahra udah bangun belum ya?" Gumamnya sambil celingukan. Namun ketika menuju dapur ia disuguhkan dengan harum wangi masakan.
"Wah rupanya dia sudah bangun, tapi dimana dia," gumam Alfa lirih.
Tak lama Zahra keluar dari kamar dengan rambut yang setengah basah, Alfa yang melihatnya lagi-lagi dibuat terkesima dengan penampilan Zahra yang khas selesai mandi. Sedang pakaiannya memakai dress di atas lutut dan lengannya pendek menambah kecantikannya.
"Tuan, ma-aafin saya karna saya memakai baju kekasih tuan lagi karena baju semalam yang saya pakai sudah bau," Ucap Zahra sedikit menunduk.
"Jangan mintak maaf, seharusnya saya yang meminta maaf ke kamu karena gara-gara saya kamu jadi nggak membawa baju ganti kamu, tapi kamu jangan khawatir nanti Roy akan membawakan baju buat kamu," ucap Alfa.
"Untuk apa tuan mengajak saya kemari, bukankah saya ini adalah seorang pembantu, tugas saya juga untuk membersihkan rumah tuan saja?" Tanya Zahra bingung.
Alfa kebingungan menjawabnya, sebenarnya dia mengajak Zahra ikut ke singapore karena yang pertama Alfa menyukai gadis ini bukan cinta atau sayang melainkan Zahra sudah membuat mood bosster bagi Alfa, dan yang kedua masakan Zahra karena menurutnya lidahnya sudah cocok dengan masakan gadis desa itu yang rasanya bikin candu. Lamunan Alfa buyar saat mendengar panggilan dari Zahra yang membuanya terkejut.
"Tuan," panggil Zahra yang kedua kalinya.
"Ah maaf, saya mengajak kamu kemari karena sekalian saya ingin kamu membersihkan apartemen saya karena tempat ini sudah lama nggak saya tempati hanya saat saya sedang ada pekerjaan saja," Ucap Alfa berbohong.
Sedang Zahra menatap bosnya penuh curiga." Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu, sedangkan debu diapartemen secuil aja nggak ada," batinnya.
"Oh jadi begitu, baiklah tuan saya akan menyiapkan sarapan pagi untuk tuan," Ucap Zahra sembari pergi dari hadapan pria yang menurutnya aneh itu.
Alfa hanya mengangguk pelan seraya tersenyum tipis menghilangkan kegugupannya.
Kini makanan sudah Zahra tata rapi diatas meja, kali ini Zahra memasak nasi goreng udang.
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan". Ucapnya. Namun lagi-lagi Alfa mencegahnya.
"Kamu temani saya makan, rasanya nggak enak kalau makan sendirian. Sedangkan disini ada kamu," ucap Alfa.
"Tapi saya kan cuma..". Belum selesai ucapan Zahra sudah Alfa memotongnya.
"Saya tidak mau ada alasan apapun dan saya tidak suka makan sendirian." Tegasnya dan Zahra mengangguk patuh lalu menuruti permintaan Alfa.
Setelah Alfa mengambil nasi goreng buatan satu Zahra satu suapan membuat dia langsung nagih sampai habis, sedang Zahra terkejut selahap itu tuannya sedang makanan yang ada dipiringnya saja belum habis.
"Tuan laper?" tanya Zahra.
"Eh em iya lumayan, kamu belajar masak dimana?" Tanya Alfa.
"Saya belajar sendiri tuan, setiap hari saya selalu memasak untuk keluarga saya dikampung." jawab Zahra jujur.
Alfa hanya mengangguk-anggukkan
"Oh ya tuan, sampai kapan kita berada disini?" tanya Zahra.
"Nanti setelah saya selesai dengan pekerjaan saya baru kita pulang, apa kamu ingin jalan-jalan?"
"Sebenarnya pengen sih tuan, apalagi kan saya baru pertama kali ke sini. Tapi saya lagi pengen rebahan saja, rasanya tidak pernah sama sekali merasakan duduk santai tanpa memikirkan pekerjaan." Ucapnya.
"Yasadah kalau kamu pengen santai-santai sih silahkan," ujar Alfa.
Tak lama obrolan mereka putus saat ponsel Alfa berdering, di lihatnya nama penelpon adalah Roy dengan cepat Alfa mengangkatnya.
"Hallo tuan, saya sudah di depan pintu kamar tuan."
"Tunggu sebentar."
Saat Alfa ingin beranjak dari kursinya, Zahra terlebih dahulu mencegah bosnya itu.
"Tuan biar saya saja yang membukakan pintunya," ucap Zahra, tadi ia tak sengaja mendengar ucapan Roy didalam sambungan telepon Alfa.
Alfa hanya mengangguk singkat, Zahra pun beranjak dari sana untuk membukakan pintu.
"Tuan ini baju untuk nona Zahra," Ucap Roy sembari memberikan kantong berwarna coklat itu.
"Ambillah itu untuk kamu," Ucap Alfa kepada Zahra.
"Terimakasih tuan," Ucap Zahra.
"Kalau begitu saya berangkat dulu," Ucap Alfa.
Setelah kepergian Alfa, Zahra mengambil ponselnya dilihatnya banyak sekali panggilan dan pesan dari Acha. Dengan cepat Zahra menelpon sahabatnya itu.
"Hallo Cha, maaf aku tadi sibuk banget banyak kerjaan."
"Iya gapapa kok Ra santai aja, tadi gua ke kosan Lo niatnya pengen ngajak jalan-jalan. Tapi kata ibu kosan Lo, Lo nggak pulang. Lo emangnya kemana Ra, ada masalah?" membuat Zahra terkejut dan bingung harus ngomong apa ke sahabatnya itu.
"Anu Cha aku-" belum selesai ucapan Zahra namun tiba-tiba suara laki-laki memanggilnya.
"Zahra."
*Deg*
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...