NovelToon NovelToon
Tangan Kasar Suamiku

Tangan Kasar Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:531.7k
Nilai: 4.6
Nama Author: Linda Pransiska Manalu

Laura, adalah seorang menantu yang harus menerima perlakuan kasar dari suami dan mertuanya.

Suaminya, Andre, kerap bertangan kasar padanya setiap kali ada masalah dalam rumah tangganya, yang dipicu oleh ulah mertua dan adik iparnya.

Hingga disuatu waktu kesabarannya habis. Laura membalaskan sakit hatinya akibat diselingkuhi oleh Andre. Laura menjual rumah mereka dan beberapa lahan tanah yang surat- suratnya dia temukan secara kebetulan di dalam laci. Lalu laura minggat bersama anak tunggalnya, Bobby.

Bagaimana kisah Laura di tempat baru? Juga Andre dan Ibunya sepeninggal Laura?

Yuk, kupas abis kisahnya dalam novel ini.
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab, 7. Akal bulus Andre.

"Janji yang kau semat, hanya sekedar pemanis mulut. Lidah tak bertulang, takkan patah saat berdusta.

Dan, sejak dustamu tersingkap perlahan hati melangkah jauh, menghilangkan bayang diri. Biarlah dustamu, terbawa angin dan tersibak oleh awan."

"Laura...!" teriakan Bu Maya memecah pagi yang masih berembun. Bu Maya heran, biasanya saat pagi begini Laura telah sibuk di dapur. Mengapa juga menantu sialan itu masih berkurung dikamarnya.

Tok!

Tok!

Tok!

Bu Maya menggedor pintu kamar putranya. Yang muncul malah Andre, dengan mata berat dan menguap panjang.

"Ada apa sih, Bu. Pagi-pagi sudah berisik!" ucap Andre seraya mengusap matanya yang berat.

"Mana istri kamu, kenapa belum juga bangun dan sibuk di dapur."

"Alah, Ibu. Sekali-sekali ibu yang masak kenapa sih. Luna aja yang ibu bangunkan buat masak."

"Ya, ampun Andre, kamu ini kenapa? Bisa-bisanya kamu suruh ibu yang mengurus dapur. Kamu itu kesambet apa, semalam." Bu Maya menatap tajam putranya sekaligus heran.

"Aku tidak apa-apa, Bu. Tapi mulai hari ini, sebaiknya ibu gantian yang mengurus dapur."

"Durhaka kamu sama ibu ya, Andre. Tega kamu menyuruh ibu yang mengurus dapur."

"Bu, selama ini juga, Laura yang lakukan. Mulai hari ini, Laura akan ikut mengurus, kafe."

"Kamu ini kenapa sih, Andre? Jangan membuat ibu bingung," Bu Maya masih shock mendengar setiap kata yang keluar dari mulut, Andre.

Bagaimana bisa putranya mendadak takut dan patuh pada istrinya.

"Ibu, 'kan bisa minta bantuan, Irina. Tamu benalu itu harusnya tau diri juga, Bu. Jangan seenaknya seolah jadi bos dirumah orang," celetuk Laura dari belakang Andre.

Mata Bu Maya membulat, menentang Laura. Lalu beralih ke Andre, mohon penjelasan apa yang telah terjadi sebenarnya. Tapi Andre melengos. Pura-pura tidak paham apa yang maksud pandangan ibunya.

"Andre! Apa-apaan ini?"

"Sudahlah, Bu. Tidak ada salahnya Ibu dengar ucapan Laura. Aku mau lanjut lagi tidur, Bu." Andre menutup pintu kembali. Membuat Bu Maya bengong.

Bukan hanya Bu Maya yang heran. Irina yang tanpa sengaja mendengar perbantahan antara ibu dan anak itu, juga kaget. Karena Andre lebih menuruti Laura ketimbang ibunya sendiri.

"Ada apa, Bu?" tanya Irina saat Bu Maya melintas didepan kamarnya.

"Eh, Irina. Kamu sudah bangun, ya. Kebetulan sekali, bantu ibu memasak, ya. Entah kenapa, Laura mogok memasak. Anehnya, Andre malah membela istrinya itu," sungut Bu Maya tidak dapat menahan kekesalan hatinya.

"Maaf ya, Bu. Irina juga tidak bisa bantu, Ibu." ucap Irina. Irina paling malas berurusan dengan dapur.

"Tidak apa-apa, biar ibu saja," Bu Maya segera berlalu dengan hati dongkol. Bu Maya tidak menduga kalau Irina menolak membantunya.

Menyesal juga ujung- ujungnya mengundang Irina ke rumahnya. Kalau bukan karena ingin menyakiti menantunya, Bu Maya tidak akan mengundangnya ke rumah.

Yang paling buat kesal, kenapa Andre tiba-tiba saja berubah dan membela istrinya.

Apa pula maksud Andre, mulai hari ini, Laura akan ikut mengelola kafe? Hei, itu berarti Laura akan ikut Andre bekerja.

Astaga! Apa sih maksud menantunya itu. Apakah Laura juga akan memegang kendali keuangan di rumah ini? Kenapa Andre bisa menurut begitu saja. Apa sebenarnya rencana Andre, membela istrinya?

Bu Maya benar-benar pusing, akan ulah Andre yang diluar dugaannya.

Saat di meja makan.

Semua berkumpul untuk sarapan. Tidak terkecuali Irina. Dengan pongahnya dia duduk didekat Andre. Mengambil piring dan menyendokkan nasi kepiringnya berserta lauknya. Memberikannya ke Andre, dengan senyum yang sengaja dibuat menggoda

Laura hanya diam melihat tingkah, Irina. Laura yang sedang menyuapi Bobby, makan. Membiarkan saja sejauh mana Irina akan bertindak.

"Maaf, biar Laura saja yang mengambil nasiku." Tolak Andre seraya mendorong piring itu dari depannya. Irina cemberut atas penolakan itu. Bu Maya, juga tidak menyangka Andre, menolak.

"Kamu kenapa sih, Dre. Laura 'kan lagi menyuapi, Bobby. Kok malah ditolak nasi dari Irina."

"Biar Laura saja yang buatkan, Bu. Iya 'kan sayang," ucap Andre lembut dan memamerkan senyumnya sehingga wajah tampannya makin bersinar.

Bu Maya sampai bengong melihat Andre. Belum pernah dia melihat putranya tersenyum semanis itu pada Laura.

Tapi, Laura hanya bersikap biasa saja, menanggapi Andre. Laura menyendokkan nasi beserta lauknya ke piring, Andre.

"Makasih ya, sayang."

"Iya, sama-sama."

Melihat kemesraan yang sengaja dipamerkan oleh, Andre. Mau tak mau, membuat hati Irina panas seolah terpanggang.

Baru semalam dia dan Andre berbagi hasrat, tetiba pagi ini sikap Andre berubah dingin. Bahkan menolak nasi yang dia tawarkan. Sementara sikapnya pada Laura, istri yang tak di anggap itu malah berubah mesra.

"Andre, uang bulanan untuk keperluan dapur, sepertinya kamu lupa ya, mengasihnya sama Ibu." Bu Maya mengingatkan Andre, karena biasanya Andre memberikan setiap pertengahan bulan.

"Maaf Bu, sudah aku serahkan pada Laura. Ini untuk sekedar pegangan ibu, saja." Andre menyerahkan amplop berwarna coklat.

Bu Maya kembali terkejut oleh ucapan Andre. Bu Maya membuka amplop coklat itu dan melihat uang didalamnya.

"Hanya segini, Andre?" beliak Bu Maya dengan suara tertahan.

"Iya, Bu. Itu sudah lebih dari cukup. Hanya sebagai pegangan untuk ibu." Andre menjelaskan. Namun, Bu Maya tidak terima perlakuan putranya itu.

"Kamu setega itu pada Ibu, Dre? Apa yang telah istrimu itu lakukan sehingga kamu berubah dalam semalam!" ucap Bu Maya setengah menjerit.

"Oh, ibu mau tau, ya? Apa perlu aku jelaskan juga?" ucap Laura datar.

"Cukup, Laura. Kamu tidak perlu lakukan itu, atau perjanjian kita batal." cegah Andre agar Laura tidak membuka rahasianya semalam.

"Baiklah, sikapku tergantung kalian memperlakukan aku. Selebihnya terserah."

"Tunggu dulu! Ada apa dengan kalian? Apa maksudnya perjanjian, kalian membuat perjanjian apa?" tuntut Bu Maya heran sekaligus bingung.

"Jika aku dan Andre bercerai atau Andre menceraikan aku. Rumah dan kepemilikan kafe mutlak milikku. Jadi, Bu, mulai dari sekarang berhentilah untuk mengacau rumah tanggaku. Jika tidak. Ah, sebaiknya untuk point selajutnya biar Andre saja yang menjelaskan pada, Ibu." ucap Laura datar.

Wajah Bu Maya berubah pias, beliau begitu kaget mendengar ucapan Laura.

"Apa betul begitu, Andre?" delik Bu Maya menatap tajam ke arah putranya. Berharap apa yang dibilang Laura adalah bohong.

Setaunya, kafe itu adalah milik putranya. Karena memang dialah yang merintisnya dari nol. Siapa sangka ternyata Andre dan menantunya memiliki perjanjian itu.

Kenapa Andre tidak pernah cerita selama ini?

"Tidak, Dre. Kamu pasti bohong dengan perjanjian itu. Bagaimana kamu bisa ditipu oleh istrimu yang kampungan itu!

Kamu ceraikan saja dia, Dre!" ucap Bu Maya kalap.

"Cukup Bu, Ibu harus tahan semua ucapan, Ibu. Jangan memperkeruh masalah Bu." Andre berucap tegas. Bu Maya hanya bisa melotot. Benar-benar tidak bisa menerima setiap ucapan Andre. *****

1
Savitri Eka Qodri
Luar biasa
Linda pransiska manalu: makasih dukungannya ya bund.
total 1 replies
Henny Anggraini
Kecewa
Linda pransiska manalu: saya ingin membaca tulisan anda, serta menilai kelayakannya. baper ya dengan isi novel ini, bu.
total 1 replies
Henny Anggraini
Buruk
Linda pransiska manalu: niat sekali ya bu, mau menjatuhkan tulisan saya. skip saja gak usah baca apa lagi memberikan penilaian yang tujuannya merusak nilai tulisan saya.
total 1 replies
Dede Bleher
fobia itu bisa di lawan.
krna putra temanku jg fobia pesawat.
tp istrinya maksa naik pesawat tujuan USA🤣🤣🤣.
akhirnya dia nyerah ikutin istrinya.
malah sekarang dia ingin terbang terus.
setelah berhasil melawan fobianya
Junita Lempoi
bagus ceritanya thor
Linda pransiska manalu: makasih bund.
total 1 replies
Che Uji
Di lain waktu , bukti sekecil apa pun itu , Cuba dihapuskan ..
Rita Nurleni
Biasa
Rita Nurleni
Buruk
Sri Muryati
Luar biasa
Irene
oke ceritanya
Elok Pratiwi
Luar biasa
martina melati
terima kasih thor atas karyany
martina melati
koq main pukul aja sih...
martina melati
kdrt nih
Heny
Good laura
Ruzita Ismail
Luar biasa
Elmynovita Novita
bagus dan menarik
Erlinda
kau yg bodoh laura.udah tau suami.meryua dan adik ipar mu itu parasit dan berhati iblis masih aja di pertahan kan karna cinta. ?..makan tuh cinta biar hidup mu makin menderita....bodoh kok dipiara.. jujur Thor aq paling ga suka lelaki yg suka main tangan sama istri nya..
guntur 1609
rasain kaunandre
Jumiah
haaaa haaaaa,kapok ...
anak orang tua sma kkejam x ...
wanita baik baik ,mna ad mau tidur sma suami orang ...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!