Arisha, gadis yang tidak pernah merasakan kebahagiaan setelah orang tuanya berpisah.
Tak disangka, takdir membawanya bertemu shean. Pria yang ditinggal istrinya setelah melahirkan putranya..
Demi biaya operasi ibunya, risha terpaksa menerima tawaran shean untuk menjadi ibu sambung dari putranya yang hanya menginginkan gadis itu..
Mampukah Risha menjalani peran Seorang ibu untuk Archie, dan menjadi istri kontrak untuk shean?...
Happy reading...
Tinggalkan jejak berupa Like komen jika suka dengan cerita ini. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Keindahan Tak Nyata
Anja berjalan menggendong Archie, karena anak itu tak mau didorong di Stoller. Risha sudah memilih beberapa baju untuk putranya
"Risha..."
Sebuah panggilan yang begitu risha hafal suaranya. Wanita itu lantas menoleh kebelakang dan mendapati Seorang pria berdiri dibelakangnya.
"Hai..." Sapa Jaxton.
Risha terlihat Gusar dengan kedatangan pria itu yang tiba-tiba saja. Beberapakali mereka bertemu walau tanpa sengaja, ternyata Shean mengetahuinya. Risha tak ingin membuat suaminya marah, tapi juga tak enak hati dengan Jaxton.
"Hai, juga..." Jawabnya akhirnya. Matanya melihat kanan kiri, Mencari Anja yang hilang dari pandangannya. Namun matanya kembali melihat ART itu sedang melihat-lihat Manekin.
"Kamu, disini jax?" Tanya Risha. Mengapa selalu kebetulan mereka dipertemukan, Hati Risha tak tenang memikirkan Shean yang bisa saja mengetahuinya.
"Sebenarnya mau mencari beberapa baju, tapi tidak sengaja melihatmu disini. Kau sedang apa?"
"Mencari angin segar."
Jaxton mengangguk menanggapi. Walaupun Jaxton tahu, dari sikap Risha yang terlihat Gusar tak tenang, setidaknya Risha masih mau mengobrol sebentar dengannya.
"Bulan depan aku akan Kembali..." Ujar Jaxton Tiba-tiba.
"Bulan, depan?" Risha memperjelas pendengarnya.
Jaxton mengangguk. "Kamu tidak ingin kembali ke Sydney...?"
Risha Tertegun mendengar Negara kelahirannya yang disebut. Kembali Kesana, tentu adalah keinginannya. Namun sekarang, rasanya masih tidak mungkin. Mungkin seteleh Kontrak pernikahannya dengan Shean habis, baru dia akan kembali bersama ibu dan angga.
"Nanti aku akan kesana. Tapi tidak sekarang.."
"Ya aku paham. Kamu juga tidak mungkin, Meninggalkan Suami dan putramu kan?" Jaxton menatap Risha penuh misteri. Kata-katanya seperti mengisyaratkan sesuatu.
Risha tersenyum hambar. Putra? Putra siapa? Seteleh Dia pergi, Maka Archie bukan putranya lagi. Shean itu tidak adil, Mengapa melarangnya menemui Archie seteleh Mereka berpisah.
..._***_...
Mungkin ini egois, namun bisakah aku memilikimu dengan cinta seutuhnya? Bukan hanya sekedar menjadi Ibu Untuk putramu...
Risha tersenyum Kecut Ketika kembali membaca Question yang ditulis dibuku Catatannya. Risha sadar dia siapa. Namun mengapa hatinya tak bisa berfikir secara logika untuk memikirkan kembali Labuhan Pertama yang dianggap salah oleh hatinya. Risha benci perasaan ini.
Diliriknya Pria yang sudah merenggut segalanya dari hidupnya. Pria itu tidur miring menghadapnya, sedangkan Archie tidur di ranjang yang sudah disiapkan Khusus untuknya.
Risha Tersenyum membelai Rambut Hitam Suaminya. 1 tahun lagi, Maka Pernikahannya akan kandas. Bagaimana akhir kisahnya nanti?
Risha menundukkan sedikit kepalanya dan mendaratkan Bibirnya dikening Shean.
"Bolehkan aku egois, Shean? Aku ingin kamu Selamanya..." Ucap Risha dalam hati. Namun Keinginannya itu hanyalah akan menjadi sebuah Mimpi yang tersimpan diangan terbesarnya.
Risha memperbaiki posisinya, saat hendak beranjak dari ranjang. Sebuah tangan menariknya membuat Risha ambruk diatas tubuh kekar itu. Seper sekian detik, Risha dibuat Terkejut oleh Shean yang ternyata Belum tidur. Netra coklat Risha bertemu dengan Netra hitam shean, membuat keduanya Diam dengan rasa kagum dalam Hati masing-masing.
"Berani ya, mengganggu tidurku?" Ujar Shean menyadarkan Risha yang masih menatap Suaminya. Risha hendak bangun, namun Tangan Pria itu masih Menahannya melingkari Pinggangnya.
"Shean lepas..." Risha Memberontak berusaha melepaskan diri dari cengkraman Shean. Namun pria itu tak bergeming justru semakin Mengeratkan diri.
"Sepertinya kamu sangat tidak sabar ya, sayang. Mengulang yang waktu itu..." Shean mengedipkan Sebelah matanya, Membuat bulu kuduk risha meremang seketika.
"Sheaann..." Risha berteriak ketika Shean membalikkan tubuhnya dan kini dibawah kungkungan pria itu. Risha menahan Dada Shean yang semakin menunduk kebawah, namun Shean tidak benar-benar menjatuhkan tubuhnya diatasnya. Tangannya ditekuk disisi Kepala Risha sebagai penumpu berat badannya.
Shean menundukkan kepalanya, mengecup Bibir Semanis madu yang membuatnya candu. Kemudian merambat kehidung, kedua mata dan kening istrinya.
Risha merasakan geli ketika Kumis-kumis tipis yang mulai tumbuh menyentuh kulit wajah halusnya. Bukannya menghentikan Aksinya, Shean semakin gencar Menggoda Istri cantiknya.
"Shean..." Risha mencubit pelan Dada bidang yang tertutup Kaos tipis warna Hitam itu. Karena seteleh Shean mandi, pria itu langsung Tidur nyenyak karena kecapekan.
"Boleh, ya..." Tangan Shean sudah mulai nakal bergeliyaran Masuk menyusup ke Piyama dres kancing yang dipakai Istrinya.
Risha merasakan aliran darah dalam tubuhnya meningkat ketika Sebagai tubuhnya seperti baru saja tersengat listrik. Risha meringis pelan seiring Cengkraman Tangan shean disalah satu Buah terlarangnya. Risha membuka matanya menatap pria yang memberikannya Rasa Aneh namun candu yang menjalar ke Seluruh tubuhnya.
Melihat wajah Shean yang sudah Dipenuhi kabut Gairah dan penuh Permohonan, membuat Risha tak kuasa menolak. Apalagi Dibawah sana, Risha merasakan sesuatu yang janggal yang menyentuh pahanya. Risha menelan Ludahnya ketika mengingat kembali, Benda asing yang pertama Merobohkan pertahanannya sebagai seorang gadis.
Hingga lamunannya tersadar, ketika Shean sudah mengambil Ancang-ancan untuk menyatukan kembali bukti cinta mereka. Risha dibuat Tak berdaya oleh sentuhan Tangan yang membuatnya tak sadar, kapan bajunya tertanggal? Dan tubuhnya sudah panas dingin tak karuan. begitu pula pria diatasnya. Risha memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya, kuku-kukunya menancap dikedua bahu Shean seiring hentakan yang membuat tubuhnya seperti terbelah dua. Shean mengalihkan Rasa sakit yang masih terlihat diwajah Wanita dibawahnya dengan cara memainkan Buah Da danya. Risha mulai terbiasa dengan Rasa yang menguasai Dirinya.
Shean semakin menenggelamkan Pusat tubuhnya sedalam mungkin saat merasakan Bukti kebanggaannya berkedut butuh pelepasan segera. Hingga erangan Kuat keluar dari mulutnya begitu pula Risha yang semakin erat memeluk tubuh Kekar suaminya.
Shean Menjatuhkan tubuhnya diatas Tubuh Istrinya dengan bertumpu tangan agar tak menimpa Tubuh yang tak seberapa dibandingkan tubuhnya. Nafas keduanya naik turun seteleh selesai menuntaskan Hasrat yang beberapa hari terpendam. Risha memejamkan matanya ketika Rasa ngantuk dan Lelah sudah menguasainya.
"Capek?" Lirih Shean bertanya sembari mengusap keringat dikening Perempuan dibawahnya.
Risha hanya membalas dengan anggukan kecil. Tubuhnya benar-benar lelah, dan matanya sudah ngantuk berat. Dia butuh istirahat dan terbang kealam Mimpinya segera.
Shean menjatuhkan tubuhnya disamping Istrinya, dan menarik Risha kedalam pelukannya. Membawanya Bersama Menuju alam Keindahan tak nyata.
Pukul 6 pagi.
Risha sudah rapi dengan dress pink selutut motif bunga-bunga mawar Merah. Dres yang dibelikan Shean beberapa bulan lalu, salah satunya. Sangking banyaknya yang dibeli, Risha sampai baru sempet mencoba yang terakhir itu hari ini. Rambutnya yang sudah kering dibiarkan tergerai menutupi lehernya yang tertinggal beberapa jejak percintaannya semalam. Risha meneliti Penampilannya kembali dikaca besar dikamarnya. Entah sudah berapa kali dia melihat tubuhnya mengenakan Dres itu dikaca.
"10 kalipun kamu mengaca, Hasilnya tetap sama.." Celetuk Shean yang baru masuk kedalam kamar seteleh dari ruang kerjanya.
"Kukira akan sedikit berubah gitu. Kan belum tentu seukuranku?"
Shean tertawa pelan memdengarnya. Walaupun sebenarnya memang tak tahu Size baju istrinya, namun Shena sudah bisa menebak. Dan tebakannya benar, kan?
Risha melangkah mendekati Suaminya yang berdiri menatapnya. kakinya berjinjit dan Tangannya Mengalungkan keleher Shean.
"Ayo jalan-jalan..." Pinta Risha. Hari minggu waktunya Ngetime, Shean kan bebas pekerjaan.
"Kemana? Mall?" Shean tersenyum menggoda.
"Beach!"
"Mall, sayang..."
"Beach...Ayo, aku sudah membayangkan Archie bermain pasir dan air disana. Pasti seru sekali..." Ucap Risha antusias.
Belum pergi saja risha sudah membayangkan sigembulnya memakai kemeja putih pendek, calana jeans Selutut dan topi Koboi. Kemudian berlari diatas Pasir mengejarnya. Ah, pasti seru sekali.
"Ayo Shean, ayo..." Rengek Risha Terus merayu. Shean tak kuasa melihat Wajah menggemaskan itu. Kecupan mendarat dipipi Kanan kiri Risha.
"Aku ganti baju dulu..."
*****
Bersambung...