Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10: Selamat?
Seorang wanita menggeliat di atas tempat tidurnya. Ia merasakan seluruh tubuhnya remuk. Wanita itu mencoba menggerakkan tubuhnya dengan susah payah. Perlahan ia membuka matanya yang sayup, wanita itu terpejam sebentar. Lalu matanya kembali terbuka, mengamati seisi kamar yang di tempatinya.
"Dimana aku?" batinnya. Ia mencoba bangkit dari tidurnya namun ia mengalami kesulitan. Satu tangannya sangat sulit digerakkan. Rasanya sangat sakit sekali.
"Astaga.. kenapa ini susah sekali," gumamnya. Seakan menyadari sesuatu, ia menyentuh wajahnya. Keningnya sepertinya di perban.
"Apa aku selamat dari kecelakaan itu?" ucapnya menatap kamar yang di tempatinya. Kalau dia selamat, lalu kenapa dia tidak ada di kamarnya atau di rumah sakit.
Gilda mengingat kembali saat dirinya mengalami kecelakaan setelah pergi dari kantor Frank. Karena marah dan kecewa, saat itu ia tidak fokus lagi untuk mengemudi. Ia menangis dan berteriak di sepanjang perjalanan. Ia bahkan tidak tahu tujuannya hendak kemana saat itu. Gilda tidak fokus, dengan kecepatan tinggi, hampir saja ia bertabrakan dengan mobil lain. Alih-alih ingin menghindar, dirinya malah menabrak pembatas jalan cukup keras hingga membuat mobilnya berguling. Seketika tempat itu menjadi kerumunan.
"Sepertinya Tuhan mendengar doa ku saat itu," gumam Gilda. Saat itu ia sudah mengira dirinya akan berakhir. Gilda meminta pada Tuhan agar nyawanya tidak diambil saat itu. Ia masih ingin hidup lebih lama.
Gilda mengingat kembali saat Frank datang bersama polisi. Frank masuk ke dalam mobil dan membantu Gilda keluar dari dalam mobil. Ia ingat kepalanya mengeluarkan darah yang banyak. penglihatannya kabur. Kepalanya seperti berputar-putar. Kata terakhir yang di dengarnya adalah saat Frank menangis, mengatakan padanya untuk tidak meninggalkannya, Frank bilang jika di sangat mencintainya.
Ceklek...
Gilda terkejut mendengar suara pintu terbuka.
Pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita berusia hampir 50 terlihat senang melihat nona nya sudah sadar.
"Nona... anda sudah sadar. Oh syukurlah.." ucap Doris menghampiri majikannya.
"Saya akan mengabari tuan Wilson dan nyonya dulu," ucapnya.
"Tunggu dulu," ucap Gilda.
"Bisakah kamu membantu ku, aku kesulitan untuk bangun," ucapnya. Doris lalu membantu Gilda bangun.
"Apa nona butuh sesuatu?" tanya Doris. Gilda lalu menggeleng.
"Saya ada di mana?" tanya Gilda menatap Doris yang terlihat mengerutkan kedua alisnya.
"Nona, anda baik-baik saja kan," ucap Doris khawatir.
"Nona ada di rumah, apa Nona tidak mengingat kamar ini? ini kamar Nona," kata Doris memberi penjelasan.
"Kamar ku? lalu kamu? apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya tidak percaya. Setahunya kamarnya tidak berwarna putih seperti ini. Dan pelayan di rumahnya juga bukan wanita paruh baya di depannya ini.
"Saya Doris, kepala pelayan di rumah ini. Nona Scarlett terjatuh dari tangga saat Nona hendak melakukan pemotretan. Nona Elizya yang membawa anda ke rumah sakit saat itu. Nona Elizya juga menggantikan anda melakukan pemotretan. Dua hari yang lalu nona sudah sadar dan dibawa pulang dari rumah sakit. Namun 3 jam yang lalu nona tiba-tiba pingsan," kata Doris.
Gilda tampak berpikir, dia kecelakaan di jalan bukan jatuh dari tangga. Dan wanita di depannya itu memanggilnya Scarlett. Bukankah namanya Gilda. Sebenarnya apa yang sudah terjadi. Kepalanya terasa sakit memikirkan semuanya.
"Apa mungkin seseorang menemukan ku, dan berencana untuk mengganti identitas ku seperti cerita-cerita di komik," batin Gilda mulai berpikiran yang aneh-aneh.
"Nona.. nona.. " panggil Doris saat menyadari Nona mudanya sedang melamun.
"Doris, aku ingin istirahat. Tolong tinggalkan aku sendiri," ucap Gilda. Doris yang melihat wajah majikannya yang terlihat lelah dan pucat akhirnya mengangguk.
"Baiklah Nona, anda istirahat dulu. Saya akan kembali lagi nanti," ucap Doris membantu Nonanya tidur kembali.
"Sepertinya Nona belum sadar sepenuhnya," batin Doris lalu pergi meninggalkan kamar majikannya.