NovelToon NovelToon
Jodoh Berawal Dari Mimpi

Jodoh Berawal Dari Mimpi

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:395.7k
Nilai: 4.5
Nama Author: Aisy Zahra

Reffan Satriya Bagaskara, CEO tampan yang memiliki segalanya untuk memikat wanita. Namun, sejak seorang gadis mengusik mimpinya hampir setiap hari membuat Reffan menjadikan gadis dalam mimpinya adalah tujuannya. Reffan sangat yakin dia akan menemukan gadis dalam mimpinya.
Tanpa diduga terjebak di dalam lift membuat Reffan bertemu dengan Safira Nadhifa Almaira. Reffan yang sangat bahagia sekaligus terkejut mendapati gadis dalam mimpinya hadir di depannyapun tak kuasa menahan lisannya,
“Safira…”
Tentu saja Safirapun terkejut namanya diucapkan oleh pria di depannya yang dia yakini tidak dikenalnya. Reffan yang mencari dan mengikuti keberadaan Safira di hotel miliknya harus melihat Bagas Aditama terang-terangan mendekati Safira.

Siapakah yang berhasil menjadikan Safira miliknya? Reffan yang suka memaksa atau Bagas yang selalu bertindak agresif?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hutang Safira

Safira diam terduduk di kursi belakang menunggu Reffan yang nampak berbicara dengan Bayu. Perasaannya campur aduk sekarang. Sebenarnya dia senang dan bersyukur karena Reffan datang menolongnya, dia sendiri tak sanggup membayangkan bagaimana akhir malam ini jika Reffan tak datang. Saat jilbab terlepas dari kepalanya dia mendadak gemetar tak bisa berpikir lagi apa yang harus dia lakukan selain berusaha menutupi auratnya yang terbuka.

Namun Safira juga malu pada Reffan karena auratnya sempat terbuka di hadapan Reffan dan laki-laki brandalan tadi. Safira merasa gagal melindungi dirinya, dia tak sanggup bertemu Reffan lagi. Safira masih melamun saat pintu kemudi dibanting dengan Reffan yang sudah duduk di belakang kemudi. Safira sampai beristighfar karena terkejut.

Safira menyandarkan punggungnya mencipta jarak terjauh dengan Reffan. Dia sungguh tak berani walau sekedar menatap punggung Reffan. Di dalam hatinya dia bertanya-tanya kenapa Reffan yang duduk di kursi kemudi. Safira sungguh cemas hanya berdua dengan Reffan. Tangannya saling meremas dengan kepala yang terus menunduk.

Saat mobil telah distarter, Safira memberanikan diri untuk bicara.

"Pak Reffan akan mengantar saya ke rumah kan?" Ucap Safira terbata.

"Kamu tidak lihat kondisimu? aku antar ke rumah sakit." Suaranya tegas.

"Jangan pak saya mohon, saya hanya ingin pulang sekarang."

"Kenapa kamu masih bisa membantah Safira. Kamu tidak menyadari kesalahan kamu."

"Justru karena saya tahu saya salah. Saya ingin pulang, saya tidak ingin bertemu pak Reffan lagi. Saya malu, saya bukan wanita yang bisa menjaga diri. Saya hanya ingin pulang saat ini."

"Apa maksud kamu tidak ingin bertemu denganku lagi?" Reffan dan Safira berbicara tanpa berhadapan. Safira melihat jari tangannya yang saling meremas sedangkan Reffan menatap lurus ke depan.

"Pak, saya rasa rencana pernikahan kita tidak perlu dilanjutkan."

"Kenapa?" Suara Reffan sudah mirip petir yang mengejutkan.

"Saya sudah gagal menjaga diri saya. Saya malu jilbab saya sudah tersingkap di hadapan orang lain yang tidak halal bagi saya." Dua butir airmata sudah lolos dari sudut netra Safira.

"Kamu egois sekali Safira. Semudah itu kamu akan pergi kamu anggap aku apa?" Kemudi sudah dipukul Reffan yang terdengar marah.

Safira sekuat tenaga menahan butir bening yang ingin mengalir dari sudut matanya mendengar Reffan mengatakan dia egois. Safira hanya ingin pergi dan melupakan kejadian tadi. Ini adalah pertama kali auratnya tersikap di hadapan laki-laki bukan muhrim dan itu membuat harga dirinya tidak utuh lagi.

"Terimakasih atas pertolongan anda Pak Reffan. Lebih baik saya pulang naik taxi saja." Air matanya tak tahu diri luruh di pipinya. Safira meraih handle pintu untuk keluar. Namun pintu sudah terkunci. Berulang kali dia berusaha membuka pintu berharap Reffan peka dan membiarkan dia pergi.

"Pak, tolong buka pintu!" Pinta Safira dengan suara yang sudah parau.

Reffan hanya terdiam, tangannya mencengkeram kemudi dengan kuat. Dia menarik nafas dalam lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Safira aku yang melihatmu tadi. Aku pastikan preman itu tak melihat sedikitpun, bajingan itu sudah keburu ambruk sebelum melihatmu. Aku yang melihat sebagian rambutmu tadi, aku juga yang melihat lehermu tadi. Bukankah aku harus bertanggung jawab sekarang?"

Wajah Safira memerah mendengar ucapan Reffan. Dia lega brandalan itu belum melihat dirinya. Tapi malu karena Reffan yang melihatnya.

"Aku akan menikahimu malam ini, kita ke rumah pak Salman sekarang."

"Apa?" Safira terkejut dengan perkataan Reffan "Tidak bisa begitu pak."

"Kenapa? aku harus segera bertanggung jawabkan karena melihatmu tadi. Jadi kita percepat saja pernikahan kita. Sekarang kita berangkat ke Yogya" Reffan berkata dengan santainya. Reffan sudah akan menjalankan mobilnya.

Safira menepuk-nepuk bagian belakang kursi Reffan.

"Tunggu pak. Saya mohon, jangan begini." Tangan Safira masih menepuk-nepuk kursi Reffan.

Reffan menghentikan mobilnya lagi.

"Jadi harus bagaimana? Sekarang atau sesuai rencana. Saya sama sekali tidak keberatan menikahimu lebih awal." Reffan sudah tersenyum penuh makna.

"Seperti rencana awal saja pak. Dan tolong jangan ceritakan kejadian ini pada orangtua saya. Besok orangtua dan adek saya akan ke Surabaya, tolong jangan katakan apapun tentang kejadian malam ini pada mereka."

"Sepertinya keluargamu perlu tahu tentang malam ini Safira." Reffan melirik Safira dari kaca spion.

"Saya mohon jangan pak. Saya tidak mau mereka kuatir."

"Saya minta bayaran untuk menutupi kejadian malam ini."

"Apa?" Safira terkejut, dia tidak menduga Reffan meminta sesuatu.

"Bagaimana apa kamu mau bayar?"

"Saya harus membayar berapa pak?" Safira terbata-bata menanyakannya. Pikirannya mulai tidak tenang.

"Saya tidak minta sekarang. Tapi kamu harus berjanji mau melakukannya."

"Melakukan apa?"

"Nanti aku akan kasih tahu. Janji dulu baru aku tidak akan membahas kejadian malam ini dengan keluargamu."

Safira terdiam, memperkirakan bayaran seperti apa yang diminta Reffan.

"Kamu tidak mau? Baiklah tidak apa-apa. Sebaiknya memang keluargamu tahukan?"

"Jangan pak. Iya saya mau." Dengan berat hati Safira menyetujui permintaan Reffan.

"Aku catat ya hutang kamu. Sewaktu-waktu aku akan menagihnya." Reffan berkata dengan nada tegas menahan senyum.

Apalagi yang dilakukan Safira selain diam.

"Sekarang ceritakan kejadian tadi, apa yang kamu lakukan di luar hingga malam?" Reffan ingin mendengar apa yang dilakukan Safira sepulang kerja. Walaupun sebenarnya dia tahu Safira kemana tadi.

"Tadi senior di tempat kerja mengundang traktiran di tempat karaoke dalam rangka hari ulang tahunnya. Saya tidak bisa menolak. Saya juga pulang duluan tadi, teman-teman masih di sana semua."

"Huh... Apa Bagas juga ada?" Tanya Reffan penasaran

"Tidak, dia tidak masuk kerja hari ini."

"Kenapa kamu perhatian sekali sampai tahu dia tidak masuk."

"Wajar kan pak saya memang sekantor dengannya, yang tidak wajar itu anda kenapa anda perhatian sekali menanyakan Pak Bagas?"

"Haha... Kamu sudah mulai pintar membalikkan kata-kata ya. Hem?" Reffan tertawa mendengar jawaban Safira. "Lalu kenapa tadi kamu bisa bertemu preman-preman itu?"

"Saya mengecek roda mobil karena terasa ada masalah. Saya terkejut saat melihat bagian roda yang sobek. Saat saya akan masuk ke dalam mobil, mereka menahan saya."

"Lalu? Kalian berkelahi?"

"Saya terpaksa, karena ingin melarikan diri dari mereka jadi mau tak mau saya harus menghadapi mereka. Sebenarnya apa mau mereka? mereka bahkan tidak merebut kunci atau meminta barang apapun dari saya."

"Itu artinya kamu tujuan mereka." Reffan mengeram marah.

Safira memeluk dirinya sendiri. Mendadak tubuhnya merinding mengingat kejadian tadi. Bagaimana jika Reffan tidak datang? Dia sendiri tak mau membayangkannya. "Kenapa mereka mengincarku?" Lirih suara gemetar Safira tapi masih bisa didengar Reffan.

Tak terasa mereka sudah berada di depan rumah Safira.

"Kamu tidak ingin turun? Mau ikut denganku?"

Safira yang memeluk tubuhnya terkejut tak menyadari sudah berada di depan rumah.

"Eh, tas saya. Saya melupakannya, tadi masih di mobil." Safira baru menyadari meninggalkan tas begitu saja tadi.

"Ini maksudmu?" Reffan menunjukkan tas milik Safira yang diambilnya dari bangku di sebelahnya.

"Ah iya terima kasih." Safira sangat senang melihat tasnya, hampir saja dia tidak bisa masuk rumah tadi.

Safira membuka gembok pagar, Reffan mengikuti di belakangnya. Kemudian membuka pintu pagar seluruhnya.

"Pak Reffan kenapa dibuka semua pagarnya?" Safira bertanya keheranan.

"Saya sedang menunggu Bayu. Jadi tidak papa kan saya masukkan mobil di halaman? Saya menunggu di mobil. Kamu masuk saja ke dalam."

"Maaf saya merepotkan, ini pasti karena mobil saya ya?" Safira berbicara sambil menunduk.

"Sudah masuk dan istirahatlah."

Safira buru-buru masuk. Dan menutup pintu dari dalam namun terhenti saat Reffan memanggilnya.

"Safira."

"Iya, ada apa pak?"

"Terimakasih sudah menjaga dirimu sebelum aku datang. Sekarang jangan pikirkan apapun, kamu hanya boleh memikirkanku."

Safira menatap Reffan sejenak, lalu menunduk lagi dan menutup pintu. "Assalamu'alaikum." Ucapnya malu-malu karena tiba-tiba pipinya menghangat.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Reffan tersenyum bahagia bisa melihat wajah merona pujaan hatinya.

1
ione
Luar biasa
Budhiarty Sayekti
Kecewa
etihajar
bego s safira MH gretsn ko y goblok
etihajar
ngomong SM suami bukan diem sj oon
etihajar
salah senditi so kuat orang MH bilang udh punya suami trs berhenti kerja pinter y tp oon
Mei Mei
Luar biasa
etihajar
heh Safira ke ank ank kecil lebay dikit2 kabur orang MH denger dulu penjelasan reffan
etihajar
tp shafira jgn so kuat kmu trblslu dingin SM reffsn sifat nya,,jgn mntang punya bela diri
etihajar
reffan bnr2 serius bgtt y,,ad g sstunlg cowok model reffan Thor buat aq 🤣🤣
Saudah Hafifah
mngkin ketika membelai kulit tangan TDK bersentuhan yaa..Krn di lapisi kain mukenah nya...secara SDH punya wudhu kan jd batal bila kulitnya bersentuhan...
secara pasangan menikah itu halal tp BKN muhrim jd ttp membatalkan wudhu...
RJ 💜🐑
good😍😍😍❤❤
dheey
pengen nampol si virus. hih....
dheey
gercep ya fan...
dheey
pasal 1 boss selalu benar
pasal 2 boss salah, kembali ke pasal 1
wkwkwkwk
Cici w
reffan modus
Indrijati Saptarita
cerita bagus.... lanjuuuuuutt dg karya yg bagus lagiiii....
makasi yaa....
aisyzahra: sama2 kk. Terima kasih dukungannya..
total 1 replies
biby
akhirx tamat novel bagus konflikx jg normal2 saja tdk trlalu d buat2
sukses terus utk outhorx semangat selalu utk berkarya lbh baik lg
aisyzahra: terimakasih kakak dukungannya
total 1 replies
Syiffa Fadhilah
Alhamdulillah,,,happy ending.
next kisah anak² reffan lagi ya thor😁
aisyzahra: hehe... masih kecil2 anaknya 😅
total 1 replies
aisyzahra
Alhamdulillah tamat.
Terimakasih semua sudah mendukung dan membaca hingga akhir.
Sempetin nengok novel Jejak di Pipi Membekas di Hati ya 😉
Indrijati Saptarita
duuhhh koq pinsan safira nya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!