Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Di dalam mobil saat perjalanan pulang dari menonton balapan, Meyra menyuarakan isi pikirannya.
"Sera, kamu udah move on ?" Meyra bertanya dengan hati-hati.
"Udah dong, ngapain juga gue galau-in dia lama-lama." Meyra jadi bisa bernapas lega setelah mendengarnya.
"Ternyata dia selama ini cuma manfaatin gue doang Mey biar bisa deket sama lo. Dari awal yang dia suka ya lo bukan gue. Dan gue terlalu denial dengan tanda-tandanya." Meyra sontak terkejut saat mendengarnya.
"Masa si Sera, gak mungkin deh." sangkalnya
Tapi dilihat dari perlakuan cowok itu tadi padanya agak make sense sih.
"Bener Mey, dia dari awal sebenernya suka sama lo. Cuma karena lo ga tertarik sama dia, jadinya dia deketin gue dulu. Mungkin dia pikir setelah dia deket sama gue, dia jadi bisa deket sama lo juga, tapi nyatanya tetep gak bisa. Maka dari itu dia akhiri kedekatan gue sama dia dengan alasan dijodohin. Kayaknya si begitu yang bisa gue tangkap." jelas Sera panjang lebar dengan raut muka tenangnya, tidak ada rasa sakit yang terlihat.
"Sera maaf, karena aku..." belum sempat Meyra menyelesaikan ucapannya, Sera terlebih dahulu memotong perkataan sahabatnya itu.
"Bukan salah lo Mey, yang salah si cowok itu. Seenaknya manfaatin perasaan orang lain demi tujuan pribadinya. Dan salah gue juga yang gak buru-buru menjauh setelah tau beberapa tanda kalo dia emang gak bener-bener suka sama gue. Lo tau waktu dia senyum ke gue ? Itu dia lakuin pas ada lo doang. Saat berdua sama gue mah dia gak pernah tuh senyum. Obrolan juga gue yang sering mulai, gue yang banyak nanya-nanya. Gue udah kayak wartawan aja tau gak. Satu poin plusnya dia yaitu, agak perhatian walau sikapnya dingin. Mungkin karena itulah gue masih denial sampai dimana dia sendiri yang mutusin buat gak deket-deket gue lagi. Dia juga belum pernah ngomong dengan manisnya ke gue kayak yang dia lakuin tadi ke lo." Meyra mendengar Sera bercerita dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ia merasa sedih sahabatnya diperlakukan seperti itu.
"Duh, kenapa malah lo yang mau nangis Mey, gue fine-fine aja kok. Cowok bukan dia doang kali." ujarnya dengan santai membuat Meyra malah membiarkan air matanya turun dengan deras. Ia merasa terharu dengan sikap bijak dari sang sahabat.
"Dasar cowok jahat, nyebelinnn... Padahal diluar sana banyak yang ngantri buat jadi pacar kamu. Tapi dia malah dengan seenaknya sia-sia in kamu." Meyra mengungkapkan kekesalannya sambil menangis sesenggukan.
"Udah Mey jangan nangis terus, entar gue dikira Mama Papa apa-apain lo lagi." Meyra menganggukkan kepalanya, kemudian berusaha menghentikan tangisannya.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Hari-hari berlalu, hubungan Meyra dan Nathan semakin baik, sampai gadis itupun lupa akan perjodohannya. Namun hari ini ia diingatkan kembali hal tersebut, karena malam nanti diadakan pertemuan dua keluarga untuk membahas tentang perjodohan keduanya.
Rasanya Meyra ingin menghilang untuk sesaat. Lagipula kenapa sih masih ada saja perjodohan-perjodohan seperti ini. Dikira dia tidak bisa memilih pasangan sendiri apa. Dia begitu kesal dengan pemikiran kolot dari rekan kerja Papanya itu. Awas saja, akan Meyra pastikan cowok yang dijodohkan dengannya itu ilfeel sehingga memutuskan untuk membatalkan perjodohan tersebut.
"Lihat aja" batin Meyra sambil smirk.
*
"Kak, tolong pilih dress buat aku dong yang biasa aja ya tapi jangan yang bagus. Terus aku gak usah di make up kak, biarin aja natural gini." pinta Meyra pada kakaknya Keyra.
"Kamu serius dek, mau datang kesana dengan look kayak gitu ?" tanya Keyra dengan raut muka agak terkejut. Ia tau sih adiknya itu tidak mengharapkan perjodohan ini, tapi tidak disangka sang adik akan memberikan protesnya terang-terangan terhadap keluarga si cowok. Membuat perilakunya sendiri agar menjengkelkan dimata keluarga tersebut.
"Iya kak biarin aja. Meyra juga udah mikirin gimana caranya biar cowok yang dijodohin bisa ilfeel sama Meyra." Keyra hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, tetapi juga paham kenapa adiknya sampai berlaku seperti itu.
"Semoga deh rencana kamu berhasil ya Dek." Keyra memberikan dukungannya untuk Meyra.
"Iya kak semoga. Aku sangat berharap perjodohan ini bisa segera batal." Keyra menganggukkan kepalanya setuju.
"Karena aku gak tau nanti, harus bilang gimana ke Nathan." batin Meyra
Gadis manis nan imut itu tertunduk sedih saat mengingat Nathan. Keyra yang melihat sang adik bersedih segera membawanya ke dalam pelukan.
"Kamu pasti bisa Dek" bisik Keyra memberikan gadis itu semangat.
Setelah itu keduanya turun menuju ke bawah, dimana kedua orang tuanya sudah menunggu. Morris dan juga Zoe agak terkejut dengan penampilan putri bungsunya. Karena gadis itu tampak biasa sekali. Dari mulai pakaiannya juga mukanya yang tidak dipoles dengan apapun.
"Sayang kamu serius mau pergi kayak gitu ?" tanya Zoe memastikan.
"Meyra serius Ma, biarin aja tuh cowok ilfeel sama Meyra. Lebih bagus lagi jika perjodohan ini sampai batal." jawab Meyra dengan penuh keyakinan. Terlihat saat gadis itu menganggukkan kepalanya mantap.
Akhirnya Morris dan Zoe ikut menganggukkan kepalanya, menyetujui apapun yang akan dilakukan si bungsu.
*
Tibalah keluarga Smith di restaurant tempat janjiannya untuk bertemu dengan keluarga Bradley.
Dilihatnya rekan kerja sang Papa yang memiliki raut muka congkak. Berbeda dengan istrinya yang terlihat begitu ramah. Sampai dimana pandangannya menatap ke arah seorang cowok yang akan dijodohkan dengan dirinya. Matanya terbelalak begitu melihatnya.
"Ini gak mungkin, aku pasti mimpi kan ?" batinnya bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Sungguh ia tidak menyangka, ternyata orang yang dijodohkan dengannya adalah orang yang sudah mempermainkan hati sahabatnya.
"Wah, ternyata kamu cantik banget ya walaupun natural gini. Gak salah Gale bisa suka banget sama kamu." puji Zeina, Mama Gale.
"Ma..." ucap Gale
Padahal Gale sudah mengingatkan Mamanya itu untuk tidak keceplosan tapi tetap saja. Cowok itu hanya bisa menghela nafas lelah.
"Jangan bilang ini seperti yang aku pikirin." batin Meyra
"Baiklah silahkan duduk, dan mari makan terlebih dahulu sebelum membahas perjodohan putra putri kita." ujar Hadrian, Papa Gale.
Saatnya Meyra melancarkan aksinya untuk membuat orang tua Gale ilfeel padanya. Ia yakin kalo rencananya itu tidak mempan untuk Gale, tapi berbeda lagi kan dengan orang tuanya. Siapa tau dengan perilakunya ini bisa membuat Hadrian dan juga Zeina berpikir ulang untuk menjodohkan dia dengan putra kesayangannya.
Meyra memakan makanannya dengan mengecap membuat orang tuanya sendiri merasa terkejut. Ingin menegur putrinya, tapi gadis itu mengeluarkan tatapan memohon agar dia bisa melakukan apa yang dia inginkan sekarang. Meyra juga sengaja makan dengan belepotan, mengelap sisa makanan di sudut bibirnya menggunakan lengannya. Bahkan sampai mengeluarkan sendawa karena kekenyangan. Ia memang makan begitu banyak hingga menambah pesanannya. Hal itu dilakukan Meyra untuk melampiaskan amarahnya.
Lihatlah, pasti orang tua Gale memandangnya dengan tatapan merendahkan sekarang. Tapi nyatanya, hal tersebut hanya menjadi angan-angannya saja. Karena orang tua Gale melihatnya biasa saja, bahkan Mamanya Gale masih bisa tersenyum padanya. Apa ini ? Kenapa Mama Papa Gale masih bisa bersikap biasa saja setelah dirinya berperilaku tidak sopan seperti itu, yang benar saja. Bahkan kini orang tua Gale sudah membicarakan acara pertunangan yang akan dilakukan beberapa bulan lagi.
"Gagal sudah rencana yang aku buat." batin Meyra kesal bercampur sedih. Ingin menangis saja rasanya. Penglihatan Hadrian dan Zeina bermasalah kah ? seperti tertutup belek gitu ? Sampai-sampai kejelekan yang diperbuat Meyra bukanlah suatu hal yang berarti.