Rasa kecewa,sakit hati,dan hancur harus Leona rasakan, saat mengetahui perselingkuhan suaminya dengan gadis yang umurnya jauh di bawahnya,
Luka yang ia rasakan, memang akan selalu berbekas, namun Leona wanita yang cerdas dan mandiri, ia bisa menerima semua kesalahan suaminya, kecuali pengkhianatan, karena sekali berselingkuh maka akan berselingkuh lagi, karena Selingkuh adalah penyakit yang sulit di sembuhkan.
Lebih baik di lepaskan sebelum menggerogoti hati secara perlahan.
Hingga Leona bertemu dengan Tian Alvaro.
Hidup nya berubah setelah ia di cintai oleh Tian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
Kini Arita sudah bebas masuk keluar dari rumah Arsa.
Ya Arsa memberi kebebasan untuk Arita keluar masuk kedalam rumah, demi menjaga suasana hatinya.
"Sebentar lagi, sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Arsa di sini, Leona kau kalah sudah dariku"ucap Arita yang kini sudah memegang foto pernikahan Arsa dan Leona.
"Nona, mau di apakan foto itu?"tanya bibik yang biasanya datang untuk mengambil pakaian kotor.namun... sore ini,bibik datang untuk menata pakaian Arsa kedalam lemari.1
"Untuk di buanglah"ucap Ketus Arita.
"Tapi, tuan akan marah kalau Nona membuang foto itu"ucap bibik itu dengan sedih.
"Mereka sudah bercerai, lalu apanya mas Arsa akan marah, ni... kau simpan saja di gudang, atau kau bakar sekalian"ucap Arita seraya menyerahkan foto besar pernikahan Arsa dan Leona.
Arita membaringkan tubuhnya di kasur empuk itu dan segera menghubungi Arsa.
"Mas...jam berapa pulang? aku sudah ada dirumah mu loh"ucap Arita.
"Sebentar lagi aku akan pulang, kau tunggulah,jangan berulah sayang"ucap Arsa seraya mengakhiri penggilan nya.
Arita menikmati suasana di rumah Arsa, ia berkeliling melihat semua isi rumah itu.
*****
"Dia ada dirumah sekarang, baru saja dia menelponku"ucap Arsa pada Candra yang mana Candra menelfon nya untuk menanyakan keberadaan Arita.
"Kenapa kau cemas? apakah terjadi sesuatu lagi pada Arita?"tanya Arsa pada Candra.
.
.
.
"Apa!!! dia membawa semua pakaian nya, c tidak..!! apa jangan-jangan dia mau tinggal dirumah ku candra"ucap Arsa frustasi.
Bagaimana jika benar, kalau Arita ingin tinggal dirumahnya. Semua pergerakan nya pasti tidak akan sebebas biasanya.
Kini Arsa langsung merapikan mejanya dan segera mengambil kunci mobilnya.
"Pak, anda mau kemana?"tanya Dinda selaku Asisten Arsa dan juga teman bagi Arsa.
"Dinda, aku pulang lebih awal, kamu urus keberangkatan kita ke Bali besok oke"ucap Arsa seraya langsung meninggalkan Dinda tanpa bicara lagi.
"kenapa langsung pergi, aku hanya ingin menyerah kan ini saja untuk segera di tandatangani"ucap pelan Dinda seraya menatap tubuh Arsa yang sudah menghilang dari pandangan nya.
"Ah baiklah, aku akan kerumahnya saja, toh kita juga searah kan pak"ucap Dinda pada diri sendiri.
"Pagi besok sebelum berangkat, berkas ini sudah harus selesai, aiss... welcome to bali" ucap bahagia Dinda, karena akan melakukan perjalanan bisnis ke Bali.
Arsa segera membawa laju mobilnya ke kediaman nya, tak butuh waktu yang lama, akhirnya Arsa pun sampai.
saat ia masuk, ia melihat si mbok sudah mau pulang.
"Apakah di dalam ada gadis kecil itu mbok?" tanya Arsa.
"ia tuan, dan foto Nyonya semuanya di suruh di taruh di gudang tuan"ucap si mbok itu.
Terdengar desisan dari mulut Arsa,
"Baiklah mbok, ini uang untuk si mbok, hati-hati di jalan mbok"ucap Arsa seraya memberikan uang merah beberapa lembar pada si mbok.
"Terima kasih Tuan" ucap si mbok.
Arsa pun menaiki tangga rumahnya untuk menghampiri Arita, benar saja saat dia masuk ke dalam kamarnya, ia melihat Arita sudah berbaring di kasur ia terlihat sangat kelelahan.
"selamat sore sayang" ucap Arsa Seraya mencium kening Arita.
meski Arsa kesal dengan apa yang telah Arita lakukan, namun... ia harus mengenyampingkan amarahnya, iya tahu inilah yang Arita inginkan. Arita ingin berdebat dengannya tentang Leona lagi.
"Kau sudah pulang Mas" ucap Arita Seraya bangun dari tidur-tiduran nya.
"Kau sudah dari tadi di sini?"tanya Arsa
"tidak baru saja tiba langsung menelpon mu" ucap Arita.
"Candra bilang, kau juga membawa semua pakaianmu Apakah benar?" tanya Arsa Seraya membelai rambut panjang Arita.
"Apakah tidak boleh?" tanya Arita Seraya mendongakkan kepalanya menatap Arsa.
"bukannya tidak boleh sayang, kau bebas tinggal di sini... hanya saja aku tidak bisa selalu menemanimu" ucap Arsa.
"kau tahu sendiri beberapa hari yang lalu perusahaan mengalami masalah, dan aku harus memperbaiki masalah itu kamu mengerti kan sayang" ucap Arsa.
"aku mengerti kok Sayang" ngucap Arita Seraya menyentuh pipi Arsa.
"kesayanganku sudah mulai dewasa" ucap Arsa.
"Baiklah, karena kau tinggal di sini, aku akan mempekerjakan si mbok tiap hari di sini, untuk memasak kan mu makanan"ucap Arsa.
"Memang nya si mbok itu gak kerja full yandi sini?"tanya Arita.
"Leona lebih suka memasak sendiri, jadi si mbok hanya bertugas mencuci baju saja, selebihnya, Leona lakukan sendiri"ucap Arsa.
"Cih, dua bisa memangnya mas, bukannya dia masih bekerja juga"ucap Arita yang tidak terima dengan kelebihan Leona.
"Itu kelebihan Leona sayang, dia bisa mengurus semuanya sendiri"ucap Arsa dengan tatapan merindu pada Leona.
"Tapi, mas juga berpaling darinya kan? tentu dia tidak sesempurna yang mas ucapkan"ucap tellak Arita.
"Itu kekurangan ku Arita, itu Kesalahan terbesarku andai saja aku tidak melakukan itu mungkin Leona masih ada disisiku"ucap arsa dalam hati.
Arsa berusaha tersenyum pada Arita, ia ingin Arita segera sembuh dari sakitnya.
Menikahinya mungkin adalah jalan yang terbaik.
Mengingat bagaimana hubungan kakaknya dengan Papa Arita, membuat Arsa pening sendiri, apalagi dengan ancaman kakak nya tentang kecurangan yang sudah ia lakukan pada Leona, aiss... hanya mama nya yang tidak menyukai Leona sedangkan kakak dan papanya sangat menyukainya.
"Mas... kapan mas akan membawaku untuk menemui papa dan mamanya mas"ucap Arita menyadarkan lamunan Arsa.
"Arita, aku juga ingin segera membawa mu menemui mereka, tapi... sekarang kau masih sekolah,apa yang akan mereka katakan padaku, apalagi papa dan mama sudah sangat mengenal papa mu, sabar saja ya sayang, kita akan menikah dengan segera kok"ucap Arsa.
"Baiklah, aku nurut sama mas"ucap Arita.
Sesekali Arsa mencium Arita.
Entah perasaan apa yang ia miliki untuk gadis kecil ini, namun... rasa cinta nya pada Leona juga belum hilang.
Apakah perasaan lelaki seegois ini?...
*****
Saat Tian menikmati sarapan paginya, suara ketukan pintu membuat Tian menghentikan tangan nya.
"Ada apa" ucap Tian dengan raut wajah kesal.
"Tuan, Nyon.."ucap Asisten Li yang mana Tian langsung faham dan mengangkat tangannya.
"Baiklah, aku dan Leona akan segera keluar, kau temani dulu mereka"ucap Tian, yang mana langsung di balas anggukan kepala oleh Asisten Li.
"Siapa?"tanya Leona.
"Temanku sudah datang, kau jangan gugup...dia baik orangnya"ucap Tian menyentuh tangan Leona.
Namun karena terkejut, Leona segera menjauhkan tangannya dari tangan Tian.
"maaf...maaf Tuan"ucap Leona merasa bersalah, saat melihat raut wajah tidak suka Tian, namun... sedetik kemudian, wajah itu berubah kembali menjadi seperti biasanya.
"Baiklah...ayo kita keluar"ucap Tian seraya berdiri dari duduknya dan meninggalkan meja makan yang ada di ruang dapur itu.
Apakah Leona akan terkejut dengan kedatangan teman Tian...?