NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:448.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26. Ungkapan Perasaan

"Apa urusan anda bertanya seperti itu? Direstui atau tidak, suami saya tetap menikahi saya dan bisa memperjuangkan saya. Bukan seperti seseorang yang mulutnya saja manis dan apa yang keluar dari mulutnya itu tidak sesuai dengan kenyataannya."

Emosi Nadia seketika meledak. Empat tahun sudah Nadia tidak pernah bertemu dengan pria itu. Tetapi masih saja sama. Sifat Aditya masih seperti terakhir kali mereka bertemu, sungguh menyebalkan.

"Nadia, aku..."

Aditya tidak sanggup mengungkapkan perasaannya. Lebih tepatnya keberaniannya tidak ada lagi. Betapa tersiksanya hidupnya selama empat tahun ini.

"Masih ada lagi yang ingin anda bicarakan dengan saya Pak Aditya?" tanya Nadia mencoba mengabaikan kekesalan yang menumpuk di dalam hatinya. Bagaimana pun Aditya adalah bosnya sekarang. Tidak mungkin dia mencak-mencak di sana. Masalahnya nanti bakalan tambah runyam.

"Nadia, aku mencintaimu."

Dengan segala upaya dan dorongan kuat dari dalam diri Aditya. Dan setelah mengabaikan rasa tebal mukanya akhirnya pernyataan  cinta itu lolos dari mulutnya. Namun, tampaknya Nadia tidak peduli dengan hal itu.

"Kalau tidak ada lagi yang mau dibicarakan, saya permisi dulu." Nadia pura-pura tidak dengan apa yang dikatakan Aditya barusan. Dia langsung membungkuk memberi salam dan pergi.

Namun, saat Nadia masih berjalan beberapa langkah Aditya memeluknya dari belakang. Nadia yang menyadari itu pun langsung memberontak. Tapi Aditya sangat enggan untuk melepaskannya.

"Tiga menit saja Nadia" ucap Aditya tepat di samping telinga Nadia. Suara pria itu sangat terdengar lirih, tapi Nadia tetap tidak menghiraukannya.

Pemberontakan yang dilakukan Nadia untuk lepas dari lelaki itu tidak berhasil. Kekuatan yang dimiliki Nadia tidak sebanding dengan kekuatan Aditya yang sedang memeluknya seerat mungkin. Nadia yang semakin memberontak malah membuat tubuh Nadia terasa sakit.

"Walaupun kamu sudah menikah Nadia, ijinkan aku tetap mencintaimu. Aku mengaku salah dan aku sangat menyesali perbuatan ku. Maafkan aku yang sudah membuatmu terluka, Nadia."

"Terlambat...!" jawab Nadia dengan nada ketus.

"Iya, aku tahu itu" balas Aditya berusaha tenang.

Deruan napasnya menelusup ke sela-sela rambut Nadia hingga menyapu kulit lehernya. Aditya menumpukan dagunya di pundak Nadia dan mengecup sisi samping kepala wanita di pelukannya itu.

"Kesalahan dan kebodohan terbesarku adalah melepaskanmu waktu itu, Nadia. Seandainya waktu sudah berlalu diputar kembali, aku ingin menikahi mu dan memiliki anak denganmu. Pasti aku akan menjadi laki-laki paling bahagia di dunia ini."

Sejenak Nadia terbuai dengan pelukan Aditya. Rasa hangat pelukan Aditya yang sudah lama hilang dan tidak pernah dia rasakan lagi sedikit menenangkan hatinya yang bergemuruh. Tetapi ketika dia mengingat Aditya malah lebih memilih Nindi dari pada dirinya, memebuat Nadia kembali ke realita sebenarnya.

"Dan hal yang amat saya sesali selama aku hidup di dunia ini adalah mengenal anda Pak Aditya. Kalau boleh minta, saya lebih memilih untuk tidak bertemu dengan anda lagi!"

Setelah selesai mengatkannya, Nadia langsung menyikut perut Aditya. Dia tidak peduli pria itu yang merintih kesakitan. Nadia pergi melangkah keluar dari dalam ruangan itu.

Nadia menutup pintu ruang kerja Aditya dengan kasar hingga terdengar suara dengungan pintu tertutup kencang. Nadia tidak tahu harus melampiaskan kemarahannya kepada siapa detik itu. Satu-satunya tempat melampiaskan emosinya ya pintu saja.

💕💕💕

Di kantin perusahaan.

Nadia yang sedang makan siang duduk termenung. Dia sama sekali tidak berselera makan. Rasanya sangat hambar di lidahnya. Sejak keluar dari ruangan kerja Aditya tadi, Nadia tidak bisa konsentrasi bekerja mengingat apa yang dikatan pria brengsek itu.

Nadia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikirannya tentang apa yang terjadi di ruang kerja Aditya tadi. Seharusnya dia tidak perlu memikirkan laki-laki itu lagi. Empat tahun Nadia sudah melewatinya dengan sendirian. Nadia yakin dia tidak membutuhkan apa-apa lagi. Cukup dirinya dan Leonel saja.

"Dari tadi kamu melamun aja" kata Tina sambil meletakkan nampan yang berisi makanannya. Nadia melirik sekilas rekan kerjanya itu. Lalu tatapannya kembali ke makanannya yang sudah dingin.

"Kamu lagi sakit?" tanya Tina lagi sambil mengecek kening Nadia. Normal kok. Tapi wajah Nadia tampak kusut sekali sejak dia kembali dari ruang kerja Aditya. Itu yang terlintas di pikiran Tina sejak tadi.

"Apa tadi pak bos memarahimu di ruangannya?" tanya Tina penasaran. Soalnya sejak tadi Nadia kebanyakan diam saja.

"Aku hanya merasa tidak enak badan saja" balas Nadia sambil menggelengkan kepalanya.

Nadia mendorong nampan makanannya karena selera makannya benar-benar sudah hilang.

"Kalau kamu merasa kurang enak badan mending kamu ijin pulang saja. Atau kamu istirahat di poli klinik di lantai satu" saran Tina.

Nadia tidak pernah seperti itu sebelumnya. Dia selalu terlihat bersemangat sebanyak apa pun pekerjaan yang mereka kerjakan.

"Terima kasih, Tina. Aku duluan ya?"

Nadia pamit meninggalkan kantin lebih dulu dan hanya sedikit memakan makanannya. Bahkan dia tidak minum sama sekali.

Saat pintu lift terbuka di depannya, Nadia urung masuk ke dalam karena melihat ada Aditya di dalam sana. Nadia langsung menekan tombol close untuk membuat pintu lift tersebut segera tertutup. Tapi, sebelum lift tersebut tertutup sempurna tangan Nadia langsung di tarik Aditya hingga dia masuk ke dalam lift.

Aditya langsung menekan tombil sepuluh, lantai paling atas bagungan perusahaan itu. Setelah sadar dari kekagetannya Nadia langsung menekan tombol open. Lagi-lagi Aditya menghalanginya.

"Nadia, aku mencintaimu" kata Aditya dengan wajah memelas. Dia mendekat ke arah Nadia, tetapi wanita itu langsung mendorongnya menjauh.

"Apa anda sudah gila?! Sebelumnya saya sudah bilang, saya sudah menikah!" teriak Nadia sembari memukuli Aditya.

Aditya sama sekali tidak menghindar. Dia menerima pukulan Nadia dengan diam. Karena dia tahu pukulan itu tidak sebanding dengan apa yang sudah dilalui Nadia. Tidak sebanding dengan rasa sakit dan luka yang sudah dia ukir dalam di hati Nadia.

Setelah pukulan Nadia perlahan-lahan melemah, Aditya memegangi kedua tangan Nadia.

"Kita selingkuh saja. Aku bersedia menjadi pria selingkuhanmu, Nadia" kata Aditya dengan putus asa. Sepertinya pikirannya sudah gila. Bagaimana bisa dia mengajukan hal seperti itu jika dia masih waras.

Nadia tersenyum kecut melihat kegilaan Aditya. Laki-laki itu memang benar-bear sudah gila.

"Pergilah pak. Saya tidak tertarik dengan tawaran anda apalgi dengan anda yang bernar-benar tidak punya hati" ujar Nadia berusaha tetap tenang.

"Nadia, aku akan berubah. Aku janji."

Pintu lift pun akhirnya terbuka. Ternyata di luar sana, ada dua orang karyawan yang sedang menunggu lift juga. Keduanya terdiam ketika melihat Aditya dan Nadia berdiri dengan jarak sangat dekat. Bahkan hampir tidak ada jarak.

Sontak Nadia langsung mendorong dada Aditya untuk yang kedua kalinya. Lalu dia dengan tergesa-gesa keluar dari dalam lift meninggalkan Aditya yang tampaknya tak berdaya karena dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi di hadapan kedua karyawannya.

Tapi, dalam hitungan beberapa detik kemudian Aditya langsung mengejar Nadia. Dia tidak memperdulikan tatapan kedua karyawannya itu yang pernuh dengan pertanyaan.

1
Annisa Rizki
cerita yang menghibur..
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
Widi Widurai
halah mbelgedhes. ga kangen nindii?? kan jg pernah sempet tinggal bareng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!