Selena wanita yang begitu mencintai Jhonatan Alberto. Dia bahkan melakukan apa saja demi Jonathan agar mencintai, hingga suatu hari dia merencanakan untuk menjebak Jhonatan dan berhasil mengandung benihnya. Bukannya Jhonatan mencintainya justru membencinya sekalipun ada anak di dalam perutnya.
"Aku tidak akan mengakui anak itu kalau perlu gugurkan saja karena anak itu hanyalah kesalahan dan aku sudah memiliki anak dengan Julia. Jadi aku hanya mengakui anak ku dengan Julia." Jhonatan Alberto.
Bagaikan di tikam dengan pisau, begitu sakit dan menyiksa. Selena pun menggunakan segala cara untuk menyakiti Julia hingga Jhonatan mengetahuinya dan demi menghukunya, Jhonatan memaksa Selena menggugurkan kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
Ketukan pintu itu membuat Selena menoleh ke arah pintu. Ia menyuruh ibunya masuk.
"Maaf Mommy mengganggu waktu mu sayang." Nyonya Helena duduk di sisi ranjang. Ia melihat Selena sedang membaca buku dengan menggunakan kaca mata.
"Selena Mommy berbicara dengan mu. Sayang Mommy lihat hubungan mu dengan kakak mu renggang. Sebagai seorang ibu Mommy tidak ingin melihat persaudaraan kalian putus. Apa boleh Mommy tau alasannya?"
Selena menutup pintu, sebelumnya ia ingin meminta maaf dulu pada ibunya. "Maafkan Selena Mom, sebenarnya Selena tidak ingin berkaitan lagi dengan Jhonatan. Kak Andreas berteman dengan Julia dan Julia adalah kekasih Jhonatan. Aku tidak ingin berhubungan lagi dengan mereka Mom."
Nyonya Helena kini mengerti, sepertinya Selena sangat ingin menutupi apa pun yang berhubungan dengan Jhonatan. "Maafkan Mommy sayang."
"Mommy jangan minta maaf, tapi tolong jangan paksa Selena dan jangan membatasi pertemanan kak Andreas dengan Julia."
Nyonya Helena mengangguk, ia memeluk putri semata wayangnya itu. "Ya sudah, tidurlah sayang. Mommy menyayangi mu." Ia pun mengecup kening Selena.
Semakin hari sikap Selena semakin dingin padanya. Katanya hubungan darah sangat kental, tapi kenyataannya Selena seakan tak akan menganggapnya lagi. Adiknya tidak peduli lagi padanya, sering ia menyapa duluan pada Selena. Namun hanya sikap dingin dan singkat. Selena seakan tak ingin membuka hatinya untuknya.
Tok
Tok
Tok
"Andreas ini Mommy."
"Masuklah Mom."
Nyonya Helena pun masuk, ia menghampiri Andreas yang sedang berdiri di depan jendela. Pria itu pun menuju ke ranjang dan membaringkan tubuhnya dengan posisi tengkurap.
Dia mengusap rambut Andreas. "An kamu dan adik mu belum baikan?"
Andreas mendongak, ia sudah berusaha sepertinya adik membangun tembok di depannya. "Aku sudah berusaha Mom, tapi Selena tidak mau. Dia seakan tidak ingin bersama ku Mom, berbicara dengan ku pun Selena sepertinya tak ingin."
"Andreas Mommy tidak ingin kamu lebih menyayangi orang lain dari pada adik mu sendiri. Sekalipun adik mu bersalah itu tugas mu menjadi seorang kakak membimbingnya dan menjaganya. Andreas adik mu melakukan kesalahan tapi saat ini dia sedang ingin memperbaikinya dan adik mu sebenarnya kesepian. Tapi kali ini ia berusaha bangkit sendirian. Andreas siapa yang akan kamu pilih di saat waktu mendesak dan berbahaya Julia atau adik mu, Selena?"
Andreas langsung bergegas duduk. "Mommy tau dari Selena kalau aku berhubungan dengan Julia?"
"Iya."
Andreas mengepalkan kedua tangannya, tidak ia sangka adiknya masih saja bersikap kekanak-kanakan.
"Tapi dia menyuruh ku tidak membatasi mu dan aku sebagai ibunya yang sudah berjanji tidak akan membatasi. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan tapi kau harus menjaga batasnya."
Nyonya Helena bangkit, ia bergegas keluar dan menutup pintu dengan rapat.
Keesokan harinya.
Andreas menuruni anak tangga, dia menuju ke ruang makan dan di sana terlihat ibu, ayah dan adiknya.
"Selamat pagi Mom, Dad, Selena." Sapanya dengan ramah.
Selena mengolesi selai strowbery itu, dia hanya menatap sekilas pada Andreas.
"Selena, Andreas nanti malam kita bersiap-siap untuk menghadari pesta pertunangan anaknya tuan Robert."
"Iya Mom." Sahut Andreas.
"Selena kau bisa datang dengan ku," ucap Andreas.
"Iya Kak," sahut Selena.
"Selena sayang, kita harus membeli gaun untuk mu."
"Iya belilah beberapa gaun, Selena malam ini kau harus tampil memukau. Daddy ingin lihat seberapa banyak kau bisa mengait pria."
"Aku akan membuat putri kita tampil berbeda," ujar Helena.
Selena menggelengkan kepalanya, ibu dan ayahnya selalu saja ada obrolan aneh tentang dirinya.
....
Selena menyeruput jus di depannya itu sambil menunggu nyonya Helena yang sedang ke toilet. Dia tak menyadari jika ada seorang pria yang tengah menuju ke arahnya.
"Selena."
Hampir saja Selena menyemburkan minuman di dalam mulutnya. Siapa sangka ia akan bertemu lagi dengan Jhonatan. Dia melihat Jhonatan dengan seorang wanita.
"Kau ada di sini? Bersama siapa?" tanya Jhonatan. Niatnya ingin makan siang di luar, namun siapa sangka bisa melihat Selena sendirian.
"Aku bersama dengan Mommy," ucapnya.
"Oh." Jhonatan merasa canggung. Entah kenapa begitu melihat Selena, langkah kakinya langsung ke arah Selena.
"Oh iya aku Julia." Julia mengulurkan tangannya. Selena pun menyambutnya, mana mungkin ia tak akan menyambut hangat selingkuhan mantan suaminya itu.
"Selena."
"Natan sebaiknya kita duduk di situ saja," ujar Julia menunjuk ke meja sebelah. Dia pun menuju ke meja itu dan duduk di ekori Jhonatan.
Selena menghela nafas, bisa-bisanya ia bertemu dengan pasangan kekasih itu.
Nyonya Helena pun duduk, dia tidak menyadari jika Jhonatan dan kekasihnya berada di sebelah mejanya. "O iya sayang, ada teman bisnis Daddy mu yang ingin bertemu dengan mu. Kelurga mereka akan datang mengunjungi kita."
Nyonya Helena memakan hidangan daging sapi itu. "Kau ingat Jayden. Dia teman masa kecil mu."
Selena menghentikan suapannya, ia mengingat Jayden. Ia memang pernah memiliki teman masa kecilnya bernama Jayden. "Jayden aku mengingatnya Mom."
"Emm syukurlah kamu ingat, katanya dia ingin bertemu dengan mu setelah sekian lama. Nanti malam dia hadir juga, Mommy harap kamu bisa mengakrapkan diri dengan Jayden. Di kota ini hanya kamu dan keluarga kita yang Jayden kenal."
"Ada satu hal lagi yang Mommy ingin katakan. Jayden itu menurut Mommy cocok untuk mu. Dia tampan dan baik. Sebenarnya jika kamu tidak menikah dengan Jhonatan, Mommy pasti setuju kamu menikah dengan Jayden. Dari dulu Mommy memang tidak suka dengan Jhonatan tapi karena mu, terpaksa Mommy menerimanya."
Selena merasa ada dua orang yang menatap ke arahnya, namun ia berpura-pura tak peduli.
"Dulu Mommy dan ibunya Jayden menjodohkan mu, tapi sekarang kau sudah berpisah dengan Jhonatan. Mungkin Jayden memang jodoh mu."
"Selena Mommy berharap kamu bahagia bersama dengan Jhonatan kamu tidak bisa menemukan kebahagian mu."
Deg
Jhonatan menoleh ke arah nyonya Helena. Ia menatap nyonya Helena dan Selena sejenak. Entah kenapa makanan yang ia makan terasa hambar. Nyonya Helena berterusterang jika dia tak menyukainya, bahkan saat ini Selena mendapatkan pendamping hidupnya.
Ia meneguk segelas air putih itu hingga tandas. Dadanya terasa panas dan sesak, ia tidak mengerti dengan perasaannya saat ini.
"Julia aku kurang enak badan, sebaiknya kita pulang saja," ucapnya.
Julia terkejut, tiba-tiba Jhonatan merasakan tidak enak padahal tadi baik-baik saja. "Kau sakit, apa kita ke dokter?"
Nyonya Helena langsung tertuju ke asal suara begitu mendengarkan nama Julia. "Jhonatan."
Kedua mulutnya melebar, baru beberapa hari yang lalu mereka menandatangani surat perceraian dan sekarang Jhonatan dengan seenaknya mengumbar hubungannya. Seandainya saja ia tau, mungkin saja ia tadi menyindirnya dengan sindiran pedas.
sekrang siapa yg gila krn cinta
nasib cerita novel sanggup kejar smpai 5thn meski d anggap gitu2 jak..klau reality lama sdh d tinggal jenis2 mcm Selena🤭🤭
hanya kadang ada salah penyebutan nama saja yg kadang tertukar dengan ceeita di karya lain author sendiri
tapi selebihnya
hanya kadang ada salah penyebutan nama saja yg kadang tertukar dengan ceeita di karya lain author sendiri
tapi selebihnya