NovelToon NovelToon
Dunia Dalam Mimpi

Dunia Dalam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lekyusi Dj

Mimpi dan dunia nyata adalah hal yang berbeda. Tetapi bagaimana jika ada dunia di dalam mimpi? Seperti yang dialami oleh Devalina, takdir hidupnya seperti sebuah lelucon. Wanita yang terlahir dengan penuh kesempurnaan, kini harus menemukan letak ketidaksempurnaan dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lekyusi Dj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 17 DI RUMAH SAKIT

Aku menoleh dan mendapati Roland sedang berdiri di belakangku.

“Kak Roland, sama siapa kesini kak?” tanyaku

“Aku sendirian aja Va, ini?” Tanya Roland sambil melihat ke arah Ayah dan Delon

“Ohh, kenalin ini Ayah aku sama ini Delon mitra Ayah.” Jelasku

“Hallo, selamat siang Om. Perkenalkan saya Roland teman Devalina.” Sapa Roland setelah mendengar bahwa di hadapannya adalah Ayahku.

“Ohh iya halo” Jawab Ayah dengan singkat

Bisa aku lihat ada tatapan tidak suka yang ayah tunjukkan kepada Roland.

Roland berbalik menatap ke arah Delon yang juga memperhatikannya dengan tanjam. Wajah keduanya terlihat sangat serius, terlihat jelas mereka seperti sedang menatap dengan marah. Kalau itu Roland mungkin aku paham, bisa saja dia berpikir Delon memiliki hubungan denganku dan itu bisa membuat rencananya mendekatiku rusak. Tetapi aku tidak paham dengan tatapan Delon, dia melihat Roland seperti ada sesuatu kebencian yang dipancarkannya.

“Ehmmm, kakak udah makan?” Tanyaku basa-basi

“Belum Va, ini aku baru mau nyari tempat duduk. Kebetulan aku lihat kamu jadi aku kesini.” Jelas Roland

Aku hanya menganggukan kepalaku, rasanya sangat canggung berdiri di tengah orang-orang yang saling tidak suka.

“Kalau gitu aku permisi dulu ya Va, nanti aku kabarin kamu ya.” Kata Roland dan kubalas dengan anggukan.

“Om saya permisi.” Kata Roland kepada Ayah.

Syukurlah, paling tidak dia sudah pergi. Itu membuatku merasa nyaman lagi karena tidak harus berada di posisi yang canggung.

Setelah Roland pergi Ayah melanjutkan diskusinya dengan Delon, aku bersyukur karena ayah tidak menaanyakan Roland kepadaku. Paling tidak jangan di hadapan Delon, aku tidak ingin membuat dia menjadi salah paham.

“Lah, ngapain aku mikir kayak gitu? Apa untungnya Delon kalau tau soal aku dan Roland?” Kataku bingunng sendiri

“Dahh enggak bener ni otak aku”

Aku berusaha untuk tidak fokus dengan pikiranku, lagian juga aku melihat Delon yang tampaknya biasa saja bahkan tidak memperhatikan aku sama sekali.

Diskusi Ayah dan Delon sudah selesai.

Aku pulang bersama Ayah sedangkan Delon menggunakan taksi.. Tangannya masih sakit sehingga dia belum bisa mengendarai motornya. Ayah sudah menawarkan mengantarnya pulang tapi dia bersikeras menolaknya.

“Dihh, kalau enggak ada Ayah pasti dia bakal langsung masuk mobil tanpa disuruh.” Kataku dalam hati

“Baiklah Nak Delon, kalau begitu kamu hati-hati di jalan ya. Saya duluan baliknya sama putri saya.” Kata Ayah

“Iya Om” Jawab Delon seadanya.

Dalam perjalanan pulang Ayah mulai mengintrogasiku.

“Putri Ayah, siapa laki-laki tadi nak?” Tanya Ayah

“Dia cuman sebatas teman aku aja yah.” Jawabku berbohong

“Betul itu? Putri Ayah enggak lagi nutupin sesuatu kan dari Ayah?” Tanya Ayah lagi

“I-iya Yah, aku enggak nutupin sesuatu kok dari Ayah.” Kataku gugup

Aku mencoba membuat diriku terlihat biasa saja agar Ayah tidak curiga dengan sikapku.

(HARI KE-10)

Hari ini aku memutuskan ke rumah sakit, kebetulan hari ini aku hanya memiliki satu mata kuliah jadi aku bisa ke rumah sakit lebih cepat.

Sesampainya disana aku melihat Mama Sandro yang sedang mengobrol dengan seseorang.

“Selamat siang tante” Sapaku

“Ehh nak Devalina, ayo masuk nak.” Kata Mama Sandro

“Loh Eva kamu ngapain disini?” Tanya Sandra yang kaget melihatku

Aku juga tidak kalah terkejutnya melihat keberadaan Sandra.

“Aku mau jenguk kak Sandro.” Jelasku

“Kalau kamu ngapain disini?” Tanyaku balik

“Aku adik sepupunya kak Sandro, bentar-bentar jangan bilang yang kamu tolongin kemarin tu kak Sandro?” Tanya Sandra

“Iya aku yang kemarin nolongin kak Sandro, berarti yang kamu datang jenguk kemarin tu kak Sandro?” Tanyaku balik dan dibalas anggukan oleh Sandra

“Ohh, kalian berdua saling kenal to?” Tanya Mama Sandro

“Iya Tante, ini teman kelas aku.” Jelas Sandra

“Wahhh kebetulan yang bagus kalau begitu” Kata Mama Sandro

“Iya Tan, aku juga kaget orang yang nolongin kak Sandro ternyata teman aku. Makasih banyak ya Va, kamu udah nolongin kak Sandro.” Kata Sandra kepadaku

“Iya sama-sama Ra, lagian aku juga kenal kak Sandro jadi enggak mungkin aku biarin kak Sandro sendiri kemarin.” Jelasku

“Kamu kenal kak Sandro darimana Va?” Tanya Sandra

“Itu loh sayang, kamu kenal kan nak Roland? Sahabat kakak sepupu kamu? Dia kenalnya dari nak Roland.” Jelas Mama Sandro

“Ohh iya aku tau, jadi kamu pacarnya kak Roland Va?” Tanya Sandra

“Enggak kok, aku bukan pacar kak Roland. Kita emang lagi dekat tapi kita enggak paacaran kok.” Jelasku dengan malu.

“Tapi kalau kamu pacaran sama kak Roland enggak apa-apa sih, kak Roland orangnya baik banget walaupun jarang ketemu tapi aku yakin kak Roland bisa jadi orang yang tepat buat kamu.” Kata Sandra

Aku hanya tersenyum menanggapi perkataan Sandra.

“Baik darimananya Ra, kalau kamu tau gimana kebusukan dia mungkin kamu enggak bakal bilang kayak gitu.” Kataku dalam hati.

“Ohh iya tante gimana keadaan kak Sandro?” Tanyaku

“Belum ada kemajuan nak masih sama seperti kemarin.” Jawab Mama Sandro dengan tampang sedihnya.

“Tante jangan sedih, Andra yakin kak Sandro bakal siuman secepatnya. Kak Sandro yang Andra kenal orangnya kuat, jadi hanya kayak gini bisa diatasi oleh kak Sandro.” Kata Sandra menguatkan Mama Sandro

“Iya sayang, tante juga percaya itu. Ya udah kalau gitu tante keluar bentar dulu ya, tante nitip Sandro ke kalian berdua.” Kata Mama Sandro lalu keluar dari ruangan.

Cukup lama aku ada di rumah sakit bercerita dengan Sandra dan Mama Sandro hingga tidak terasa waktu sudah sore.

“Tante, Andra aku kayaknya harus balik deh. Sekarang juga udah sore, takutnya nanti orang rumah nyariin aku.” Kataku

“Iya Va, aku juga udah mau balik. Tapi masih tunggu sopir jemput aku.” Kata Sandra

“Kamu hati-hati ya nak, nanti kalau misalnya Sandro udah bangun tante bakal ngasih infonya ke Sandra biaar diterusin ke kamu.” Jelas Mama Sandro

“Iya tan, kalau gitu aku pamit dulu ya” Kataku

Aku keluar dari ruangan dan berjalan menuju keluar rumah sakit. Saat aku berjalan melewati resepsionis aku melihat Abriela masuk. Di belakangnya ada Roland yang sambil memegang 2 buah bingkisan buah.

Melihat mereka yang berjalan ke arahku, aku dengan cepat bersembunyi agar keberadaanku tidak diketahui oleh mereka.

“Ngapain mereka kesini? Apa mereka mau jenguk Kak Sandro?” Gumamku

Aku mengikuti mereka sampai di dekat ruangan Sandro.

“Kak kita pisah disini aja ya, aku harus nemuin Mama. Nanti kalau udah selesai jenguk kak Sandro langsung ke ruangan mama aja.” Kata Abriela

“Iya dek, kalau gitu kakak ke ruangan Sandro dulu ya.” Kata Roland lalu mereka berjalan terpisah.

Aku ingin mengikuti mereka tetapi ponselku berbunyi dan aku melihat pesan dari Bunda.

“Sayang, kamu belum pulang?” Tanya Bunda

Aku bingung haruskah aku menunggu mereka atau pulang ke rumah. Bunda pasti khawatir karena aku yang belum pulang. Tetapi kalau aku pulang,  sama saja aku menyiakan-nyiakan kesempatan mencari informasi dari mereka.

“Bunda, maaf banget aku pulangnya terlambat. Enggak apa-apa ya Bund, aku masih ada urusan di luar.” Jelasku lalu aku mengirim pesan itu kepada Bunda.

“Baiklah, aku akan menunggu kalian. Aku harus bisa mendapatkan informasi lagi dari kalian.” Kataku

Cukup lama aku menunggu mereka, tiba-tiba pintu kamar Sandro terbuka dan aku melihat Roland yang keluar dari kamar Sandro. Dia berjalan menuju ke arah Abriela sebelumnya, mungkin saja dia ingin ke ruangan Mamanya.

“Kak, gimana keadaan kak Sandro?” Tanya Abriela

“Iya masih gitu aja dek, dia belum sadarkan diri.” Jelas Roland

“Semoga aja kak Sandro bisa pulih dengan cepat.” Kata Abriela

Tidak ada yang aneh dari perbincangan Abriela dan Roland, mereka hanya membahas kondisi Sandro dan juga kondisi Mama mereka.

Sampai aku mendengar

“Gimana rencana kakak, udah berhasil?” Tanya Abriela

“Belum dek, kemarin kakak enggak sengaja ketemu dia sama Ayahnya dan rekan kerja Ayahnya.” Jelas Roland

Aku yakin yang mereka bicarakan adalah aku.

“Terus gimana? Kak udah mulai ngobrol sama Om Tomi?” Tanya Abriela

“Belum dek, kayaknya Ayahnya dia belum nerima kakak. Tapi yang kakak khawatirin tu laki-laki yang jadi rekan kerja Ayahnya. Entah kenapa Kakak ngelihat dia kayaknya dia punya niat deketin Eva.” Jelas Roland sedikit kesal

“Maksud dia Delon? Matanya sakit apa gimana?Bisa-bisanya dia mikir Delon lagi ngedeketin aku.” Gumamku

“Kakak tenang aja, aku bakal bantu kakak untuk bisa sama Eva. Pokoknya rencana kakak harus berhasil. Aku bakal buat semuanya mulus buat kakak.” Kata Abriela

“Dihh, enggak bakal aku masuk perangkap kalian. Kalau pun aku dekat sama si bre**sek itu karena emang itu juga rencana aku.” Kataku

Aku keluar dari rumah sakit dengan lesuh, tidak ada informasi yang bisa aku dapatkan. Mereka juga hanya membahas seputaran kesehatan Mama mereka.

“Rugi banget aku buang waktu buat mereka.” Kesalku

Aku memasuki mobilku dan pulang ke rumah. Aku ingin cepat-cepat sampai rumah dan bisa rebahan di kasurku.

“Aku pulang” Kataku sambil berjalan menuju ke dalam rumah.

“Ehh sayang udah pulang? Kamu ke kamar kamu dulu gih, mandi terus turun makan. Malam ini bakal ada tamu yang datang.” Jelas Bunda

“Siapa Bun?” Tanyaku

“Bunda juga enggak tau, Ayah tadi cuman bilang bakal datang sama teman Ayah.” Jelas Bunda

“ohh gitu, ya udah kalau gitu aku ke kamar dulu ya Bund.” Kataku

Aku berjalan menuju ke kamar dan bersiap-siap mandi. Setelah selesai, aku memutuskan untuk merebahkan diriku sejenak.

“Siapa teman Ayah? Malas banget kalau ada tamu kayak gini, pengennya rebahan aja di kamar.” Gumamku

Tapi niatku tidak akan berhasil, dari luar kamar aku mendengar suara Bu Sumi yang memanggilku untuk makan.

Aku berjalan menuju ke ruang makan, aku mendengar canda tawa dari arah ruang makan. Aku mengernyitkan dahiku saat mendengar suara tawa adikku yang besar.

“Siapa sih yang datang?”

1
Ayang
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!