NovelToon NovelToon
LENTERA CINTA

LENTERA CINTA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Playboy / Aliansi Pernikahan / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Arti Channel

Tiara Salsabila biasa dipanggil Rara adalah sosok gadis polos, sederhana dan kekanakan. Dia jatuh hati pertama kali pada Tian, sosok pria yang membuatnya iri karena Tian mempunyai kelebihan yang menjadi kelemahannya.

Namun ternyata cintanya itu membuat kecewa. Tian tidak seperti yang diharapkan gadis tersebut. Tian ternyata diam-diam sosok playboy yang mempunyai banyak wanita.

Semenjak itu Tiara tidak bisa mempercayai yang namanya laki-laki. Tiara berubah dratis dan melindungi dirinya sendiri. Hingga datang seorang pria yang dengan tulus mencintainya. Bahkan melamarnya, Namun pria tersebut tidak lain adalah dosen killernya. Dosen yang selama ini membuat Tiara kesal, emosi bahkan menangis karenanya. Akankah Tiara percaya dengan cinta sang dosen? Dan menerima lamarannya? Baca kisahnya di Lentera Cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arti Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Sakit

" Kasihannya istriku ini," Ucap Hasan seraya mengelus-elus kepala istrinya tersebut.

" Rara bukan kucing." Ujar Tiara menyingkirkan tangan Hasan. Pria itu pun langsung tertawa dan menyalakan mesin mobilnya.

Sedangkan Tiara tersenyum, akhirnya Dia bisa membuat pria itu tertawa. Baru kali ini, gadis tersebut melihat tawa lepasnya.

Selama perjalanan, Tiara menceritakan tentang begitu keponya Afifah tentang pernikahan Mereka.

" Rara mengalihkan pembicaraan Afifah," Celoteh Tiara.

Lalu Tiara juga bercerita saat hari pertama, Lia melihat suaminya tersebut mengajar dikelas Mereka.

" Jadi Kamu jawab apa?" Tanya Hasan.

" Rara jawab, Mas sudah punya anak dua." Sahut Tiara. Lagi-lagi membuat Hasan tertawa. Pria tersebut merasa terhibur dengan celotehan gadis tersebut. Hasan sedikit melupakan permasalahannya.

Hasan membelokkan mobilnya ke sebuah masjid tidak jauh dari jalan raya. Tiara sudah hafal masjid yang Mereka singgahi. Masjid Namirah, dimana Tiara biasa singgah ke masjid tersebut, saat dulu masih lajang.

" Kamu ingat masjid ini?" Tanya Hasan membuat gadis itu bingung. Iya, tentu saja Tiara ingat masjid Namirah ini. Tapi apa hubungannya dengan pria didepannya saat ini.

" Disini pertama Mas melihatmu, " Tambah Hasan.

" Bukannya di masjid Al -Munawar?" Tanya Tiara ingat betul, melihat dosen killernya tersebut.

Hasan menggelengkan kepalanya.

" Di masjid ini." Jelas Hasan.

Sedangkan gadis itu mencoba mengingat-ingat, namun belum mengingatnya juga.

Setelah mobil terparkir, Mereka berdua keluar dari mobil. Lalu melangkahkan kakinya menuju masjid Namirah tersebut. Tiara ke bagian wudhu akhwat, sedangkan Hasan ke bagian wudhu Ikhwan. Setelah selesai sholat ashar, Mereka kembali melanjutkan perjalanan.

" Kamu mau makan apa, Ra? " Hasan menawarkan untuk makan diluar.

" Tidak usah deh Mas, Rara makan dirumah saja," Jawab Tiara.

"Baiklah."

...***...

Malamnya, sehabis jamaah sholat isya bersama. Pria itu terlihat masuk ke ruang khususnya dirumah. Tiara pun penasaran, Gadis itu belum pernah masuk keruangan tersebut. Gadis itu berinisiatif untuk membuat secangkir kopi.

Dengan membawa secangkir kopi, Tiara melangkahkan kakinya menuju dalam ruangan tersebut.

Suara ketukan pintu dan salam terdengar.

" Assalamu'alaikum."

Pintu ruangan terbuka.

" Wa'alaikumsalam."

" Rara?"Hasan yang sedang fokus menatap laptopnya terkejut dengan kedatangan gadis tersebut.

" Sudah beres tugas-tugas kuliahmu?" Pria tersebut terlihat membenarkan kacamatanya.

" Belum ada tugas, Mas." Sahut Tiara seraya melangkahkan kakinya menuju meja. Lalu gadis itu meletakkan secangkir kopi di atas meja dekat laptop.

" Thanks." Kata Hasan.

" Sama-sama." Tiara melihat sekeliling ruangan tersebut. Penataannya hampir sama dengan ruangan pria tersebut di kampus. Bedanya, dirumah lebih luas. Terdapat sofa yang lebih lebar didekat jendela. Dan jendela tersebut mengarah ke area belakang rumah Mereka. Dimana disitu terdapat pemandangan taman dekat area perumahan Mereka.

" Istirahat duluan, Mas masih ada kerjaan," Kata Hasan.

" Baiklah," Kata Tiara seraya membalikkan badannya. Setidaknya gadis itu sudah tahu, ruangan dimana suaminya sering tiba-tiba menghilang dimalam hari dari kamarnya.

" Ra! " Hasan memanggilnya, Membuat gadis itu menoleh.

" Akan Mas usahakan cepat selesai," Ucap Pria tersebut.

Gadis itu berbalik arah menuju Hasan. Dan menghambur kearahnya. Satu kecupan mendarat dibibir pria tersebut. Hasan yang tidak siap, membuat kacamatanya hampir terjatuh.

" Love you." Ucap Tiara langsung melepaskan diri. Namun pria tersebut menarik kembali gadis tersebut, hingga jatuh ke pelukannya. Pria itu melepaskan kacamatanya dan meletakkannya dimeja.

" Hukuman untuk gadis kecil yang mengganggu pekerjaan, Mas." Kata Hasan membalas ciuman Tiara lebih lama dari sebelumnya.

Sebuah deringan telepon diruangan tersebut menghentikan aktivitas Mereka. Tiara langsung melepas diri dari suaminya tersebut. Sedangkan pria tersebut mengangkat gagang intercom tersebut.

" Assalamu'alaikum." Sapa Hasan.

" Wa'alaikumsalam." Suara yang tidak asing bagi Hasan. Suara dokter Handoko.

" Ayahmu, tiba-tiba darurat." Kalimat yang membuat Hasan terlihat langsung panik.

" Innalilahi, Saya akan segera kerumah sakit segera." Sahut Hasan mengucapkan salam dan menutup gagang intercom tersebut.

Mendengar percakapan itu, Tiara paham. Sepertinya ayah mertuanya itu sedang tidak baik-baik saja.

" Rara ikut, Mas."

" Baiklah," Sahut Hasan ditengah kepanikannya.

Mereka hanya mengambil sebuah jaket dikamar, untuk merangkapi baju piyama Mereka. Lalu bergegas turun dan menuju garasi mobil. Pak Bejo yang sedang dihalaman sambil menikmati kopi, jadi ikut panik melihatnya.

" Jaga rumah, Pak." Pinta Hasan sembari masuk ke mobilnya.

" Ba... baik , Den."

Dengan mobil berwarna hitam tersebut Mereka ke rumah sakit. Dan mobil tersebut meluncur dengan kecepatan tinggi. Bahkan jarum speedometernya sampai melewati kulminasi. Hasan seolah tak menghiraukan makian pengemudi lainnya yang disalip. Yang penting bisa secepatnya sampai rumah sakit. Gadis itu banyak berdzikir sepanjang perjalanan tersebut. Berharap Mereka secepatnya Mereka sampai dirumah sakit dengan selamat.

Setibanya dihalaman rumah sakit, Mereka langsung bergegas menyelusuri koridor rumah sakit. Cemas meletup-letup dalam dada Mereka. Hingga sampai kamar darurat, dimana Ayahnya terlihat sedang diberikan pertolongan dibantu dengan beberapa perawat.

" Maaf, sebaiknya di tunggu diluar saja," Pinta salah satu perawat.

Mereka tidak diperkenankan masuk dulu. Didepan ruangan Mereka menunggu. Dibangku panjang, Hasan dan Tiara berdoa agar jiwa Ayahnya Hasan bisa tertolong.

Tiara merangkul suaminya tersebut. Menguatkan sebisa gadis itu.

Dokternya Handoko yang menolong Pak Setiawan keluar dari kamar darurat. Spontan Mereka bangkit dan menghampirinya. Hasan tak sabar ingin mengetahui kondisi Ayahnya.

" Bagaimana dokter?" tanya Hasan.

" Alhamdulillah, Beliau sudah melewati masa kritisnya."Kata Dokter Handoko membuat Mereka lega.

" San, Saya ingin berbicara sebentar." Dokter Handoko mengajak pria tersebut keruangannya. Sedangkan Tiara masuk ke ruangan Ayah mertuanya tersebut. Pria setengah baya tersebut kelihatan lemah. Tiara pun tidak tega melihatnya.

Diruangan dokter Handoko, pria itu terkejut mendengar keterangan kondisi Ayahnya itu.

" Jadi maksud dokter ada yang sengaja membuat Ayah Saya hipertensinya naik?"

Dokter Handoko menganggukkan kepalanya. Pria itu pun mengepalkan tangannya.

" Akan kucari siapa yang melakukan hal keji itu,Dok." Ucap Hasan.

" Sabar San, nanti Saya bantu juga untuk menyelidikinya. Siapa pelakunya." Ujar Dokter Handoko.

Pria itu pun berterima kasih atas informasi yang telah diberikan Dokter Handoko tersebut. Setelah pembicaraan selesai, Hasan kembali ke ruangan Ayahnya. Dan saat itu Ibu Lili dan putranya terlihat baru datang. Mereka bertemu dikoridor rumah sakit.

" Hasan? Bagaimana keadaan Abi?" Wanita itu terlihat panik.

" Alhamdulillah sudah melewati masa kritis." Jawab Hasan.

" Alhamdulillah." Kata Wanita tersebut.

Mereka bertiga pun beriringan menuju ke ruangan, dimana Pak Setiawan dirawat.

Didalam ruangan Tiara sedang duduk, sambil mengamati keadaan Ayah mertuanya. Gadis itu melihat layar monitor detak jantung di ruangan tersebut.

Saat itu pintu terbuka,

" Assalamualaikum." Sapa Bu Lili pada Tiara.

" Wa'alaikumsalam." Jawab gadis tersebut seraya menjabat tangan Ibu mertuanya tersebut.

Terlihat kedua pria dibelakang wanita tersebut. Hasan dan Tian terlihat saling diam. Sedangkan Bu Lili langsung menghambur ke Pak Setiawan yang belum sadarkn diri tersebut.

" Ayo!" Ajak Hasan kepada Tiara untuk duduk disofa tunggu diruangan tersebut. Diikuti Tian yang juga duduk disamping Hasan.

To be continued

Jangan lupa like dan komentarnya untuk perkembangan cerita ini. Sebelumnya terima kasih. Sukses dan sehat selalu untuk pada pembaca

1
NurAzizah504
Otw ke karya baru, Kak /Smile/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya 🥰
total 1 replies
NurAzizah504
Eh, beneran tamat? Cepet bgt /Sob/
Dandelion: iya jg sih mgkn blm rejeki. Tapi kyk gmn gtu kalau sdh dikontrakin terus g masuk nilai standar retensi. hehe, ok makasih semangatnya 🥰
NurAzizah504: Oalah, tpi ceritanya ini bagus, menghibur. Dan, ingat, gak ada karya yang sia2. Tetap semangt, ya. Mungkn belum rezekinya /Whimper/
total 3 replies
NurAzizah504
Pak Hasan cemburu /Chuckle/
sulastri arriza_03
loh kok tamat?? baru juga bahagia tiara sama hasan
sulastri arriza_03: owh oke oke.. semangat kak
Dandelion: Selanjutnya dikarya baru ya 🥹, saya lanjutkan dikarya baru. Karena karya yg ini penilaian retensinya tidak cukup jd kayak sia-sia kalau saya lanjutkan, 😢
total 2 replies
Arthey Cifanblifor
Ceritanya menarik
NurAzizah504
Mawar mendarat. Lanjut, Kak
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Heh, mau jadi pebinor apa, ya? Geram sama Tian.
Dandelion: Memang Tian terlalu , hehe
total 1 replies
Teteh Lia
jaemin 😍
Dandelion: wah ketahuan nih biasnya jaemin hehe
total 1 replies
Teteh Lia
potek sudah ...... Tian sudah punya cewe ternyata
Dandelion: Tian kan play boy hehe
total 1 replies
Teteh Lia
cemberut menguras hati. mending santuy2 aja dulu.
Dandelion: iya benar bgt
total 1 replies
Teteh Lia
mau cemburu tapi gengsi.
Dandelion: cemburu terpendam dihati hehe
total 1 replies
Teteh Lia
bosan 😱 trus langsung putus gitu aja. 😱
Dandelion: playgirls hehe
total 1 replies
Teteh Lia
aku mau ice cream aja. 🤭
Dandelion: iya lebih enak ice cream hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Semangat!
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya
total 1 replies
IG: arka_novel
Semangat kak❤
Dandelion: Terima kasih. Bismillah tetap semangat hehe
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjutttt. Aku kasih dua iklan, ya /Ok/
Dandelion: Terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NurAzizah504
Pak Hasan bikin greget, deh /Joyful/
Dandelion: Terima kasih banyak atas dukungannya
total 1 replies
NurAzizah504
Lanjut, Kak. Saya menantikan karya hebat Kakak /Smile/
Dandelion: Terima kasih atas dukungannya kak
total 1 replies
sulastri arriza_03
kurangnya komunikasi dan keterbukaan dalam hubungan pasangan suami istri kadang menimbulkan suatu masalah dan kesalah pahaman,, hati" hasan karna kamu masih saja memandang rara sebagai anak kecil bila suatu hari nanti terjadi salah paham jangan salahkan tiara
Dandelion: Insyaallah, bismillah. Semangat
sulastri arriza_03: sama sama kak.. semangat terus yak
total 3 replies
NurAzizah504
Dua iklan mendarat, Kak /Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!