Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk David rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, David bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan berusaha memulai menjalin hubungan kembali dengan seorang wanita.
Di tengah ketenangan hidupnya, David mulai merasa terusik dengan kehadiran seorang wanita bernama Embun yang berstatus anak dari pembantu yang bekerja di rumahnya.
Menurut David, kehadiran Embun di rumahnya hanya membuat petaka untuknya sebab sang mama yang awalnya sudah tak lagi berniat menjodohkannya, kini kembali berniat untuk menjodohkannya dengan Embun dan melakukan berbagai cara agar dirinya mau menikahi Embun.
Hingga tanpa David sadari, di suatu malam ia terjebak dengan rencana sang mama yang mengharuskannya untuk menikahi Embun. Anak dari pembantu yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Menggantikan Pekerjaan Ibu
Sejenak, Embun menatap sosok yang berada di depannya saat ini dengan tatapan kagum. Sosok wanita paruh baya yang berada di depannya saat ini sangatlah cantik dan mirip dengan salah satu artis papan atas.
"Maaf, Ibu mencari siapa, ya?" Tanya Embun ramah.
"Saya mencari Ibu Jihan. Apa Ibu Jihannya ada?" Tanya wanita paruh baya itu tak kalah ramah.
Mendengar nama ibunya disebut oleh wanita di depannya saat ini, lantas saja membuat Embun mengerutkan dahi. Ia merasa bingung bagaimana caranya wanita paruh baya itu bisa mengenali ibunya.
"Ada. Ayo silahkan masuk, Bu. Saya panggilkan Ibu lebih dulu," ajaknya.
Wanita paruh baya tersebut mengangguk. Kemudian melangkah masuk ke dalam rumah setelah membuka alas kakinya.
Embun pun segera melangkah ke arah kamar ibunya berada setelah mempersilahkan tamunya itu untuk duduk di atas sofa lebih dulu.
Masuk ke dalam kamar sang ibu, Embun lantas saja memberitahu ibunya tentang kedatangan seorang wanita paruh baya cantik yang mencari keberadaan ibunya.
Bu Jihan yang merasa penasaran dengan sosok yang mencarinya saat ini langsung saja mengajak Embun keluar dari dalam kamarnya walau dalam kondisi tubuhnya yang masih kurang sehat.
"Bu Meisya." Kedua kelopak mata Bu Jihan terbuka lebar menatap sosok majikannya yang kini berada di dalam rumahnya
Mom Meisya yang disebut namanya pun lantas saja menatap ke sumber suara kemudian tersenyum manis pada Bu Jihan.
"Bu Meisya?" Embun mengulang perkataan ibunya. Merasa tidak asing dengan nama yang disebutkan oleh ibunya tersebut. "Bu Meisya majikan Ibu?" Lanjutnya kemudian ketika menyadari sesuatu.
"Embun, perkenalkan ini Bu Meisya majikan Ibu." Ucap Bu Jihan setelah Embun duduk di sofa yang bersebelahan dengannya.
Embun menganggukkan kepala. Kemudian memperkenalkan dirinya pada Bu Meisya yang masih menunjukkan wajah ramah kepadanya.
"Maaf mengganggu waktu istirahat Bibi. Kedatangan saya ke sini hanya untuk menjenguk Bibi dan memberikan gaji Bibi bulan ini." Ucap Mom Meisya mengungkapkan maksud dan tujuannya kemudian mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Bu Jihan.
"Gaji apa ini, Bu? Hampir satu bulan ini saya tidak masuk bekerja, Bu. Rasanya tidak pantas kalau saya menerima uang ini." Ucap Bu Jihan sungkan.
"Tidak masalah. Bibi tetap dianggap hadir bekerja di rumah saya. Sekarang terimalah. Anggap saja uang ini sebagai tambahan untuk biaya pengobatan Bibi." Ucap Mom Meisya lembut.
Kedua bola mata Bu Jihan berkaca-kaca mendengarnya. Entah bagaimana caranya dirinya bisa membalas kebaikan majikannya yang sudah sangat baik kepadanya.
Embun yang melihat kebaikan dan ketulasan Mom Meisya pada ibunya pun turun merasa haru dan mengucapkan rasa terima kasihnya.
"Bu Meisya, bolehkah saya meminta sesuatu pada anda, Bu?" Tanya Embun setelah mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Mom Meisya.
"Apa itu, katakan saja." Jawab Mom Meisya.
"Sampai saat ini kondisi Ibu saya masih sangat belum meyakinkan untuk bisa bekerja kembali. Ibu masih suka sakit-sakitan dan lemas untuk dibawa bergerak. Maka dari itu, bolehkah saya menawarkan diri pada Ibu untuk menggantikan posisi Ibu saya bekerja sebagai pembantu di rumah Ibu?" Pinta Embun sungguh-sungguh.
Mendengar permintaan putri sulungnya tersebut lantas saja membuat Bu Jihan melebarkan kedua kelopak matanya. "Embun, apa maksud permintaanmu ini, Embun!" Ucap Bu Jihan sedikit keras merasa tak setuju dengan permintaan putrinya itu.
***