NovelToon NovelToon
Gadis Kecil

Gadis Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kinanovia

Gadis kecil yang bernama amora, merupakan gadis yang cantik dan lemah lembut
Amora berasal dari keluarga berada, namun hidupnya tidak bahagia
Ayah yang sangat ia sayangi meninggal dunia karena kecelakaan, dan ibunya dari dulu sangat membencinya bahkan tidak mengharapkan kehadirannya di dunia ini
Apakah hidup Amora akan terus menyedihkan?
Apakah ia akan bahagia? Ikuti kisah hidup Amora

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinanovia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lupakan Saja

Seusai sarapan, Nilam bergegas berangkat ke kantornya dan Amora kembali ke kamar untuk beristirahat.

Bibi Lea terlihat sedang mencuci piring bekas memasak tadi dan bibi Rose membereskan makanan yang ada di meja makan.

Bibi Rose terlihat menghampiri Lea yang sedang mencuci piring, ia meletakkan beberapa piring dan sendok kotor yang di gunakan untuk sarapan Nilam dan Amora tadi untuk di cuci.

"Bi Rose.. " panggil Lea

"Ada apa Lea?"

"Kenapa nona Amora bisa sakit bi? yang aku tahu nona Amora dari bayi jarang sekali sakit"

Bibi Rose menghela nafasnya, ia lalu mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada di dapur, "karena kehujanan" jawabnya singkat

Lea ikut duduk di samping bibi Rose, "Tapi nona Amora bilang tadi karena berenang terlalu lama, berarti dugaanku benar bahwa nona berbohong?"

"Memangnya nona Amora berbicara seperti itu?" tanya bi Rose

"Iya bi... "

"Nona Amora kehujanan saat malam hari, ia hendak membelikan makanan untuk nyonya Nilam di restoran cepat saji yang ada di depan komplek"

"Lalu.. ? "

"Saat pulang payung yang ia gunakan terbang terbawa angin, akhirnya nona Amora kehujanan. Terlebih waktu itu hujan deras dan angin pun lumayan kencang" terang bibi Rose, ia menatap sendu ke sembarang arah

"Payung bi? berarti nona Amora jalan kaki?" Lea kaget mendengar apa yang di katakan oleh orang yang ada di hadapannya saat ini.

Bibi Rose hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Keduanya terdiam, seakan ada yang sedang mereka pikirkan.

•••

Siang hari, setelah semua pekerjaan Lea selesai, ia menepati janjinya untuk menemani Amora di kamar sampai anak itu bosan. Mereka berdua bermain di atas tempat tidur, Lea menuruti semua apa yang ingin Amora lakukan. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 15.10, Lea melihat Amora tertidur pulas. Mungkin Amora kelelahan, ia pun menutupi tubuh anak itu dengan selimut sebelum pergi meninggalkan kamar Amora.

Lea terlihat sedang menyirami beberapa tanaman yang ada di halaman depan rumah, disana ada Henry dan juga paman Lukas yang sedang duduk di kursi tak jauh dari Lea. Mereka berdua tengah menikmati kopi di sore hari sambil menjaga keamanan rumah majikannya.

Paman Lukas merupakan penjaga keamanan di rumah Nilam.

Henry diam-diam memperhatikan Lea, matanya sedari tadi tak lepas memandang Lea yang tengah menyiram bunga. Lea tahu bahwa Henry sedang memperhatikannya namun ia pura-pura tak tahu karena malu.

Paman Lukas yang duduk di samping Henry pun tahu bahwa sebenarnya Henry mengagumi Lea sudah sejak lama, namun ia tak pernah berani untuk menyatakannya.

Paman Lukas berdehem, Henry menoleh ke arah paman Lukas, ia sedikit gugup karena ketahuan memandangi Lea.

"Kenapa tidak kau dekati saja dia?" tanya paman Lukas.

"Mendekati siapa paman?" Henry sedikit terbata karena gugup

Paman Lukas menepuk pundak Henry, "Aku tahu sebenarnya kau dari dulu mengagumi Lea bukan?"

Henry tersenyum, "Mengagumi apa salahnya paman?" Henry menarik nafas lalu menghembuskannya dengan pelan, "Lea wanita yang keibuan, dia bisa sedekat itu dengan nona Amora, padahal mereka bukan ibu dan anak"

"Tidak ada salahnya mengagumi seseorang, tapi apa kau yakin hanya sebatas mengagumi saja?"

Henry menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia malu dengan pertanyaan paman Lukas karena sepertinya paman Lukas tahu bahwa ia mencintai Lea sudah sejak lama, namun ia tak punya keberanian untuk mendekati Lea.

Entahlah mengapa dirinya pengecut sekali jika berurusan soal wanita, ia takut patah hati wkwkwk.

Tak selang berapa lama, Lea kembali masuk ke dalam rumah. Henry pun memperhatikan langkah Lea hingga wanita itu hilang dari pandangannya.

"Coba saja kau dekati dia, aku rasa dia juga menaruh hati padamu" ucap paman Lukas

"Apa kau yakin paman? tapi sepertinya dia cuek saja kepadaku"

Paman Lukas tertawa mendengar ucapan polos Henry, membuat kening Henry berkerut karena bingung

"Kenapa paman tertawa?" tanya Henry

"Kau ini kenapa polos sekali? bukankah kau dulu adalah seorang pemain wanita? sama seperti mendiang tuan Ricko. Kenapa kau bisa tidak tahu jika ada orang yang menyukaimu?" masih tak menyurutkan tawanya.

"Aku dulu memang pemain wanita paman, aku hanya bermain-main saja dengan mereka. Aku memanfaatkan fasilitas yang di berikan oleh orang tua mendiang Ricko untuk memikat hati para wanita. Tapi mereka semua hanya memandang dari materi paman, mereka tidak benar-benar menyukaiku. Maka dari itu aku tidak bisa membedakan mana yang tulus dan tidak" jelasnya dengan lebar.

"Tapi Lea tidak seperti itu, buktinya dia mengagumimu walaupun pekerjaanmu hanya sebagai supir pribadi. Fasilitas yang di berikan orang tua mendiang Ricko pun sudah kau kembalikan bukan?"

"Iya paman, lalu kau masih tak percaya jika Lea menyukaimu dengan tulus?"

"Lea itu seorang perempuan, dia tidak mungkin mengungkapkan perasaannya terlebih dulu. Kenapa kau tidak mencoba untuk menyatakan perasaanmu kepadanya?" sambungnya lagi

Henry menghela nafasnya dengan kasar, "nanti akan ku coba paman, aku harus menyiapkan mentalku dulu" jawab Henry

Paman Lukas tertawa dan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Henry yang ia rasa agak sedikit konyol, "terserah kau saja".

•••

Sudah waktunya jam makan malam, namun Nilam belum juga kembali ke rumah. Membuat Amora khawatir, ia tak mau makan sebelum ibunya pulang kerumah. Ia ingin makan malam bersama ibunya. Bibi Rose yang merayu Amora pun menyerah karena anak itu bersikeras ingin menunggu ibunya.

Di kantor Nilam

Hari ini dia begitu sibuk untuk menemui beberapa kliennya di luar kantor. Ia kembali ke kantor ketika hampir petang untuk menyimpan beberapa berkas yang di bawanya untuk menemui klien.

Setelah itu ia menyiapkan berkas yang akan ia bawa besok untuk menemui calon kliennya dengan bantuan sekretarisnya.

Nilam melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangannya, tak terasa sudah jam 20.38.

"Mira, sebaiknya kita pulang saja. Ini sudah lewat dari jam makan malam" kata Nilam pada sekretaris pribadinya.

"Tapi ini belum selesai nona" ucap Mira

"Ya aku tahu, biar aku lanjutkan di rumah saja"

"Biar saya yang menyelesaikannya nona"

"Tidak Mira, aku tahu kau lelah. Lebih kau pulang saja dulu, setelah membereskan berkas ini aku akan segera pulang"

Mira merasa tak enak pada atasannya itu, ingin sekali ia membantu Nilam.

"Sudah sana pulang, jangan membuatku marah" tegas Nilam dengan menatap tajam Mira

"Baik nona" jawab Mira dengan sedikit terbata

Nilam membereskan berkas-berkas yang ada di hadapannya, setelah itu ia berjalan menuju parkiran hendak mengambil mobilnya.

•••

Sesampainya di depan gerbang rumahnya, paman Lukas membukakan gerbang untuk majikannya itu, ia menundukkan sedikit kepalanya untuk memberi rasa hormat pada majikannya.

"Baru pulang nyonya?" sapanya setelah Nilam keluar dari mobil.

"Iya paman" Nilam tersenyum, "saya masuk dulu ya paman", sambungnya.

" Silakan nyonya"

Nilam terlihat buru-buru masuk ke dalam rumah, ia berjalan menuju dapur seolah sedang mencari seseorang.

Di dapur hanya ada Bibi Rose dan Lea, mereka berdua sedang membersihkan dapur sebelum istirahat ke kamar mereka masing-masing.

Mereka kaget melihat Nilam di pintu dapur seperti tengah mencari seseorang.

"Nyonya baru pulang? saya siapkan makan malamnya ya nyonya, saya hangatkan dulu makanannya sebentar" ucap Lea

"Iya.. kalian sudah makan?"

"Sudah nyonya" jawab mereka dengan kompak

"Apa dia sudah makan?" entahlah dia siapa yang Nilam maksud.

"Dia siapa nyonya?" tanya bi Rose

Nilam terdiam sejenak lalu ia menjawab "sudah lupakan saja, aku akan kembali ke kamar dulu"

1
Eunice Djojokusumo
Buruk
Eunice Djojokusumo
Kecewa
Yukishiro Enishi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
Yume✨
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Người này không tồn tại
Menyentuh jiwaku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!