NovelToon NovelToon
Om, Kawin Yuk!

Om, Kawin Yuk!

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Luna merupakan anak pertama Raihan Wicaksono yang berusia 23 tahun, dia bekerja pada di kantor swasta sebagai kepala divisi penjualan. Meskipun ayahnya adalah seorang Ahli Bioteknologi dia sama sekali tidak mewarisi bidang pekerjaan ayahnya.

Luna berkhayal bahwa dia ingin mempunyai suami yang di dapat dari rekanan ayahnya seperti kebanyakan film yang dia tonton, sampai pada akhirnya dia ikut ayahnya bekerja dan bertemulah Luna dengan Renzo anak dari rekan bisnis ayahnya. Usia mereka terpaut lebih dari 10 tahun, Luna langsung jatuh hati begitu melihat Renzo. Tapi tidak pada Renzo, dia sama sekali tidak tertarik pada Luna.

"Itu peringatan terakhirku, jika setelah ini kamu tetap keras kepala mendekatiku maka aku tidak akan menghentikannya. Aku akan membawa kamu masuk ke dalam hidupku dan kamu tidak akan bisa keluar lagi," ancaman dari Renzo.

Cegil satu ini nggak bisa di lawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Berlatarkan lobi kantor dan beberapa mobil yang terparkir di sana jantung Luna berdebar.

"Apa Renzo akan melamarku di sini?" batin Luna berbunga-bunga.

Matanya membulat sempurna dengan kepala yang sedikit mendongak ke atas memandang Renzo yang tingginya jauh dari pada Luna.

"Lusa kita berangkat liburan ke Maluku. Mau kan?" ajak Renzo namun nadanya sedikit memaksa.

"Ta... tapi Bimo bilang dia tidak mau ikut. Terus aku juga belum izin ke orang tuaku." jawab Luna terkejut, sekaligus senang.

"Izin saja, aku yakin pasti boleh." jawabnya dengan percaya diri.

"Kalau tidak boleh bagaimana? Batal?"

"Ya." jawab Renzo dengan tegas. Dia berjalan sedikit menjauh dari Luna sambil menyalakan rokoknya, memandang kekasihnya dari jarak yang hanya beberapa meter.

Luna menggigit-gigit kukunya yang terlihat ragu akan bertindak apa. Renzo hanya memandangnya sambil tersenyum kecil dan kemudian menghisap rokoknya dalam-dalam.

"Aku izin Bimo dulu, kamu tunggu di sini. Setelah ini kita pulang bareng. Oke?" seru Luna.

Dia berlari kecil masuk ke dalam kantor, menekan tombol naik pada lift dan menuju lantai 3 ruangan Bimo.

Tok!

Tok!

"Masuk... " suara Bimo menyahut dari dalam ruangan.

"Bim, aku mau bilang kalau.... "

"Kalau mau cuti liburan kan? Yasudah sana, lagipula kamu bukan sekedar karyawan biasa di sini. Kamu juga salah satu investor, terlebih kinerjamu sangat bagus. Setiap bulan selalu ada progres baru, klient baru dan memenuhi target seperti karyawan lainnya." terang Bimo panjang lebar sebelum Luna selesai bicara.

"Ih tidak sopan memotong bicaraku!" Luna memutar bola matanya malas.

Kemudian mereka berdua tertawa bersama.

"Kamu yakin nggak mau ikut liburan sama aku?"

"Aku ada jadwal ketemu dokter juga untuk melepas gipsku. Pergi saja sana, kapan lagi sahabatku yang selalu jomblo ini pergi dengan pujaan hatinya," ucap Bimo meyakinkan Luna sekali lagi bahwa dia sudah memberi izin.

Luna terlihat senang, satu lagi yang harus ia temui untuk meminta izin. Mungkin akan lebih sulit dari pada meminta izin ke atasan, yaitu orang tuanya.

Setelah keluar dari ruangan Bimo dia kembali menuju lobi. Lift yang baru saja terbuka memperlihatkan wajah tampan Renzo duduk tenang dan pandangannya lurus.

Tapi begitu Renzo melihat Luna, senyum yang sulit keluar pun terpancar jelas.

"Bagaimana?" tanyanya.

Luna tersenyum lebar. "Boleh."

Renzo bangun dari kursinya dan merangkul Luna keluar dari kantor. Melingkarkan tangan besarnya ke pinggang mungil Luna yang melengking.

.

Mobil melaju ke Kambodia Residence

"Biarkan aku yang bicara pada orang tuaku. Besok aku akan kerja sebentar kemudian pulang dan mempersiapkan liburan kita." ucap Luna sebelum turun mobil.

"Baiklah. Besok aku harus bertemu beberapa klient, apa perlu Johan yang mengantarmu?"

Luna menggeleng. "Aku bisa sendiri." Kecupan kecil mendarat di pipi kanan dan kiri Renzo.

Kini jantungnya berdebar kencang bukan karena berhadapan dengan Renzo tapi ia akan berhadapan dengan pria paruh baya.

Walau Raihan adalah orang tua yang sangat hangat bagi anak-anaknya, namun izin semacam ini belum pernah Luna lakukan. Jelas ia merasa takut...

Baru saja masuk ke dalam rumah dia sudah melihat Papanya sedang bersantai sembari membaca buku, amat serius hingga kacamatanya sedikit turun.

"Lho... Papa nggak ke lab?" ucap Luna basa-basi.

Raihan mendongak ke atas, memberi pembatas di halaman buku yang sedang ia baca.

"Sejak kapan kamu suka tanya Papa ke lab apa nggak? Kamu biasanya pulang masuk kamar, keluar kalau makan terus pergi lagi." Raihan memasang wajah memelas.

"Iyakah? Apa selama ini aku kurang perhatian ke Papa dan Mama?" Luna yang sedari tadi berdiri kini duduk di samping Papanya. Menyenderkan kepalanya di pundak Papanya.

Dia tidak melihat ekspresi Raihan yang menahan tawa. Dewi yang dari jauh terlihat membawa secangkir teh ikut terkekeh kecil.

"Betul itu apa kata Papamu." ucap Dewi sambil duduk. "Ternyata anak kita sudah dewasa, Pa." timpalnya lagi menghadap ke Raihan.

Raihan mengangguk-angguk.

"Ah jangan begitu, aku jadi merasa bersalah. Maafkan aku Pa, Ma." Luna mengurungkan niatnya untuk meminta izin.

Keadaan hening sejenak....

Luna bangun dari duduknya menatap kedua orang tuanya dan berkata. "Mulai hari ini aku akan coba lebih memperhatikan Mama dan Papa. Maafkan aku, ya. Kalau gitu aku mau... "

Belum selesai dia bicara tiba-tiba Raihan memotong ucapan Luna.

"Packing untuk liburan?"

Luna terkejut saking terkejutnya dia menganga lebar tidak percaya dengan yang di ucapkan Papanya.

"Coba mingkem dulu," sahut Raihan cepat.

Luna menutup mulutnya masih terkejut dan tidak percaya. Tapi di pikirannya adalah kedua orang tuanya tidak akan memberikan izin, karena percakapan mereka tadi.

"Papa tahu dari mana?" tanya Luna.

"Tidak mungkin Renzo yang bicara dengan Papa dan Mama, sebesar itukah nyalinya?" batin Luna bergejolak.

Sambil menyesap tehnya Raihan menjawab. "Renzo yang izin ke sini tadi."

Luna diam mencoba mendengarkan kelanjutan dari ucapan Papanya.

Masih terpaku berdiri di hadapan orang tuanya.

"Apaaa?" kata Raihan dengan nada meledek.

"Papa sama Mama berikan izin. Eitts, tapi jangan senang dulu. Kamu harus jaga diri di sana, harus langsung angkat telepon Papa kapanpun. Dan kalian tetap dalam pengawasan. Kamu anak perempuan Papa satu-satunya, wajar kan kalau Papa begini?"

Luna loncat kegirangan memeluk Papanya, menarik tangan Mamanya untuk mendekat. Mereka saling berpelukan.

"Aku janji akan jaga diri, tidak akan membuat kalian khawatir."

Dewi mengusap punggung Luna, mencium kepala anak gadisnya yang cantik itu.

.

"Kenapa mudah banget di izinin ya, selama ini Papa orang yang agak rewel kalau anaknya mau pergi ke luar kota." gumam Luna berjalan masuk ke dalam kamar.

Dia mengambil ponselnya dari dalam tas kemudian mencoba mengirim pesan pada Renzo.

"Tak ku sangka rupanya kamu hebat juga bisa meyakinkan kedua orangtuaku, baiklah kalau begitu mari kita menghabiskan hari-hari bersama. Waktu untuk kita saling mengenal lebih dalam, bukan?"

Masih menunggu balasan dari Renzo.

Luna meletakkan ponselnya lalu dia bergegas mandi membersihkan diri. Dia bernyanyi-nyanyi gembira di dalam sana, hingga menghabiskan waktu satu jam lamanya.

Keluar dari kamar mandi menggunakan kimono dan handuk di kepalanya.

Ternyata pesan Luna sudah mendapat balasan.

"Siapkan dirimu untuk menerima hal-hal mengejutkan dariku."

Luna terkekeh. "Hal mengejutkan apa? Apa semacam bulan madu? Dengan ranjang dan pool yang di hiasi bunga-bunga?"

"Jadi aku akan bersama dengannya selama berhari-hari? Tidur di ranjang yang sama?"

"Kotor sekali pikiranku, ah yang penting aku bisa liburan bersama dia tanpa terganggu siapapun."

Luna masih membayangkan apa saja yang akan mereka lakukan di sana. Dia kegirangan sampai tersipu malu sendiri di kamarnya.

1
Damar
Keren thor. Aku ngikutin semua novelnya. Sukses selalu
Safura Adhara
bagus menarik cukup bikin penasaran
Safura Adhara
bagus bikin penasaran
Semara Pilu: Aaaa terima kasih, Kak. Semoga lanjut sampai tamat nanti ya 🫶🏻
total 1 replies
Damar
Mantap thor. Lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!