Kinara Aulia. Seorang gadis pilihan keluarga Dirgantara, yang akan menjadi istri Kenan, laki-laki tampan, sukses, yang mempunyai segalanya, namun nahasnya. Ia mengalami kecelakaan saat akan menikah dengan wanita pujaannya.
Setelah mengalami kecelakaan, sang wanita yang ia cintai malah meninggalkan dirinya, karena tidak mau mempunyai suami cacat.
Kenan merasa terpuruk, tidak percaya diri. Sampai dimana keluarganya mencarikan istri untuk dirinya.
"Jaga batasan, kamu cuman istri kontrak pilihan keluargaku!" bentak Kenan.
"Aku juga tidak tertarik denganmu, jangan terlalu percaya diri," jawab Kinara Ketus.
•••
Lalu bagaimana kisah mereka? Setelah melewati banyak hal dalam kehidupan mereka?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemas
Dua minggu lamanya, Kinara berada di RS, setiap ia menyempatkan pulang ke mansion, Kenan selalu tidak ada, karena katanya sedang terapi berjalan.
"Nara, kenapa kamu mondar mandir dari tadi?" tanya Tita.
"Ta, tidak biasanya Kenan tidak menghubungi aku, biasanya dia bawel sekali," kata Kinara.
"Mungkin dia memberi waktu, supaya kamu punya waktu dengan adikmu," ujar Tita.
"Sudah jangan mencemaskan itu."
Tita mengelus pundak Kinara.
"Seharusnya aku senang, kalo dia tidak menghubungiku," gumam Kinara.
"Kak," panggil Arta.
"Iya sayang, kenapa?" tanya Kinara.
"Kakak sedang mencemaskan apa?" tanya Arta.
"Tidak, kakak tidak mencemaskan apapun," jawab Kinara tersenyum, ia mengelus rambut adiknya.
"Tiduran lagi, kamu harus banyak istirahat," kata Kinara.
Arta menidurkan tubuhnya.
"Nara, aku pulang dulu, ya. Aku ada jadwal kuliah," ucap Tita.
"Iya Ta, terima kasih sudah menemani aku," kata Kinara.
"Iya, kayak sama siapa aja, ah," ujar Tita.
"Arta, kakak pulang dulu ya, nanti sore kesini lagi," ucap Tita.
"Iya kak, makasih sudah menemani aku disini," kata Arta.
"Sama-sama anak manis," jawab Tita.
"Ta, kalo kamu sibuk, jangan memaksakan kesini," kata Kinara.
"Aku tidak sibuk," jawab Tita.
"Ta, sekali lagi terima kasih," ucap Kinara.
"Bilang makasih mulu, bosan!" ujar Tita kesal.
"Kau ini," ucap Kinara.
"Aku pergi dulu, bye!" pamit Tita, ia langsung meninggalkan Kinara dengan Arta.
"Kak," panggil Arta.
"Kenapa kamu tidak tidur?" tanya Kinara.
"Aku belum mengantuk, kak," jawab Arta.
"Yasudah, kalo gitu mau apa?" tanya Kinara.
"Mau jalan-jalan keliling RS?" lanjut Kinara.
"Tidak, ada rasa penasaranku yang belum aku tanyakan dengan kakak," jawab Arta.
Lalu Kinara duduk, disebelah adiknya.
"Hal apa, yang membuatmu penasaran?" tanya Kinara.
"Sebenarnya laki-laki yang duduk di kursi roda itu siapa, tidak mungkin kalo kakak menjaga orang dewasa," ucap Arta.
"Itu bos kakak, dia memang mengalami kecelakaan, jadi kakinya cedera," jawab Kinara.
"Sampai kapan kakak akan menutupinya dariku?" ucap Arta.
"Maksud kamu, apa?" tanya Kinara.
"Aku mendengar cerita kakak semalam dengan kak Tita," ujar Arta.
"Arta, k-kamu..." ucap Kinara terpotong.
"Iya kak, aku mendengar semuanya," jawab Arta.
"Kenapa kakak menyembunyikannya dariku, kenapa kak?" tanya Arta.
"Maaf Arta, tidak ada maksud merahasiakannya darimu, tapi kakak mempunyai alasan untuk tidak memberitahukanmu," kata Kinara.
"Kakak melakukan itu demu aku'kan, agar aku bisa di operasi lagi?" ucap Arta.
"Kakak akan melakukan apapun, supaya kamu sembuh," jawab Kinara.
"Tapi tidak menikah dengan laki-laki asing, kak," ucap Arta.
"Sudah, jangan mencemaskan hal itu, sekarang kamu harus sehat," kata Kinara.
"Aku akan sembuh, karena tidak mau menyusahkan kakak lagi," jawab Arta.
"Jangan katakan itu, kamu tidak pernah menyusahkan kakak," ucap Kinara.
"Bagaimana dengan perlakuan mereka, dengan kakak?" tanya Arta.
"Keluarga Kenan sangat baik, cuman Kenan sedikit ketus," jawab Kinara.
"Apa selama ini, kakak tersiksa?" tanya Arta.
"Tidak, kakak senang menjalaninya, apalgi melihat kamu sudah membaik," jawab Kinara.
"Aku berjanji, setelah aku sembuh, aku akan membahagiakan kakak," ucap Arta.
"Melihat kamu sembuh, sudah membuat kakak bahagia," kata Kinara, ia memeluk adiknya.
"Maaf menganggu waktunya, soalnya waktunya Arta di periksa," kata dokter.
"Silahkan dok."
"Bagaimana Arta, masih merasakan nyeri?" tanya dokter.
"Sudah sedikit membaik, dok," jawab Arta.
"Kemajuan yang sangat bagus," ucap dokter.
"Nona Kinara, kalo anda mau membawa pasien pulang, sudah di perbolehkan, karena kondisinya sudah membaik," ucap dokter.
"Terima kasih, dok," ucap Kinara.
"Saya permisi dulu."
"Baik dok," jawab Kinara.
"Kak, aku sudah di perbolehkan pulang," kata Arta.
"Kakak senang mendengarnya," ujar Kinara.
"Kapan kita akan pulang?" tanya Arta.
"Nanti kakak pikirkan dulu, soalnya kakak bingung harus membawa kamu kemana," jawab Kinara.
"Kak, aku bisa di rumah sendiri," kata Arta.
"Tidak akan kakak biarkan, kamu masih masa pemulihan," jawab Kinara.
"Aku ikut keputusan kakak saja," ucap Arta.
"Sekarang kamu istirahat dulu, nanti akan kakak bangunkan," ucap Kinara.
"Baiklah," jawab Arta.
Setelah menidurkan Arta, Kinara keluar ruangan itu, ia merasa sumpek, terus berada diruangan Arta.
Saat Kinara keluar, tiba-tiba ada orang yang akan masuk kedalam.
"Maaf, siapa?" tanya Kinara bingung.
"Perkenalkan, saya Aaron, sahabat Kenan," ucap Aaron.
"Kok aku tidak pernah melihat kamu, yang aku tau cuman Alex," kata Kinara.
"Karena saya kerja didalam, jadi tidak banyak orang tau," jawab Aaron.
"Di dalam apa?" tanya Kinara.
"Di dalam baju," jawab Aaron.
"Memangnya dalam baju bisa di masukan manusia sebesar anda?" kata Kinara.
"Benar kata Kenan, mulut dia sangat bar-bar sekali," gumam Aaron.
"Hallo, kenapa bengong?" ucap Kinara.
"Saya kesini hanya ingin menyampaikan pesan dari nyonya Amira, dan suami kamu, katanya bawa pulang adikmu ke mansion," ucap Aaron.
"Jangan terlalu percaya diri, suamimu melakukan itu karena kontrak pernikahan kalian masih lama," lanjut Aaron.
"Siapa juga yang percaya diri, mulutmu yang tidak bisa di jaga, sudah tua, bukannya sadar diri, malah menyuruh orang lain," ujar Kinara.
"Ya'ampun, mulutnya benar-benar seperti ibu tiri yang mengincar harta suaminya," gumam Aaron, yang merasa merinding.
Aaron menghela napas panjang, mau tidak mau ia harus bicara lagi dengan Kinara.
"Saya kesini ditugaskan untuk menjemput kalian," ucap Aaron.
"Jadi berkemaslah, kita akan pulang," lanjut Aaron.
"Kenapa bukan Kenan yang menjemputku?" tanya Kinara.
"Mana mungkin dia mau, meluangkan waktu untuk hal seperti ini," jawab Aaron.
"Benar ucapanmu," jawab Kinara.
"Lagipun, kenapa aku berharap," lirih Kinara.
"Ck, ayok cepat berkemas," titah Aaron.
"Anda pulang saja, nanti aku akan pulang sendiri," kata Kinara.
"Kalo kamu pulang sendiri, Kenan akan marah denganku," ujar Aaron.
"Dia tidak akan marah, aku bukan siapa-siapa dia," jawab Kinara.
"Lagipun aku tidak bisa pulang sekarang, adikku sedang istirahat jadi kasian kalo aku membangunkannya," lanjut Kinara.
"Saya akan menunggu disini," jawab Aaron.
"Jangan membuang waktumu, hanya menunggu kami, pulanglah," kata Kinara.
Aaron menghela napas, susah sekali bicara dengan Kinara.
"Baiklah, aku akan pulang terlebih dahulu," ucap Aaron.
"Ya," jawab Kinara.
"Buset ketus amat," gumam Aaron.
Aaron memutuskan pergi, meninggalkan Kinara dengan adiknya.
Sedangkan Kinara, ia masuk lagi kedalam ruangan adiknya, ia kesal karena yang datang menjemputnya bukan Kenan, melainkan Aaron.
"Sedikit meluangkan waktu saja tidak bisa," gerutu Kinara.
Karena kesal, Kinara menjatuhkan tubuhnya keatas sofa, lalu ia membuka ponselnya.
"Aku jadi penasaran, bagaimana kehidupan Kenan yang tersorot media," gumam Kinara.
Kinara memutuskan mencari nama Kenan Dirgantara Kusuma.
"Jadi, dia pernah mempunyai hubungan dengan wanita bernama Lana, tapi setelah mereka kecelakaan, Lana tidak pernah muncul lagi," gumam Kinara.
Kinara semakin penasaran dengan kehidupan Kenan.
***