Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Kencan
Akhir pekan, Rara kembali bersiap karena setelah bertemu dengan Levis kemarin mereka mulai dekat. Bahkan Rara berani membalas pesan yang di kirimkan laki-laki itu untuknya.
Dia baru saja mendapatkan kabar dari Levis, bahwa laki-laki itu sudah berangkat. Mengetahui hal itu membuat Rara langsung bersiap untuk pergi.
Tapi, baru saja dia hendak pergi tiba-tiba saja maminya datang untuk menghentikannya.
"Mau kemana, Rara?" tanya Danira ketika melihat putrinya sudah tampil sempurna.
Dia memang sangat menyukai gaya putrinya yang elegan dan cantik. Karena setiap apa yang di pakainya akan selalu terlihat cocok saat di pakainya.
"Mau dinner sama temen-temen." jawabnya asal karena tidak ingin terlalu lama bicara dengan maminya.
"Temen? Sejak kapan kamu punya temen? Bukannya kamu gak suka berteman ya, sayang? Kami kan gak suka keramaian." papar Danira karena dia memang tau jika putrinya ini tidak menyukai keramaian. Bahkan Rara tidak memiliki teman, seperti yang dia ketahui.
"Sejak mami dan papi gak punya waktu untuk Rara!" jawab Rara yang membuat Danira merasa tertampar dengan penjelasan dari putrinya.
"Sayang, mami-"
"Udah, ya Mi. Aku tau kok mami mau ngomong apa. Mami sama papi ngelakuin semua ini untuk masa depan aku kan? Jadi biarkan aku menikmati dan menghabiskan apa yang kalian cari. Uang mami dan papi banyak, kan? jadi biar Rara yang habiskan. Gitu kan cara kerjanya? Orang tuanya yang sibuk mengumpulkan materi, maka anaknya yang akan menghabiskannya." ucap Rara lagi yang membuat Danira semakin terdiam dengan setiap kata yang baru saja keluar dari bibir putri kecilnya.
Danira berharap jika dia bisa memperbaiki hubungannya dengan sang putri. Dia ingin hubungannya dengan Rara membaik. Sebagai orang tua dia sadar jika yang bersalah ka ena tidak memiliki banyak waktu lebih dengan putri kecilnya itu.
"Rara, dengarkan mami dulu, sayang. Besok mami janji, mami akan temenin kamu kemana pun kamu mau oke. Kita hunting bareng, atau kamu mau shoping? Mami temenin ya, atau malam ini mami ikut sama kamu ya. Boleh, ya?"
"Gak, usah Mi. Rara mau pergi sama temen Rara. Bye, Mi." dia langsung pergi meninggalkan maminya begitu saja.
Hatinya sudah membeku dan dia merasa bahwa dirinya tidak membutuhkan perhatian itu lagi. Sejak dulu dia selalu bermimpi untuk memiliki banyak waktu dengan kedua orang tuanya, tapi hingga saat ini dia tidak pernah merasakan semua itu. Bahkan di saat teman-temannya datang bersama dengan kedua orang tuanya, dia hanya di temani oleh Tante Siska, atau om Andre di mana status mereka adalah asisten pribadi mami dan papinya.
Bahkan di saat dia menerima penghargaan menjadi siswa terbaik di angkatannya, dia berharap jika salah satu dari mereka datang. Tapi tidak, mereka hanya mengirim asisten mereka masing-masing dan bahkan mereka tidak mengatakan selamat untuknya. Hanya lewat pesan yang entah iya atau tidak kebenaran. Karena Rara mendengarnya dari asisten mereka saja.
Danira merasa kecewa karena Rara mengabaikannya. Bahkan ketika bicara dengannya saja pun putrinya itu terlihat seperti enggan menatapnya.
"Apa begitu banyak rasa sakit yang kamu rasakan sayang, hingga kamu tidak ingin menatap mata mami saat bicara?" gumam Danira yang melihat reaksi Rara terhadapnya.
"Non Rara terlalu lama sendirian, Nyonya." ucap bi Jum yang tiba-tiba datang untuk mengatakan hal seperti itu padanya.
"Maksud bibi?" tanya Danira yang belum mengerti dengan penjelasan bi Jum.
"Selama ini non Rara selalu nutupi kesendiriannya, Nyonya. Bahkan non Rara gak pernah mau makan di meja makan karena katanya gak guna meja makannya. Suatu hari saya pernah tanya kenapa non Rara gak pernah mau makan di meja makan dan lebih milih sarapan di mobilnya. Nyonya tau apa jawaban non Rara, nyonya?" tanya bi Jum yang berusaha menjelaskan semua ini padanya.
"Rara bilang apa, bi?" tanya Danira yang juga penasaran ingin tau apa yang Rara katakan.
"Saya sama mamangnya suruh buang meja makannya. Karena kata non Rara percuma aja ada meja makan gak pernah ada orang yang makan di sana. Bahkan non Rara paling benci sama yang namanya meja makan. Non Rara beneran benci sama yang namanya meja makan, nyonya." jelas bi Jum hingga membuat Danira semakin merasa tertampar oleh kenyataan ini. Kenyataan di mana dia baru mengetahui bahwa putrinya begitu membenci yang namanya meja makan karena mereka sebagai orang tuanya yang tidak pernah memiliki waktu.
Setelah mendengar hal itu membuat Danira semakin merasa bersalah atas apa yang tidak bisa dia berikan pada putri satu-satunya itu.
Seharusnya sebagai orang tua dia bisa memberikan kasih sayang yang cukup untuk anaknya. Apalagi Rara adalah anak satu-satunya yang mereka miliki. Tapi apa yang mereka berikan sebagai orang tua selain uang saja.
Ya, selama ini mereka selalu berpikir bahwa mereka mencukupi Rara dengan fasilitas mewah. Mereka pikir semua sudah cukup. Kenyataannya tidak seperti itu, karena apa yang mereka lakukan begitu sangat melukai putrinya. Bahkan dia juga baru mengetahui jika Rara paling membenci meja makan yang ada di rumah mereka. Sederhana memang, tapi sangat menyakitkan sekali sangat mengetahui Putri satu-satunya itu ternyata membenci meja makan.
"Apa Saya gagal sebagai orang tua bi?" tanya Danira yang merasa gagal sebagai seorang tua.
"Nyonya tidak gagal. Hanya saja Nyonya tidak memiliki banyak waktu untuk non Rara. Jadi saya harap nyonya bisa berubah dan lebih banyak meluangkan waktu untuk non Rara. Oh iya, Nyonya. Rabu nanti non Rara ada pertandingan kuda. Jadi saya harap nyonya sama tuan bisa datang untuk menyemangati, Non Rara." kata Bi Jum yang memberitahukan pada Danira.
"Ah, iya kah, Bi? Kalau begitu saya akan datang nanti. Saya akan bilang sama papinya Rara, kalau nanti kami akan datang." jawab Danira.
Dia berniat untuk datang ke sekolah putrinya yang akan mengikuti perlombaan kuda nantinya. Jadi dia akan datang untuk memberikan semangat pada Rara.
Sementara itu, Rara yang sudah sampai di tempat janjinya Levis. Dia kembali melihat penampilan dirinya sebelum turun untuk bertemu dengan laki-laki itu.
Setelah merasa penampilannya sudah siap, membuat Rara melangkah memasuki tempat di mana mereka janji untuk bertemu.
"Om?" panggil Rara, hingga membuat laki-laki yang sudah lebih dulu berada di tempat ini langsung mengalihkan pandangannya dan terpaku saat melihat penampilan gadis itu malam ini.
"So beautiful, babe." ucapnya begitu saja hingga membuat Rara tersipu malu saat laki-laki mengatakan bahwa dirinya itu cantik.
"Thanks," jawab Rara sambil tersipu malu setelah mendapatkan pujian dari Levis yang mengatakan dirinya cantik malam ini.
***
udh buang aja lah laki modelan si anton itu
kog makin jengkel sama orang 1 ini....
jgn ada drama salah paham dan danira dgn anton baikan lagi
🙏👍🌹❤
anton bener " tk punya perasaan pda rara
bikin nyesel thor telah megabaikan rara