Anya terpaksa harus menjadi istri kedua seorang pengusaha kaya raya yang bernama Axello Richandra atas permintaan istrinya, Hellencia yang tidak bisa memiliki anak, alias mandul.
Demi mendapatkan uang biaya perawatan ayahnya yang masih koma di ruang ICU dan menebus kesalahannya yang meraup banyak kerugian, Anya pun menjalankan perannya sebagai istri muda Axello yang selalu acuh dan bersikap dingin terhadapnya.
Bisakah Anya memenuhi permintaan Hellencia untuk mengandung anak dari Axello dengan sikap Axello yang sangat dingin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Axel & dr Firman
Axel langsung menjalankan mobilnya seorang diri menuju ke tempat yang sudah ditentukan oleh Dokter Firman. Sesampainya di gerbang pintu masuk pantai, ia pun langsung mengarahkan mobilnya ke tempat parkir yang tidak jauh dari Restoran pinggir pantai.
Ia pikir Dokter Firman ingin mengajaknya bicara di restoran. Namun, ternyata dugaannya salah besar. Dokter Firman justru tengah menunggunya tepat di pinggir pantai sambil menikmati deburan ombak yang bergulung.
“Apa yang ingin anda bicarakan, Dokter Firman?” tanya Axel yang kini sudah berdiri di belakang Dokter Firman.
Dokter Firman pun langsung berbalik dan mendaratkan pukulannya tepat di rahang kiri Axel. Bugh! Kemudian meninju perutnya.
“Kenapa kau tega menjadikan Anya sebagai istri mudamu, Axel?” tanya Dokter Firman yang sudah tidak kuasa menahan rasa marahnya. Dokter Firman kembali mendaratkan pukulannya di rahang kanan Axel.
“Kenapa kau sangat tidak memiliki perasaan iba sedikitpun terhadap Anya dan justru menekannya di saat hidupnya hanya sebatang kara?”
“Aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan manusia sekejam kamu dan kini justru tengah memperdaya Wanita yang aku cintai!” Dokter Firman kembali mendaratkan pukulannya ke perut Axel.
Axel hanya diam tidak membalas pukulan Dokter Firman saat ia menyerangnya secara bertubi-tubi. Kemudian Dokter Firman menarik kerah Axel ke arahnya.
“Kenapa kau diam dan tidak membalasku? Apa kau memang mengakui keburukanmu. Axello Richandra?” tanya Dokter Firman dengan geram.
“Aku memang menjadikan Anya sebagai istri mudaku, tapi aku belum menggaulinya sekalipun!” ucap Axel membuat Dokter Firman mengendurkan cengkramannya di kerah Axel.
“Kalau begitu, ceraikan Anya! Setelah aku bercerai dengan Cintia, aku akan segera menikahinya!” titah Dokter Firman.
“Katakan dulu apa yang ingin kau ceritakan tentang istri kita!” pinta Axel membuat Dokter Firman terdiam lama.
‘Jika aku mengatakan Cintia dan Hellencia memiliki hubungan yang tidak wajar kepada Axel, sudah tentu Axel akan menceraikan Hellencia dan menjadikan Anya sebagai istri satu-satunya!’ gumam Dokter Firman yang buru-buru mengurungkan niatnya untuk memberi tahu Axel.
“Oh, aku hanya ingin mengatakan jika Cinta sangat akrab dengan istrimu. Jadi, tidak masalah jika aku tetap akan menceraikannya dalam waktu dekat ini!” balas Dokter Firman.
“Bukankah kau justru lebih keji dan tidak berperasaan, Dokter Firman?”
“Istrimu yang baik-baik saja dan tidak bermasalah sama sekali justru kau ceraikan hanya karena mengejar cintamu pada Anya! Sedangkan aku, Hellen sendiri yang meminta aku menikahi Anya dan menghamilinya. Bukankah justru aku sebenarnya lebih terhormat dari pada anda?”
Ucapan Axel kali ini membuat Dokter Firman tidak terima dan mulai naik pitam.
“Tapi aku tidak akan pernah menyakiti Anya seperti anda!” balas Dokter Firman sambil mendorong tubuh Axel.
“Oh, ya? Aku rasa pria yang sudah mudah bosan dengan wanitanya dan tertarik dengan Wanita yang baru itu merupakan salah satu penyakit sosial yang nantinya pasti akan terulang kembali.”
“Dan aku justru tidak rela jika Anya memiliki suami yang memiliki penyakit sosial seperti anda!” tegas Axel.
“Erotomania!” ungkap Axel yang menyebutkan jenis penyakit sosial dimana seseorang mudah tertarik dengan orang lain dan sangat yakin jika orang yang sedang ia cintai, juga sangat mencintainya.
“Kurang ajar!” umpat Dokter Firman tidak terima.
“Justru istrimu yang mengidap penyakit sosial, sampai menjalin hubungan khusus dengan istriku dan sering menghabiskan waktu mereka untuk bercinta!” balas Dokter Firman membuat mata Axel membeliak sempurna.
Ia benar-benar sangat terkejut dengan tuduhan Dokter Firman kali ini. Sedangkan Dokter Firman pun langsung tersadar jika seharusnya ia tidak perlu membicarakan hal itu.
‘Argh! Sial! Seharusnya aku tidak perlu memberitahukannya tentang hal ini!’ umpat Dokter Firman dalam hati.
“Apa yang kau katakan barusan?” tanya Axel yang ingin memperjelas apa yang ia dengar tadi.
“Haish! Lupakan saja hal itu! Yang jelas, aku ingin kau segera menceraikan Anya, atau aku akan membeberkan pernikahan kalian di depan banyak orang, termasuk kedua orang tuamu!” ancam Dokter Firman yang sudah tidak mempunyai cara lain.
Tak lama kemudian, ponsel Axel pun berdering dan tampak panggilan masuk dari Hellen. Tanpa menunggu lama, ia segera mengangkat panggilannya.
“Mas Axel sayang, siang ini aku akan menemui temanku di Hotel Xxx untuk makan siang bersama dan juga arisan. Tidak masalah kan jika siang ini cukup ditemani oleh Anya?” tanya Hellen di ujung panggilan.
“Oke sayang, take your time!” balas Axel yang kemudian mematikan panggilannya. Kemudian Axel menatap tajam ke arah Dokter Firman.
“Beberkan saja pernikahanku dengan Anya kepada semua orang karena hal itu justru membuat Anya sangat tertekan dan menjadi sangat membencimu, Dokter Firman!” ancam Axel balik yang langsung pergi meninggalkan Dokter Firman.
‘Aku harus segera menyusul Hellen ke Hotel Xxx untuk melihat apa yang sebenarnya sedang ia lakukan!’ gumam Axel dalam hati.
Sedangkan Dokter Firman hanya bisa membuang nafasnya kasar dan mengusap wajahnya melihat kepergian Axel.
“Sial! Kenapa aku harus terpancing untuk membuka kartu istrinya? Aku yakin, Axel sebelumnya pasti belum tahu jika Hellen memiliki hubungan gila dengan Cintia!”
“Dasar bodoh!” umpat Dokter Firman sambil mengacak rambutnya.
💞💞💞
Kedatangan Axel di Hotel Xxx tanpa disengaja bertepatan dengan kedatangan mobil Hellencia. Untungnya saja Hellen sama sekali tidak melihat mobil Axel karena tengah focus dengan dua orang teman perempuannya yang baru saja keluar dari mobil.
Mereka bertiga pun bergegas masuk ke dalam hotel dan menuju ke resepsionis hotel untuk memesan kamar. Seperti sudah biasa memesan kamar di Hotel tersebut, bagian resepsionis hotel pun langsung memberikan kunci kamar kepada Hellen.
Setelah Hellen meninggalkan meja resepsionis, Axel pun ikut masuk dan memesan kamar yang ada di samping kamar yang dipesan oleh Hellen.
“Mohon maaf Pak, kamar yang ada di samping kamar 151 sudah penuh semua. Yang kosong hanya kamar 159 di lantai yang sama!” ucap resepsionis hotel yang tanpa ia sadari menyebutkan nomor kamar yang dipesan oleh Hellencia.
“Baiklah! Saya pesan kamar 159!” balas Axel yang kemudian mendapatkan kartu akses untuk masuk kamar.
Tanpa menunggu lama, Axel bergegas menuju kamar yang ia pesan. Sesampainya di sana, ia mulai menyusun strategi untuk menguak kelainan yang diderita oleh istri pertamanya.
“Aku tidak bisa menguak semuanya dengan keadaan babak belur seperti ini dan terang-terangan memperlihatkan diriku di depan Hellencia!” gumam Axel sambil mondar mandir di kamarnya.
“Yah, aku punya ide!” pekik Axel yang langsung mendapatkan ide jitu di tengah kekalutannya saat ini.
Ia pun bergegas menghubungi Tian, asisten pribadinya untuk datang dan membantunya. Sedangkan Tian hanya bisa pasrah saat mendapatkan tugas yang terdengar sangat berat sepanjang ia bekerja dengan Axel.
“Apa-apaan sih Tuan Axel ini!” gerutu Tian saat panggilannya sudah terputus.
“Bisa-bisanya dia memintaku untuk berdandan seperti Wanita cantik untuk mencari tahu siapa selingkuhan istrinya."
"Apa Tuan Axel pikir kecantikan aku ini bisa membuat lelaki yang menjadi selingkuhan Miss Hellen terpesona?” gumam Tian yang belum mengetahui permasalahan Axel dan juga istrinya secara detail.