NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Syari_Andrian

Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."

Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."

Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Nico

Nico, yang selama ini menghilang dalam bayang-bayang, kini kembali muncul dengan rencana baru. Setelah mendengar kabar bahwa Sindy sudah tertangkap, dia merasa dunia seakan runtuh di sekitarnya. Kepercayaan dirinya yang dulu tak tergoyahkan kini mulai goyah. Namun, dia masih berpegang pada satu prinsip: balas dendam.

"Sindy, kenapa bisa seceroboh itu?" pikir Nico dengan kesal, menatap layar ponselnya yang memuat berita tentang penangkapan Sindy. "Kalau kamu bisa jatuh, berarti aku masih punya kesempatan."

Dia menghabiskan beberapa hari terakhir berpindah-pindah tempat, mencoba untuk menghindari pengawasan. Namun, saat ini, Nico tahu, waktu terus berjalan dan dia tidak bisa bersembunyi selamanya. Dia membutuhkan lebih dari sekadar rencana biasa untuk menghancurkan Nisa dan Rey. Hal itu sudah terlalu biasa—dia perlu sesuatu yang lebih besar.

Dengan wajah penuh tekad, dia duduk di depan meja kerja di sebuah apartemen kecil yang disewanya. Sebuah peta kota dan beberapa dokumen tersebar di atas meja, menunjukkan rencana yang telah disusun dengan hati-hati.

"Tapi, aku butuh lebih dari sekadar informasi. Aku perlu cara untuk membuat mereka merasa terpojok... dan itulah yang akan aku lakukan," gumam Nico, matanya berkilat tajam. "Aku akan membuat mereka merasakan ketakutan yang luar biasa."

Dia kemudian menghubungi seseorang. Seseorang yang bisa memberinya akses ke banyak hal yang tidak bisa diakses oleh orang biasa. Kontaknya yang sudah lama tidak ia hubungi, seorang individu yang bekerja di dunia bawah tanah dan memiliki sumber daya yang cukup untuk mengguncang Nisa dan keluarganya.

"Pak Arif, ada pekerjaan besar untukmu. Aku butuh kau untuk mencari tahu lebih dalam tentang Rey dan keluarganya. Aku ingin semua rahasia mereka, apapun itu," kata Nico dengan nada serius, saat mendial nomor yang sudah lama tak digunakan.

Beberapa detik berlalu sebelum suara rendah terdengar di ujung telepon, "Nico... kau masih hidup, ya? Baiklah, aku bisa melakukannya. Apa yang kau inginkan?"

"Semua detail. Termasuk yang paling gelap. Aku akan pastikan Nisa dan Rey menyesali semua yang mereka lakukan."

Setelah beberapa lama berbicara, Nico menutup telepon dengan senyum puas. Sekarang dia merasa sedikit lebih tenang. Dia memiliki koneksi yang bisa membantunya mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tapi di balik senyum itu, ada kegelapan yang semakin mendalam.

"Aku tak akan pernah menyerah. Ini baru permulaan, Nisa," bisiknya, memandang jauh ke luar jendela, memikirkan langkah selanjutnya. "Kita akan melihat siapa yang bertahan lebih lama dalam permainan ini."

Nico tahu bahwa dia perlu bertindak cepat. Setiap langkah yang diambilnya akan semakin mendekatkan pada tujuan utamanya: menghancurkan kehidupan Nisa dan Rey. Tetapi, dia juga tahu bahwa musuhnya kini bukan hanya Nisa. Rey, yang tidak dia ketahui terlalu banyak, semakin menjadi ancaman yang lebih besar.

.

.

Nico duduk kembali di kursinya, menatap peta yang ada di depannya. Setiap titik di peta itu seolah menjadi bagian dari rencana besar yang tengah ia susun. Sambil berpikir keras, dia mulai merencanakan langkah berikutnya. Tidak ada yang bisa ia andalkan selain dirinya sendiri, dan dia tahu, untuk menghancurkan Nisa dan Rey, dia harus lebih cerdas dan lebih kejam dari sebelumnya.

Di sisi lain, Rey merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ada ketegangan di sekitarnya yang tak bisa ia jelaskan, tetapi intuisi tajamnya mengatakan bahwa bahaya sedang mengintai. Nisa pun merasakannya. Sejak hari itu, suasana di sekitarnya terasa semakin tegang, seolah ada ancaman yang semakin mendekat.

"Ada yang aneh, kan?" tanya Nisa, duduk di ruang tamu sambil menatap Rey dengan penuh perhatian.

Rey mengangguk perlahan, "Aku juga merasakannya. Sepertinya Nico belum selesai dengan kita. Dia pasti sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar."

Nisa menghela napas panjang, "Aku tak tahu apa yang harus kita lakukan. Kadang aku merasa kita hanya berlari dari bayangan."

"Tapi kita harus terus maju, Nisa," jawab Rey dengan tegas, mencoba memberi semangat. "Selama kita bersama, kita bisa menghadapinya. Ingat, kita sudah menghadapinya sebelumnya, kita bisa melakukannya lagi."

Nisa menatap Rey dengan penuh rasa syukur, "Terima kasih sudah selalu ada untukku."

Rey tersenyum dan meraih tangan Nisa, "Kita akan baik-baik saja, Nisa. Jangan khawatir."

Namun, meski Rey berusaha memberi keyakinan, ada sesuatu yang mengusik pikirannya. Dia merasa bahwa Nico kali ini tidak akan berhenti hanya dengan ancaman kosong. Kali ini, Nico punya sesuatu yang lebih berbahaya. Mungkin saja dia mulai menggali rahasia keluarganya, dan itu bisa berbahaya. Rey tidak ingin Nisa terlibat lebih jauh dalam masalah ini.

Di luar sana, Nico, dengan informasi yang baru saja dia terima, mulai merancang langkah-langkah untuk menghadapinya. Dia tahu bahwa mengancam hanya akan membuat Nisa dan Rey semakin waspada. Untuk menghancurkan mereka, dia harus memanfaatkan kelemahan mereka.

"Semua orang punya titik lemah," pikir Nico, menatap layar ponselnya yang menampilkan foto-foto keluarganya. "Dan aku tahu, kelemahanmu adalah keluarga. Itu yang akan kupergunakan."

Dia menghubungi seorang penghubung lama yang pernah bekerja dengannya di masa lalu. Seorang pria yang ahli dalam hal manipulasi dan pemerasan. Dengan wajah penuh percaya diri, Nico berkata, "Aku butuh sesuatu yang lebih dari sekadar informasi, aku butuh cara untuk menghancurkan mereka dari dalam."

Penghubungnya tertawa pelan di ujung telepon, "Kau benar-benar berniat membuat mereka menderita, ya? Baiklah, kita akan buat mereka terpojok, seperti yang kau inginkan."

Setelah menutup telepon, Nico duduk kembali di meja kerjanya, memikirkan setiap langkah yang harus diambil. Dia tahu, perang ini baru saja dimulai, dan ia akan melibatkan lebih banyak orang, lebih banyak ancaman, dan lebih banyak bahaya. Semua untuk memastikan bahwa Nisa dan Rey tidak akan pernah bisa lepas dari jeratnya.

"Game ini belum selesai," gumam Nico dengan senyum licik, "Aku akan membuat kalian membayar untuk semua yang telah kalian lakukan."

Nico melangkah menuju sebuah ruangan tersembunyi di dalam gedung tua yang sepi. Pintu terkunci rapat, dan hanya sedikit orang yang tahu tentang keberadaan tempat ini. Di dalamnya, berbagai alat canggih dan informasi yang tersebar di layar komputer menjadi tanda bahwa dia serius. Semua yang terjadi di sekitarnya adalah bagian dari rencana yang sudah ia susun dengan teliti.

"Sekarang, kita mulai langkah pertama," kata Nico kepada dirinya sendiri, menatap sebuah folder besar yang berisi berbagai informasi mengenai keluarga Nisa dan Rey.

Sambil menyusuri halaman demi halaman dalam folder tersebut, ia melihat kelemahan yang bisa dimanfaatkan, informasi tentang bisnis keluarga, hubungan pribadi, dan berbagai data yang tak pernah diketahui oleh siapapun di luar lingkaran mereka. Nico tahu bahwa untuk mengalahkan Nisa dan Rey, ia harus memanfaatkan segala celah yang ada.

Di sisi lain, Rey dan Nisa semakin waspada. Mereka tidak tinggal diam. Rey yang merasa semakin banyak ancaman yang datang, memutuskan untuk mencari lebih banyak informasi. "Kita harus tahu apa yang sedang direncanakan oleh Nico. Jika tidak, kita hanya akan berada di posisi yang lemah," kata Rey pada Nisa.

Nisa mengangguk, namun dia tahu, ini bukan hanya tentang menghadapi Nico. Ini tentang menghadapinya sebagai tim, menggabungkan semua yang mereka miliki untuk bertahan hidup. "Aku akan mencari tahu apa yang sedang terjadi di sekitar kita. Mungkin ada yang bisa kita pergunakan."

Rey menatap Nisa dengan serius, "Aku percaya padamu, Nisa. Kita akan menghadapinya bersama, apapun yang terjadi."

Namun, ketegangan semakin tinggi. Nico tidak hanya bermain dengan informasi, dia juga mulai bergerak dengan cara yang lebih kejam. Dengan bantuan orang-orang yang bisa dipercaya, dia mulai merencanakan manipulasi dan ancaman yang lebih langsung terhadap keluarga Nisa.

Suatu malam, ketika Nisa sedang tidur, ponselnya bergetar. Dia terbangun dan melihat sebuah pesan yang membuat darahnya berdegup kencang. Pesan itu berisi foto keluarganya yang sedang berada di sebuah tempat yang tampaknya tersembunyi, dilengkapi dengan kata-kata: "Kami tahu semuanya. Jika ingin mereka aman, datanglah ke tempat yang kami tentukan."

Nisa terkejut, dan segera membangunkan Rey. "Rey, ini serius. Nico pasti ada di balik ini."

Rey melihat pesan tersebut, matanya menyempit. "Dia semakin jauh. Kita harus segera ke sana. Jangan biarkan mereka mendapat kesempatan untuk melukai siapa pun."

Mereka bergegas menuju lokasi yang tertera di pesan tersebut. Nisa merasa ada ketakutan yang menghantuinya, tetapi tekad untuk melindungi keluarganya membuatnya lebih kuat dari sebelumnya. Di luar sana, Nico memantapkan langkahnya, yakin bahwa kali ini, dia akan berhasil mengalahkan Nisa dan Rey.

"Ini sudah tidak bisa diubah," bisik Nico pada dirinya sendiri, memandang layar ponselnya dengan penuh kepuasan. "Keluarga Nisa akan jatuh ke tanganku."

Namun, dia tidak tahu bahwa Rey dan Nisa sudah siap menghadapi apa pun yang datang. Mereka tidak akan pernah menyerah, dan kali ini, mereka akan menghadapi Nico dengan cara yang lebih cerdas dan tak terduga.

1
Ellsya
Lumayan
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
thalexy
Thor, masih ingat sama penggemar yang gak sabar nungguin kelanjutan ceritanya?
Regrater
Kepayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!