Jian Lushi menjadi salah satu korban tewas, dalam kecelakaan tabrakan mobil beruntun.
Akibatnya, jiwanya mengalami perjalanan melintas waktu ke dimensi lain.
Kemudian jiwanya masuk kedalam raga seorang gadis petani malang, yang tanpa sengaja mati akibat ulah saudaranya sendiri.
Yuk ikuti perjalanan Jian Lushi, dalam menjalani kehidupan barunya di dunia asing.
Mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Karena Kucing
...----------------...
Ternyata kedua kakak beradik itu bisa tersesat sampai kesini, karena mengejar seekor kucing liar, yang kebetulan lewat mencari makan di depan rumah mereka.
"Waah.. Kucingnya ada dua." mata bulat Yueyue semakin berbinar ketika melihat kucing-kucing peliharaan Lushi.
Yueyue langsung memberikan kucing abu-abu yang ada di tangannya kepada Zhuzhu, kakak perempuannya. Kemudian dia sendiri bergegas mengejar kucing orange, yang berjalan santai menuju tempat tidurnya.
Zhuzhu tidak ambil pusing dengan tindakan adiknya. Karena sebenarnya dia juga ingin menggendong, dan membelai bulu-bulu halus kucing itu.
Awalnya, saat Lushi menemukan kedua anak kucing itu, keadaannya sangat-sangat memprihatinkan. Kurus, lemah, dan ada beberapa luka pukulan di bagian tubuh keduanya.
Sekarang setelah hampir tiga bulan di rawat Lushi, kedua kucing itu terlihat sangat gemuk dan menggemaskan. Bulu-bulunya menjadi semakin halus, lebat, dan lebih panjang dari bulu kucing liar pada umumnya. Sangat nyaman ketika di belai.
Miaooo
"Ahhh.. lucu sekali..." ucap Yueyue yang sudah berhasil menangkap dan memeluk kucing orange tersebut.
"Tidak-tidak... dua-duanya lucu," koreksinya pada kata-katanya sendiri.
"Mulai sekarang, yang orange ini akan menjadi milikku. Dan yang abu-abu itu, untuk kakak Zhuzhu." ucap Yueyue. Yang dengan sangat murah hati berbagi barang rampasan dengan saudara perempuannya. Tanpa memperhatikan pemilik kedua kucing itu.
Lushi di buat tercengang dengan ucapan polos Yueyue. Alarm waspada langsung berbunyi di kepalanya.
Mungkinkah kedua gadis kecil ini, sebenarnya adalah jelmaan iblis pencuri kucing?
"Siapa yang mengatakan, akan memberikan kedua kucing itu kepada mereka berdua. Woi... Kedua kucing itu milikku. Aku pemiliknyaaa... Dasar anak kecil songong." gerutu Lushi dalam hati.
"Hei... Kedua kucing itu milik kakak, ya... Kalian boleh bermain dengan mereka. Tapi tidak boleh di bawa pulang." ucap Lushi, sambil memberikan tatapan sedikit galak pada kedua gadis kecil itu. Yang membuat keduanya cemberut kecewa, terutama Yueyue yang sangat menginginkan kucing.
"Kalian jangan sampai memiliki pikiran, untuk membawa mereka pulang... Atau... Kalian tidak boleh bermain dengan mereka lagi." Ucap Lushi, pura-pura mengancam.
"Ayo ayo, kakak antarkan kalian pulang sekarang saja..." lanjut Lushi, seakan takut anak-anak itu mengambil kucingnya.
Mendengar ini, kedua anak itu langsung menatap Lushi dengan tatapan tidak percaya.
Bagaimana mungkin mereka bisa menerimanya. Mereka baru saja memegang kucing-kucing itu, dan belum puas.
"Kakak.... Jangan... Yueyue masih ingin bermain dengan kucing-kucing ini," ucap Yueyue dengan tatapan mata memohon.
"Ka~ kakak... Jangan khawatir, kami tidak akan membawa pulang, kucing-kucing milik kakak." ucap Zhuzhu yang lebih bijak.
Dia merasa bersalah karena sudah berprasangka buruk kepada Lushi. Ternyata kakak cantik itu tidak terlalu buruk, dan tidak berbohong kepada mereka.
"Baiklah, karena kalian patuh. Nanti kalau mereka sudah punya anak, kakak akan memberikan satu untuk kalian." ucap Lushi sambil tersenyum.
Setelah memikirkannya, Zhuzhu langsung menawar, "Kakak... Bagaimana kalau dua? boleh??"
Yueyue langsung mengangguk-anggukan kepalanya, tanda setuju dengan ucapan kakak perempuannya. Bukankah dua lebih banyak dari pada satu.
"Tsk tsk tsk... kalian ini, kecil-kecil sudah pandai menawar rupanya." ucap Lushi sambil menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana kalau kalian mandi dulu. Lihat pakaian kalian sangat kotor, bahkan sobek di beberapa bagian." tawar Lushi pada kedua gadis kecil itu.
Jujur saja dia kurang nyaman melihat anak kecil memakai pakaian kotor dan sobek-sobek. Dia jadi ingat dengan kehidupan menyedihkan pemilik tubuh asli, sewaktu kecil.
Kedua gadis kecil itu langsung melihat pakaian yang mereka kenakan. Ternyata sangat kotor, dan banyak yang sobek akibat tersangkut ranting.
"Tapi kami tidak ada baju ganti," ucap Zhuzhu sedikit malu.
Mendengar ini, senyum di bibir Lushi langsung mengembang. Kemudian dia segera berkata, "Tenang saja, kakak akan membuatkan untuk kalian,"
"Kakak bisa menjahit? Membuat baju untuk kami?" tanya Zhuzhu antusias.
"Tentu saja. Itu masalah kecil, untuk kakak." jawab Lushi sedikit menyombongkan diri.
Karena di kehidupan sebelumnya, Lushi sekolah mengambil jurusan desain, dan bekerja di pabrik pakaian. Jadi ketrampilannya itu sangat berguna di dunia asing ini.
Lushi sudah banyak membuat desain dan beberapa pakaian. Bahkan sudah ada beberapa tetangga yang membeli pakaian darinya. Sayangnya untuk membuka toko, Lushi masih harus bersabar sedikit lagi.
Lushi mengukur kedua gadis kecil itu secara bergantian, kemudian mencatatnya.
Setelah mandi, kedua gadis kecil itu menutupi tubuh mereka menggunakan handuk. Kemudian mereka duduk tenang sambil memakan buah-buahan dan makanan ringan, yang telah Lushi siapkan untuk mereka.
Tak lama kemudian, Lushi keluar dengan membawa dua midi dress anak-anak, lengkap dengan legging dan pakaian dalamnya.
"Ayo pakai baju dulu," ucap Lushi. Kemudian membantu kedua gadis kecil itu memakai pakaian.
"Yueyue suka bajunya..." Yueyue sampai berputar beberapa kali, membuat rok bagian bawahnya mengembang.
"Tunggu di sini, kakak akan memasak untuk makan siang. Setelah makan, kakak akan mengantar kalian pulang." ucap Lushi kemudian mulai berkutat dengan bahan dan peralatan dapur.
Satu jam kemudian, beberapa hidangan sudah tersusun rapi di atas meja makan.
Ketika Lushi ingin memanggil anak-anak itu, untuk makan. Ternyata keduanya sudah tertidur lelap.
Sebenarnya Lushi tidak tega membangunkan keduanya, tapi dia juga harus segera mengantarkan mereka pulang.
"Zhuzhu, Yueyue... Ayo bangun..." Lushi menepuk-nepuk keduanya hingga bangun.
Akhirnya mereka bangun, dan menatap Lushi dengan linglung.
"Zhuzhu, Yueyue, ayo kita makan siang dulu... Setelah itu kakak akan mengantarkan kalian pulang," ucap Lushi. Kemudian membawa keduanya ke meja makan.
Mencium aroma makanan yang lezat dan menggugah selera, kedua gadis kecil itu langsung terlihat bersemangat.
Jika di rumah Lushi, sedang bersuka cita menyantap makanan enak. Lain ceritanya dengan yang terjadi di kediaman seseorang.
Meskipun meja makan di sana, penuh dengan berbagai macam hidangan enak dan mewah. Tapi tidak satupun dari mereka yang ingin menyentuhnya.
"Bagaimana aku bisa makan, kalau cicitku belum di temukan." ucap wanita tua berambut putih, kira-kira berusia 65 tahun.
"Andai saja, tadi aku tidak mengizinkan mereka bermain di luar rumah huhuhuuu..." yang berbicara kali ini adalah wanita berusia 47 tahunan.
"Aku tau kalian bersedih. Tapi setidaknya, jangan membuat diri kalian sakit. Bagaimana jika cicit-cicitku pulang, tapi kalian berdua malah jatuh sakit." suara tua namun tegas itu berasal dari tuan tua Wu, usianya kira-kira 67 tahun.
"Cepat makan. Mungkin Zhuzhu dan Yueyue sudah di temukan. Tapi mereka makan siang dulu, di luar."
...----------------...
Hari ini udah masuk ke bab 20. Mohon dukungannya ya kak. Jangan lupa tinggalkan jejak..
bunga mendarat/Rose//Heart/