Karya ini hanya imajinasi Author, Jangan dibaca kalau tidak suka. Silahkan Like kalau suka. Karena perbedaan itu selalu ada 🤭❤️
Perjodohan tiba-tiba antara Dimas dan Andini membuat mereka bermusuhan. Dimas, yang dikenal dosen galak seantero kampus membuat Andini pusing memikirkan masa depannya yang harus memiliki status pernikahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Star123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Ambilin makanan buat Dimas, Din" suruh Mama Sekar.
"What the hell" Dini melotot.
"Pak Dimas masih punya tangankan?" Dini menoleh ke Dimas.
Dimas mengangkat tangannya. "Ini" jawab Dimas, santai.
"Tuh, Ma. Pak Dimas masih ada tangan berarti bisa dong ambil makan sendiri. Kenapa nyuruh Dini buat ngambilin makanannya?" protes Dini, kesal.
"Dimas itu calon suamimu, Din. Kamu harus mulai belajar menjadi istri yang berbakti pada suami"
"Astaga, Ma. Baru calon belum jadi istri sungguhan"
"Sudah-sudah. Ini mau makan atau mau berdebat mulu. Dini, ambilin makan buat Dimas" kata Papa Arya selanjutnya.
Dini ingin protes tapi dia tidak berani. Kalau papanya sudah berkata Dini ga bisa berkutik. Papa Arya orang yang supel, enak diajak curhat tapi hanya satu masalahnya tidak mau dibantah.
"Iya" jawab Dini, kesal.
Dimas yang dari tadi hanya jadi penonton, tersenyum.
"Oh, dia takut sama papanya" kata Dimas dalam batin.
"Bapak mau makan apa?" Dini bertanya karena dimeja makan ada roti tawar beserta selainya, ada nasi goreng dan lontong sayur.
"Heem, Saya mau lontong sayur aja, Din. Pake telur balado ya" jawab Dimas.
Dini mengambil piring dan segera mengisi poring kosong tadi dengan lontong sayur dan telur balado. Tidak lupa menuangkan segelas air putih.
"Ini"
"Terima kasih" ucap Dimas setelah mengambil piring dari tangan Dini.
Sekarang giliran Dini yang mengambil makan. Dini mengisi piringnya dengan nasi goreng dan ayam. Mereka makan dalam diam karena tidak baik jika makan berisik.
Setelah dirasa sudah kenyang dan nasi turun. Dimas dan Dini pamit pergi ke kampus disusul Papa Arya pergi ke kantor. Tinggallah Mama Sekar dan Bik Yumi dirumah.
***
Selama perjalanan ke kampus, Dini dan Dimas lebih banyak diamnya. Hanya hal-hal perlu saja mereka bahas seperti Dini turun didekat kampus atau setelah kuliah mereka ketemu diruangan Dimas.
"Terima kasih atas tumpangannya, Pak" ucap Dini ketika membuka pintu.
"Heem" sepatah kata itu yang keluar dari mulut Dimas.
"Haam, heem, haam aja. Kayak ga bisa ngomong" gerutu Dini ketika dilihatnya mobil Dimas sudah pergi.
Dini berjalan kaki ke kampus sekitar 300 meter. Langkah kakinya terhenti ketika terdengar bunyi klakson dan sebuah mobil berhenti disampingnya. Dini tersenyum dan langsung membuka pintu bagian depan.
"Lo jalan kaki ,Din? Emang kemana mobil Lo" tanya Roni.
"Seperti yang Lo lihat. Mobil Gue dirumah" jawab Dini.
"Trus Lo kekampus sama sapa?"
"Ehhmmm, Gue tadi naik ojol. Iya, naik ojol" seru Dini
"Tau gitu tadi minta jemput gue aja, ntar gue jemput. Ntar lo pulang bareng gue aja, kebetulan hari ini gue free"
Eh!!!
"Lo Free, Gue ga free" kata Dini dalam batin.
"Ga usah, Ron. Gue ada urusan"
"Urusan apa?" Rony penasaran.
"Kepo banget Lo jadi orang" gerutu Dini.
"Hehehehehe" Rony malah nyengir kuda memperlihatkan giginya yang dibehel.
Mereka berdua turun dari mobil dengan tertawa. Tidak sadar, jika sepasang mata sedang memperhatikan gerak-gerik mereka berdua. Dini memukul lengan Rony, entah apa yang mereka bicarakan.
"Oh, ga mau diantar sampai kampus karena takut ketahuan sama gebetannya" tuduh Dimas, kesal. Dimas langsung keluar dari mobil. Dimas sudah sampai dari tadi tapi kebetulan ketika mau sampai, Dimas menerima telepon. Alhasil, Dimas memarkirkan mobilnya diparkiran mahasiswa.