Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Terima kasih, Selina sayang. Kamu telah menolong Nenek sekali lagi. Biarkan ia sekarang menjadi urusan Nenek."
Selina masuk ke dalam rumah Nenek Damian, dan langsung duduk di sebuah sofa. Dan ia tidak tahu lagi, apa yang akan terjadi dengan Wanita itu.
Wanita itu terakhir kali berteriak lalu kemudian suaranya hilang. Ternyata Neneknya Damian telah memo-tong lidahnya.
Lalu kemudian, mencung-kil kedua matanya. Dan mata itu pun, ia simpan terlebih dahulu di suatu tempat.
"Apa yang terjadi dengan Wanita itu, Nenek? apa Nenek sudah mengurusnya?"
"Oh tentu saja Selina sayang. Nenek bahkan mengambil kedua matanya dan rencananya, akan Nenek pakai untuk mengobati matamu. Siapa tahu kornea matanya cocok denganmu nanti."
"Bagaimana jika matanya tak cocok denganku, Nenek?"
"Tenang saja Sayang, Musuh kita masih banyak. Akan kita ambil seluruh mata mereka mulai saat ini."
"Ah Nenek, kau adalah Nenek terbaik. Aku sangat bersyukur memilikimu Nenek seperti mu."
Wanita yang tadi akan membunuh Neneknya Damian, begitu merinding saat ia mendengarkan apa yang dikatakan oleh Selina dan juga Nenek tersebut.
Ia mengira jika Nenek itu adalah Wanita lemah yang bisa langsung ia bunuh begitu saja. Tapi siapa sangka, ada Selina dan juga Wanita tua itu benar-benar sepertinya sudah terbiasa melakukan hal tersebut.
Tentu saja Istrinya seorang Pemimpin di Organisasi Naga Kembar, bukanlah orang yang main-main. Bukan hanya Suami, sang Istri pun harus memiliki kekuatan untuk melindungi dirinya.
"Ya sudah kalau begitu nenek mau mandi dan bersih-bersih dulu."
Selina pun menunggu neneknya Damian membersihkan dirinya terlebih dahulu. Walaupun tampak tua dan sudah membungkuk, Neneknya dan benar-benar masih bisa melakukan semuanya sendiri.
Selina bosan menunggu Nenek nya Damian yang tak kunjung siap. Akhirnya Ia memutuskan untuk keluar dan menghirup aroma mawar-mawar yang ada di halaman rumah tersebut.
"Selina, apa kau lapar?"
"Tidak Nek. Aku baru saja makan sebelum pergi ke sini."
"Baiklah kalau begitu, Nenek makan dulu. Silakan bersenang-senang di kebun mawar itu."
Selina menelusuri kebun mawar yang sangat luas itu. Ia jadi teringat pada Mamanya yang telah tiada. Seandainya saat itu tidak pernah terjadi, akankah saat ini Selina mengenal Damian?
"Sayang, mengapa kau menangis?"
"Sejak kapan kau sudah ada di sana?"
"Baru saja. Apa kau tidak menyadari kehadiranku?"
"Tidak. Mungkin saja karena aku terlalu merindukan Mamaku ketika aku berada di taman ini."
"Apakah Mama mertuaku sangat menyukai mawar?"
"Tentu saja. Mama menyukai mawar. Sayang, kapan kita akan mencari tahu di mana Mamaku dimakamkan?"
"Secepatnya. Setelah Nenek menyerahkan semua kekuasaan padamu. Bahkan Si Jacob ba-bi itu pun tidak akan bisa mengusik mu lagi."
"Ternyata kalian di sini. Ayo Selina dan Damian, kita masuk ke rumah nenek."
"Baik, nek."
Selina, Damian dan juga Nenek nya, saat ini sedang berada di sebuah ruangan khusus. Ruangan itu merupakan ruangan rahasia yang hanya diketahui oleh Neneknya Damian dan juga Kakeknya.
Bahkan selama ini, Damian sendiri belum pernah masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Tempat apa ini? Kenapa aku belum pernah Nenek ajak ke sini?"
"Ini adalah ruangan khusus. Saat ini Selina telah terpilih oleh ku dan ia bisa masuk ke sini denganmu. Harusnya kau pun tak boleh masuk Damian. Namun karena Selina memiliki kekurangan, maka kau yang harus melengkapinya."
"Baiklah. Apa yang harus kami lakukan?"
"Mulai saat ini, ruangan ini adalah milik kita. Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam ruangan ini. Walau sedekat apapun kalian dengan seseorang nantinya, ruangan ini tidak diperbolehkan untuk dimasuki."
"Baik, nek."
"Selina dan Damian, letakkan tangan kalian di tempat ini."
Selina di tuntun oleh Suami nya, untuk meletakkan tangannya di sebuah tempat asing. Ia pun menyerahkan semuanya pada Damian.
Ada sedikit rasa sakit di ujung-ujung jarinya ketika ia meletakkan tangannya di tempat tersebut.
"Apakah sakit?"
"Tidak Nenek. Hanya saja aku sedikit terkejut."
"Nenek memerlukan darah dan juga sidik jarimu. Tempat ini hanya bisa dibuka oleh sidik jari dan juga darah kalian."
"Baik nenek."
"Selina, mulai hari ini kau adalah pemimpin keluarga Owen. Dan kau, masih tetap sama Damian. Kau adalah pemimpin organisasi Naga Kembar."
"Terima kasih, Nenek."
Damian dan juga Selina berlutut di hadapan Nenek mereka. Sebenarnya, Nenek Damian sengaja mempercepat, karena ia takut nantinya akan terjadi sesuatu pada Selina.
Jika sudah seperti ini, maka tidak ada keluarga Owen yang berani menentangnya lagi. Karena perjanjian berdarah telah dilakukan oleh Selina dan juga Neneknya.
Selina juga menandatangani sesuatu yang dia sama sekali tidak tahu apa itu. Damian berkata akan membacanya nanti ketika mereka berada di rumahnya.
Setelah melakukan perjanjian itu bersama sang Nenek, mereka akhirnya keluar rumah. Salah satu orang kepercayaan Nenek mengatakan jika seluruh keluarga Owen telah tiba.
Mereka bertiga pun akhirnya menemui keluarga Owen yang lainnya untuk mengumumkan jika Selina telah mengambil alih kekuasaan.
Mereka akhirnya tiba di ruangan itu. Sungguh ternyata keluarga Owen sangatlah ramai. Bukan hanya anak dari Nenek dan Kakeknya Damian.
Tapi, anak-anak dari saudara-saudara Kakek dan juga Neneknya Damian masuk ke dalam silsilah keluarga Owen.
"Sayang, apakah keluarga Owen sangat ramai?" Bisik Selina di telinga Damian.
"Kenapa, Apa kau takut karena mereka ramai?"
"Tidak. Hanya saja, supaya aku tidak salah dalam bicara nantinya."
"Tidak perlu mikir yang macam-macam. Kau adalah Istriku dan kau tak perlu takut dengan mereka."
"Aku tidak takut dengan mereka. Malah aku takut pada diriku sendiri yang akan menyakiti mereka nantinya."
"Oh Selina. Kau sangat sek-si dan aku semakin mencintaimu."
"Terima kasih, Suamiku."
Nenek Damian tidak berlama-lama. Beliau langsung mengumumkan apa yang telah beliau rencanakan saat beliau disekap saat itu.
"Dengarkan semua. Aku, Istri Tuan Owen mengumumkan pada kalian semua yang ada di sini. Mulai hari ini, penggantiku adalah Selina Owen istri dari Damian Owen."
Tidak dak ada suara. Mereka semua diam. Entah mereka setuju ataupun Mereka menolak keputusan Neneknya damian.
Namun saat Nenek nya Damian akan memberikan sebuah Cap Giok yang di dalamnya sudah terisi darah Selina, sebuah anak panah melesat dan akan membunuh salah satu diantara mereka bertiga.
Selina yang bisa mendengar suara tersebut, langsung dengan cepat bisa menangkap anak panah dan mengembalikannya kepada orang yang melakukan hal itu.
Agh ..
Seorang Pria terkena panahnya sendiri. Dan saat ini yang terkena adalah sebelah matanya. Ia pun meringis kesakitan karena gerakan tiba-tiba itu.
"Siapa yang berani mencoba menyakiti Istriku?"
"Damian, anakku tidak sengaja melepaskan panah ini. Tolong maafkan dia kali ini. Lagi pun matanya kini sudah buta sebelah."
"Baiklah. Aku maafkan. Jangan kalian pikir, Karena istriku buta ia tidak bisa melakukan apapun. Dan mulai hari ini, siapapun yang berani menyakitinya juga akan berhadapan denganku."
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin