"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.
"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.
Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.
Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.
Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.
Happy reading Baby.... 🥳
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[Mike dan Misya]
Gustav masih menyisir setiap sisi kota Britania Raya. Bermalam-malam Gustav tak mau pulang. Tak segan ia menghabiskan uang-uang istrinya, hidupnya selalu di jalanan, berharap bisa menemukan putranya sebelum Dhyrga Miller dan keluarga lainnya.
Sementara di sisi lain lagi. Sandy dan kawan-kawan sudah berada di kota yang cukup dekat dengan Skotlandia. Mereka meninggalkan turnamen musim dingin hanya untuk mencari keberadaan kaptennya.
Tak cukup banyak jejak yang ditinggalkan oleh Cheryl dan Badai. Kepergian mereka hampir mulus tanpa celah.
Kita beralih juga pada hunian nyaman milik Dhyrga Miller. Ada Krystal, Raka, Raja dan Dhyrga yang masih berusaha keras mencari titik terang dengan caranya.
"Bagaimana, apa ada petunjuk lagi?" Dhyrga menatap harap adik iparnya.
Satu bulan Cheryl dan Badai menghilang bagai ditelan bumi. Raja masih melacak keberadaan Cheryl lewat CCTV juga dari beberapa signal terakhir saat ponsel Cheryl aktif.
Cukup jauh dari kotanya saat ini. Cheryl dan Badai bukan pergi ke London tempat mereka kuliah, justru ke daerah yang berlawanan.
"Mungkinkah mereka ke luar dari negara ini?" Timpal Dhyrga kembali.
"Sangat mungkin, tapi aku rasa tidak sejauh itu. Kalau tidak ke Skotlandia, mungkin daerah-daerah aman lainnya." Kata Raja.
"Lancaster? Manchester? Atau, ...?"
"Kita sisir saja secara acak. Karena dari sini, aku tidak bisa menemukan titik pastinya. Cheryl tentu sangat berhati-hati. Dia tahu aku akan melacaknya melalui CCTV."
Dhyrga mengangguk pelan. "Kau benar. Dia bertekad sekali pergi dari rumah. Dia tidak memikirkan bagaimana Maminya tersakiti."
Krystal tersenyum. "Terkadang cinta membutakan segalanya. Begitu juga dengan cinta para orang tua. Percayalah, pengalaman hidup di luar sana, akan membantu mereka dewasa. Jangan terlalu khawatir." Ujarnya.
Raka mendengus pelan. "Apa kita bebaskan saja Laura dan Gustav akan menerima Cheryl sebagai menantunya?"
"Kalaupun benar begitu. Aku yang tidak sudi, Cheryl memiliki mertua iblis sepertinya Daddy." Dhyrga menimpali.
"Lalu? Apa akhir kisah mereka?"
"Tentu saja mereka harus berpisah! Aku yakin di luar sana, masih banyak laki-laki yang bersedia menerima Cheryl dengan cinta yang tulus." Kekeuh Dhyrga.
...✴️🔸🔸🔸✴️...
Di sudut kota lainnya. Surai ikal Cheryl setengah basah. Dengan midi dress ia memadukan sendal spons berwarna hitam.
Hari ini Cheryl membuat roti sandwich isi keju, telor dadar tipis, sayur mayur, juga irisan daging sapi super tipis. Sarapan pagi yang cukup spesial karena ini hari pertama Badai masuk kerja.
Mike dan Misya nama samaran yang mereka pilih untuk panggilan sehari-hari mereka.
Pemilik kontrakan rumah memberitahukan lowongan kerja di sebuah bar hotel dan kemarin Badai melamarnya. Dengan penampilan yang menarik hati HRD wanita, Badai Laksamana diterima tanpa banyak tes.
Ini bulan kedua Cheryl hamil, dokter bilang janinnya sehat. Beruntung uang-uang mereka masih cukup untuk mengurus kebutuhan- kebutuhan si baby dalam perut, dari susu hamil, cek up ke dokter dan lain sebagainya.
Beberapa perhiasan Cheryl telah terjual untuk persediaan sehari-hari. Tersisa cincin berlian dari Savira yang mungkin akan berguna saat melahirkan kelak.
"Pagi Sayang." Cheryl meletakkan piring berisi sandwich suaminya di atas meja makan.
Badai keluar dari kamar berukuran kecil. Langkahnya menuju tubuh istrinya. "Kenapa cuma satu sandwich? Punya Baby mana?"
"Cheryl sarapan susu tadi. Selain itu nggak ada yang bisa masuk lagi kalo pagi begini, Cheryl mual." Wanita mungil itu duduk di atas kursinya.
Badai menyusul duduk. Tangannya mengusap perut Cheryl yang sedikit menyembul. "Apa hamil anak ku menyiksa mu?"
"Tidak juga. Selama ada kamu." Cheryl tersenyum. Dan dari situlah kekuatan Badai berasal.
"Istriku terlalu sweet." Kecupan lembut Badai mengenai pipi mulus Cheryl.
"Hati-hati Kakak ya, bekerja di tempat ramai seperti hotel dan bar mungkin bisa saja bertemu dengan relasi Papa." Cheryl ambil sandwich suaminya lalu menyodorkannya.
"Tenang saja. Aku waspada Sayang." Badai melahap makanannya sembari menatap wajah cantik istrinya.
Satu bulan tinggal bersama Cheryl, ia semakin paham kelebihan-kelebihan wanita itu. Cheryl terbaik jika untuk urusan ranjang, mengurus perut suami, juga mencari topik pembicaraan yang hangat dan membuatnya betah berlama-lama mengobrol.
...✴️🔸🔸🔸✴️...
Detik demi detik berlalu. Bumi berputar dan hari pun silih berganti nama. Senin, Selasa, Rabu, Kamis lalu seterusnya.
Mumpung cuaca bersahabat. Malam ini Cheryl datang ke tempat kerja suaminya.
Sore tadi anak dari pemilik kontrakannya bernama Alice mengajaknya ke luar, dan Cheryl dengan senang hati menerima. Alice juga datang ke sini bersama kekasihnya.
Gemerlap lampu bar kini menari-nari di retina Cheryl. Wangi parfum yang membuatnya mual berusaha Cheryl hindari. Perut hamil Cheryl sudah semakin berisi. Ia memakai dress merah muda, sendal jepit, dan mantel panjang.
Meski demikian Cheryl tetap terlihat sangat elegan. Tak ada yang mengira bahwa wanita cantik itu istri dari salah satu pegawai biasa di bar dan hotel ini.
"Mike." Satu pria berkaos hitam ketat memanggil. Dia Trap rekan kerja Badai. Seragam mereka memang hanya kaos yang di lingkis lengannya.
"Iya."
"Istrimu datang Mike."
Cheryl tersenyum saat Badai menoleh dengan sigap kearahnya. "Hay." Ia menunjukkan bekal makanan pada suaminya.
"Sayang." Badai menghampiri istrinya. Kebetulan dua jam ke depan waktu istirahatnya. Tugas Badai di sini adalah membuat minuman layaknya bartender lalu pulang jika sudah delapan jam kerja.
"Sayang sendirian?" Badai menarik istrinya ke sebuah ruangan khusus karyawan.
"Enggak kok. Cheryl sama Alice. Kebetulan Alice juga mau ke sini sama cowoknya. Jadi Cheryl ikut nebeng mobilnya." Cheryl duduk di sofa khusus pegawai, lalu kemudian Badai pun ikut menyusul di sisinya.
"Cheryl bikin nasi goreng buat makan malam Kakak sebelum pulang."
"Baby mual bau rempah, tapi masih repot masakin nasi goreng?" Rutuk Badai.
Cheryl terkekeh kecil. "Nggak apa-apa. Cheryl suka ngelakuinnya." Ia membuka kotak makan suaminya. Ini hal sederhana yang membuat mereka sangat bahagia.
"Kenapa pake rok pendek begini?" Melihat paha mulus istrinya, Badai justru lebih fokus ke arah sana. Sedari tadi Badai dibuat iri dengan pasangan-pasangan muda yang bercumbu tanpa malu-malu.
"Gimana perutnya? Hari ini Baby kita merepotkan kah?" Tangan Badai mengusap bagian tubuh Cheryl yang paling sensitif. Sesekali menoleh ke belakang mengamati keadaan sekitar.
"Kita makan dulu kan?" Tawar Cheryl.
"Boleh ini dulu kan? Baru kita makan malam sama-sama." Badai menyengir sembari meremas buah kenyal istrinya. "Boleh kah?" Ulang Badai membujuk.
Meski sudah setiap hari, Badai seolah sakau saat tak mendapatkannya. Mungkin mereka bisa melakukannya di rumah, tapi percayalah adrenalin lebih terpacu saat melakukan kegiatan itu di tempat seperti ini.
"Boleh." Cheryl membuka paha, berusaha memberikan akses termudah bagi suaminya.
"Lepas mantelnya." Badai menyuruh Cheryl melepas mantel demi menutupi paha mulus istrinya.
Jemari Badai kembali memulai ritual utak-atik. "Jangan berteriak atau mereka akan memecat suamimu." Bisiknya.
"Bagaimana bisa tidak berteriak?" Badai terkekeh mendapati protes istrinya. "Pelan- pelan saja, bisik-bisik kan bisa."
Deru napas Cheryl kini bertampiaran. Badai selalu membuatnya sesak napas di mana pun tempatnya.
...✴️🔸🔸🔸✴️...
Sementara itu, di sebuah kamar mewah yang masih bagian dari bar tempat Badai bekerja, satu wanita berpakaian seksi menatap ke arah pria berjas.
"Aku mau pria ini yang melayani ku secara langsung." Wanita itu menunjukkan foto pada manager bar hotel ini.
"Dua jam ke depan Mike masih beristirahat. Tapi nanti setelah itu, saya pastikan Mike sendiri yang akan melayani Anda bahkan menemani Anda bermalam."
"Bagus. Sekarang pergilah. Aku tunggu Mike datang ke sini." Ucap wanita itu. Lantas, pria itu pergi ke luar.