NovelToon NovelToon
Adelardo'S Obsession

Adelardo'S Obsession

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Yatim Piatu / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:17.2k
Nilai: 5
Nama Author: RD Junior

Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?

Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Pagi harinya.

Grace sudah standby di meja makan bersama mommy dan daddy nya menunggu Adelardo untuk sarapan bersama.

Tak lama kemudian Adelardo tampak menuruni anak tangga, lalu menghampiri dan duduk disamping Grace yang terpaku melihat penampilannya.

"Kak Delard mau kemana? Kenapa memakai jas dan terlihat begitu rapi?" tanya Grace yang terus mengamati penampilan kakaknya.

"Mulai hari ini kakak mu akan membantu Daddy untuk memimpin perusahaan," Chan Ryder menjawab pertanyaan yang di lontarkan Grace untuk Adelardo.

"Benarkah?! Aku tidak yakin jika kak Delard mampu membantu Daddy untuk mengurus perusahaan," ujar Grace dengan tatapan menyepelekan.

Seketika Adelardo langsung menatap Grace dengan tajam hingga seakan menembus keubun-ubun. Grace tampak menggigit ujung bibirnya melihat tatapan Adelardo yang begitu mematikan.

Adelardo menoleh kearah bibir tipis adiknya yang begitu sangat menggoda. Seketika, dia pun membayangkan akan kejadian semalam, tanpa sadar dia pun menelan saliva nya susah payah.

Chan Ryder menoleh kearah jarum jam yang ada ditangannya. "Ayo Delard, ini sudah waktunya kita berangkat ke kantor," ajak Chan Ryder seraya berdiri dari duduknya.

"Daddy berangkat duluan saja, nanti aku menyusul," jawabnya.

Chan Ryder berangkat terlebih dahulu dengan di antar oleh supir pribadi.

"Mommy aku berangkat dulu." Seperti biasa Grace mencium pipi Azura sebelum pergi, namun saat dia ingin mencium pipi Adelardo, tiba-tiba dia termenung dan membayangkan kejadian semalam.

Kring...

Kring...

Kring...

Azura beranjak dari duduknya, lalu menjauh dari kedua anaknya untuk menerima panggilan telepon dari orang yang sangat penting.

Adelardo menoleh kesamping, tepat dimana Grace sedang merenung seraya terus menatapnya dengan jarak yang begitu dekat.

"Kenapa diam saja? Apa kau tidak ingin mencium pipiku seperti apa yang sudah sering kau lakukan sebelumnya?" tanya Adelardo yang sedang membalas tatapan adiknya, "atau kau ingin mengganti ciuman pipi dengan ciuman bibir?" lanjutnya menggoda sang adik.

"Dasar otak mesum!" umpatnya. Grace kembali membenarkan posisi berdirinya. "Kalau begitu aku berangkat dulu," lanjutnya memutar posisi tubuh membelakangi Adelardo.

"Kita berangkat bersama!" ucap Delard secara spontan.

Grace kembali menatap )akaknya, "tidak mau! Aku akan membawa mobil sendiri," tolak Grace.

Adelardo mendekati Grace lalu berbisik ditelinganya, "bukankah kau tahu, jika aku paling tidak suka dibantah."

Samar-samar Grace mengingat-ingat kejadian dimana ketika dia selalu membantah ucapan Adelardo. Disitu Adelardo berulang kali mencoba melecehkannya ketika keinginan Delard tak di indahkan oleh Grace.

"Semenjak dia putus dengan Angela, sikapnya sudah jauh berubah! Sebenarnya apa yang terjadi padanya?" batin Grace menduga-duga jika mental kakak angkatnya itu sedikit terganggu.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Jangan katakan jika kau sedang membayangkan kejadian semalam," pancing Adelardo.

"Tidak!" jawab Grace begitu lantang. "Lagi pula untuk apa aku memikirkan kejadian semalam, aku juga sudah melupakannya," ucapnya berbohong, padahal jelas-jelas dia tidak bisa tidur gara-gara itu.

"Aku ingin kau menghapus semua video itu dari laptop mu, karena itu akan membawa pengaruh buruk terhadap mu."

"Kalau aku tidak mau, kau mau apa?" sinis Grace pada kakak angkatnya.

"Maka aku akan melakukan, apa yang sudah ku lakukan kepadamu semalam."

Mendengar itu Grace langsung menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Meskipun Grace terlihat seperti perempuan nakal, tapi sebenarnya dia itu begitu polos," batin Delard. "Aku tidak akan membiarkan dia jatuh ke pelukan pria brengsek seperti Daniel," lanjutnya dalam hati.

"Sekali lagi kau berani berbuat kurang ajar kepadaku, maka aku tidak akan segan-segan mengadukan perbuatanmu pada daddy dan mommy!" Grace menggertak kakaknya.

"Perbuatan yang mana yang ingin kau adukan kepada mommy dan daddy?" Adelardo malah menantangnya. "Aku lihat, semalam kau malah tampak menikmati setiap sentuhan ku," lanjutnya tersenyum menyeringai.

"Jangan sembarangan! Aku tidak pernah menikmatinya," decak Grace menyangkalnya.

"Untuk memastikan jika dugaanku tidak salah, bagaimana kalau kita mengulanginya?" Adelardo terus memancing Grace.

"Boleh!" jawab Grace secara spontan, namun kemudian dia merenung. "Mengulang? Maksudnya bagaimana?" tanyanya dengan wajah yang polos.

"Kita ulang kejadian semalam, untuk melakukan adegan itu lagi," jelas Adelardo.

"Aku tidak mau!" bentak Grace.

"Tapi tadi kau sudah mengiyakannya. Dan kata-kata yang sudah terucap tak bisa kau tarik lagi."

"Ta-tapi__"

"Siap-siap untuk nanti malam," ujar Adelardo. Dia pun pergi begitu saja meninggalkan Grace yang tampak kebingungan.

Di sekolah.

Daniel berulang kali meminta maaf kepada Grace atas kesalahannya yang diam-diam ingin berbuat kurang ajar dan merekam videonya.

"Aku sedang tidak ingin mendengar penjelasan apapun darimu, jadi ku mohon pergilah!" tegas Grace kepadanya.

"Grace, aku sangat menyayangimu. Tolong jangan perlakukan aku seperti ini," Daniel terus memohon.

Diam-diam Laura merekam video Daniel yang sedang memohon kepada Grace, agar Grace mau memaafkannya.

"Daniel, apa kau tidak mendengarnya?! Grace sudah mengatakan jika dia tidak mau mendengar penjelasan apapun darimu." sinis Anggun kepada Daniel yang sudah mengecewakan sahabatnya.

"Diam kau! Aku tidak bicara denganmu!" desis Daniel. Dia pun menoleh kearah Laura. "Apa yang kau lakukan?" bentaknya saat melihat Laura merekam videonya.

Dengan cepat Laura menyembunyikan ponselnya. "Tidak ada," jawabnya.

"Grace__" Daniel ingin menggenggam tangannya, namun Grace menepis. "Aku sungguh tidak bermaksud untuk melecehkanmu, aku hanya ingin menciummu, itu saja."

"Jika kau hanya berniat untuk menciumku, lalu kenapa kau men-cekoki ku dengan minuman? Dan kenapa juga kau harus merekamnya?" protes Grace kepada Daniel.

"Aku hanya__"

"Laura, Anggun, sebaiknya kita kembali ke kelas," ajak Grace kepada kedua sahabatnya, hingga membuat Daniel menggantung ucapannya.

Mereka pun berjalan menuju ruang kelas.

"Grace, pulang sekolah nanti aku ingin bermain dirumah mu," ungkap Laura.

"Mau apa?" tanyanya.

"Aku ingin bertemu dengan kakakmu," jawabnya berterus terang.

"Percuma. Kak Delard juga tidak ada dirumah."

"Memangnya dia kemana?" tanya Laura seraya menghentikan langkah kakinya.

"Mulai hari ini kak Delard membantu daddy untuk memimpin perusahaan," jawab Grace.

"Serius?"

Grace menganggukkan kepalanya. "Jadi, apa kau masih ingin bermain dirumah ku?" tanyanya dengan tatapan mengejek.

Laura cengengesan," mungkin lain kali. Tepatnya saat kak Delard sedang berada di rumah,' ungkapnya jujur.

"Grace kita perlu bicara sebentar!" pinta Romy saat menghampirinya.

"Bicara soal apa? Katakan saja," cetus Grace, dia tahu pasti Romy ingin membahas perihal hubungannya dengan Daniel yang sedikit renggang.

"Apa kita bisa bicara empat mata?" tanyanya hati-hati, seraya menoleh kepada Laura dan Anggun.

"Bisa!" seru Laura. "Kalau begitu kita pejamkan satu mata kita masingmasing, jadi pas 'kan empat mata," celotehnya seraya memejamkan satu matanya.

"Aku tahu apa yang ingin kau bicarakan! Pasti kau ingin aku memaafkan kesalahan yang di perbuat oleh Daniel sahabatmu 'bukan?" Grace meyakinkan dugaannya.

"Aku harap kau bisa memahaminya. Bukankah kau tahu, jika belum lama ini kedua orangtuanya mengalami kecelakaan, bahkan mayat keduanya belum bisa ditemukan," ucap Romy.

Grace tertegun mendengar ucapan Romy, seketika dia pun teringat akan kamar yang ada di apartemen Daniel.

"Itu bukanlah suatu alasan yang harus di benarkan, karena yang dilakukan Daniel terhadap Grace tetaplah salah," sahut Laura.

"Ini alasan mengapa aku hanya ingin bicara berdua saja denganmu," ungkapnya, "aku sudah bisa menduga-duga jika kedua temanmu ini pasti akan ikut berkicau," desis Romy.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!