NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Istriku Habis

Ketika Cinta Istriku Habis

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Pengganti / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:5.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: indahnya halu

Hanya karna Elis mencintai suaminya, wanita 28 tahun itu membiarkan Arjuna suaminya untuk menikah lagi.

Bukan, bukan karna Elis merupakan wanita shaliha melainkan Elis tengah menghabiskan sisa cintanya terhadap sang suami.

Elis akan membiarkan hatinya terus tersakiti hingga cinta yang ia miliki tak bersisa.

Tidak ada kesalahan yang ia lakukan. Hanya saja tuntutan keluarga Arjuna yang menginginkan seorang putra. Sedangkan Elis sampai saat ini hanya bisa memberikan tiga putri saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan terlalu mudah memaafkan

Arjuna terus meneriaki nama istrinya, istri yang sudah memberikan Arjuna 3 orang putri yang cantik-cantik itu kini tengah menari di atas tubuh Arjuna.

Sulit untuk di percaya. Beberapa waktu lalu mereka berdebat dan sekarang Elis tengah memberikan pelayanan terbaiknya.

Sudah lama sekali Arjuna tidak mendapatkan hal seperti ini. Arjuna terbuai, miliknya di balut kenikmatan yang sesungguhnya. Meskipun dirinya tidak melakukan apapun Arjuna menikmati tarian sang istri.

Entah berapa lama Arjuna di peluk surga dunia hingga ia bisa mencapai pelepasan yang sempurna.

"El,,, Faster Baby ..."

.

"Sial ... Sial ... Sial ..." berkali-kali Arjuna mengumpat saat ia terbangun dari tidurnya dalam keadaan basah. Ternyata surga dunia yang ia nikmati hanya sebatas mimpi saja.

Arjuna terduduk, ia menatap nanar celana miliknya yang basah. Mimpi pria dewasa memang seperti itu selalu meninggalkan jejak.

"Kau benar-benar membuatku gila Elis." sebelum beranjak Arjuna memijat pangkal hidungnya yang terasa pening.

Di sana juga sudah terdapat obat nyamuk bacar yang sudah mengepulkan asapnya, sepertinya Elis memang membakarkannya obat nyamuk, pantas saja Ia tertidur lumayan nyenyak. Bagaimana Arjuna bisa percaya jika Elis sudah tidak mencintainya, sedangkan setiap perlakuan wanita itu sama sekali tidak berubah, selalu membuatnya semakin mencintainya.

Hal yang paling membuat Arjuna sangat malu adalah saat Arjuna berpapasan dengan Elis saat hendak kekamar mandi.

Padahal ini masih malam, pikir Arjuna. Bahkan jam di dinding yang tak sengaja Arjuna lirik barusan baru menunjukan pukul dua malam, tapi Elis sudah keluar dari kamar mandi. tak mungkin juga kan jika Elis benar-benar melakukan sesuatu dalam mimpinya? Atau Elis memimpikan hal yang sama dengannya. Tapi rambut Elis tidak basah, mungkin Elis kebelet. Tapi bagaimana jika saat Elis keluar kamar Elis mendengar sesuatu yang aneh. Takutnya Arjuna mengigau.

Arjuna menunduk saat Elis menatap ke arahnya. Ia malu, sekaligus takut Elis melirik ke arah bawah celananya.

Arjuna dapat melihat wajah Elis yang basah, lengan baju Elis tergulung sampai ke sebatas siku. Sepertinya Elis baru selesai mengambil wudhu.

Dan sepertinya prediksi Arjuna memang benar Elis malah terlihat mbenatapnya dengan tatapan Meledek.

"Ya seperti itu El, terus." seloroh Elis, seolah wanita itu tengah meledek Arjuna yang berdiri menunduk di hadapannya.

Arjuna membolakan matanya dan mengangkat kepalanya,

"Ka-kau mendengar sesuatu saat aku tertidur?"

"Tentu saja. Kau berteriak kencang. Dasar pria mesum otak selang kangan." Cibir Elis.

"Diam El, atau ku perkosah kau di sini." Arjuna mengancam. Elis langsung ngacir berlari takut Arjuna berbuat nekad.

"Takut juga kau ternyata." Arjuna memasuki kamar mandi ia benar-benar harus mensucikan diri.

Untung saja Arjuna sudah menyimpan beberapa potong pakaian di rumah sederhana ini. Hanya saja ia terlupa tidak membawa handuk, sehingga Arjuna memakai handuk dengan warna yang sudah pudar, bahkan tipis juga. Sepertinya Elis memang sudah lama tidak mengganti handuk.

Hemat sekali istrinya itu. Di saat kaya Elis mampu menyesuaikan diri, juga di saat hidup sederhanapun Elis tidak kesulitan.

Lantunan ayat terdengar merdu menyapa pendengaran Arjuna, sudah lama sekali Arjuna tidak mendengarkan suara merdu istrinya.

Secara perlahan Arjuna membuka pintu, ketiga anaknya masih terbaring berderet di atas kasur lantai, si bungsu Vale bahkan memeluk kakaknya Rose, sedangkan Jasmine tidur menghadap tembok.

Arjuna juga melihat Elis masih mengenakan mukena lusuh berwarna putih tulang. Entah warna itu menguning karna terlalu lama di pergunakan Elis, atau memang warna aslinya memang seperti itu. Tolong ingatkan Arjuna juga supaya ia membelikan mukena baru untuk ibu dari anak-anaknya. Arjuna harus pandai-pandai membujuk Tuhan agar ia bisa mendapatkan Elis kembali.

Tok ... Tok ...

Meski pintu telah tarbuka Arjuna tetap mengetuknya pelan. Sehingga Elis yang tengah pokus kepada bacaan ayatnya mengangkat wajahnya dan menengok ke sumber suara.

"El, apa ada sejadah lagi." ujar Arjuna. Di sertai cengiran kuda di balik pintunya.

Sebenarnya Arjuna ingin sekali beribadah dengan Elis, bersama-sama memuja dan mengagungkan sang pencipta. Namun Arjuna cukup tau diri. Elis pasti akan menolaknya lagi, dari pada membuat keributan Arjuna lebih baik bermunajat di ruang tengah saja. Toh Tuhan mengetahui segala.

"Shadakallahuladzim ..." Sebelum beranjak Elis terlebih dahulu menutup al-qurannya.

Elis beranjak. Wanita tiga anak itu menghampiri lemari pelastik bergambar barbie yang terdapat di kamarnya, membuka kemudian mengambil sebuah sejadah berwarna biru turkis.

Hanya membawakan sejadah saja Elis terlihat cantik di mata Arjuna, sungguh keindahan itu terletak pada mata yang memandangnya.

Bau kapur barus langsung menusuk indra penciuman Arjuna. Meski Arjuna belum pernah mengenali bau kapur barus tapi ia cukup pandai untuk menyimpulkan aroma sesuatu.

"Ini."

Elis menyodorkan sejadah yang di minta oleh Arjuna, sejadah itu terlihat masih baru. Berbeda dari sejadah yang di pakai oleh Elis, warnanya telihat sudah memudar.

"Sejadahnya masih baru El?" tanya Arjuna basa-basi.

"Tidak. Hanya saja jarang di gunakan. Itu pemberian dari yang punya kontrakan setelah menunaikan ibadah haji. Barakallah dia memberikan dua sejadah untukku."

Elis masih mengulurkan tangannya kepada Arjuna yang masih berada di depan pintu. Dan di saat Arjuna hendak mengambilnya Elis buru, menarik tangannya jembali. Membuat Arjuna mengerutkan keningnya dalam. Apa Elis masih jijik terhadapnya? Sepintas pemikiran itu menghampiri Arjuna.

"Maaf, aku takut batal wudhu."

Arjuna tersenyum simpul. "Ya aku mengerti."

Arjuna menunaikan 2 raka'at sunatnya, di sepertiga malam ini. Banyak hajat yang ia langitkan, dengan meminta kepada sang khalik untuk mengatur hidupnya menjadi lebih berkah.

Untaian doa-doa indah Arjuna ucapkan. Bukankah untuk membujuk seseorang ia harus pintar-pintar memilih kata. Arjuna masih berharap Tuhan mengabulkan doanya. Membiarkan satu makhluknya untuk kembali mencintainya sekali lagi dan untuk selamanya.

Setelah shalat subuh Arjuna kembali terlelap. Hingga aroma masakan di pagi hari membangunkannya secara paksa. Arjuna merasa sangat lapar. Terakhir Arjuna makan adalah kemarin siang.

Arjuna menggeliat kemudian meregangkan otot-ototnya yang kaku sebelum terbangun. Selain pendingin ruangan dan lemari pendingin kasur juga menjadi daptar untuk Arjuna beli hari ini. Meski di tempat sederhana Arjuna ingin membuat nyaman ketiga buah hatinya.

Aroma masakan membuat Arjuna ingin cepat-cepat makan. Pasti masakan kali ini akan sangat enak. Aroma ayam goreng serta telur balada kembali menggelitik penciuman Arjuna.

Kemarin saja saat Elis memasak telur dadar bantet rasanya enak. Apa lagi sekarang, Elis memasak banyak makanan.

"Wah sepertinya enak nih." Arjuna ikut bergabung ke dekat ketiga putrinya yang sudah duduk dengan manis di lantai dapur. Separuh pintu dapur juga terbuka, bukan separuh, lebih tepatnya sepotong pintu dapur, karna pintu dapur kontrakan Elis terpotong menjadi dua.

"Ih Papa, basuh muka sama cuci tangan dulu lah." ujar Valery. Sedangkan Ros dan Mine terlihat membuang muka saat Papanya datang sepertinya sepasang kakak beradik itu tengah marah padanya.

"Ya. Cuci muka dulu sana!. Lagi pula masakannya belum matang semua." Elis yang tengah membalik ayam goreng turut mengeluarkan suara.

"Siap Mama." Arjuna beranjak. Ia menatap kedua putrinya yang merajuk. Hanya Valery saja yang tidak terlihat marah padanya sedangkan kedua kakaknya memasang tampang angkuh di depan Arjuna membuat Arjuna terkekeh gemas.

"Nona muda, jangan cemberut nanti cantiknya hilang." goda Arjuna kepada kedua buah hatinya. Ia juga mengusap sekilas rambut ketiganya.

Arjuna membasuh wajah serta tangannya. Kemudian ia buru-buru keluar kamar mandi bersiap membujuk Rose dan Mine. Bisa gawat jika marah mereka lama kaya Mamanya.

"Rose, Mine, Vale. Papa minta maaf karna tidak menepati janji papa kemarin. Padahal Papa sudah menghubungi ponsel Mama." ujar Arjuna lembut. Arjuna juga memasang tampang bersalahnya.

"Ponsel Mama mati. Harusnya Papa tau itu." Rose memang selalu terlihat tegas.

"Ya, Papa minta maaf. Jika kalian memaafkan Papa kita jalan-jalan ke kebun binatang kemudian kita ke mall. Kaliam mau?" Arjuna berusaha membujuk, sedangkan Elis cukup diam dan memperhatikan saja.

"Mau ..." ujar Vale dan Mine bersamaan. Sedangkan Rose masih belum goyah.

"Mine, Vale jangan terlalu mudah memaafkan seseorang, nanti Papa melakukan hal yang sama." ujar Rose, ya Tuhan siapa yang mengajari Rose berkata demikian?

1
Hamidah Hamidah
cih dokter apaan mau sana suami org
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
elis justru keturunan tuan barata?
Maizaton Othman
/Sob//Sob//Grin/
Maizaton Othman
juna,ingat jnji mu pd Elis,kamu jgn mnyembunyikan apa2 darinya lagi.
Maizaton Othman
share loc ( location)
Suhana Sulaiman
dua2 ego dn bodoh. lebih bodoh adalah arjuna . skrg br pikir nk putus hubungan. padahal dh boleh baca reaksi dn tindakan srikandi. merase diri hebat.. tak taunya insting seorang isteri lebih kuat dan dalam. hurmmmm.... truslah berpisah... pastu ketemu lagi .. bergolak lagi sampai abg jamil mampos
Yovan Imbar
👍👍
Sukarsih 04
Luar biasa
Sukarsih 04
Lumayan
zie zie
kebanyak an typo
Sumintiari Widiastuti
Luar biasa
Noerlina
Kecewa
Noerlina
Buruk
Dewa Rana
maaf Thor, kebanyakan typo jadi malas bacanya
Dewa Rana
kesakitan Thor, bukan pesakitan
Dewa Rana
maksudnya kakek Arjuna dari pihak ibu ya Thor
Dewa Rana
alinea ini membingungkan
Suhana Sulaiman
kerana itu hidup suami isteri harus berbagi supaya diredhai oleh Allah. bukan hanya berbagi peluh diranjang...
Suhana Sulaiman
Arjuna ni teryata anak emak, egois. x percaya elis... kalau percaya mesti berbagi masalh knapa nikah diam2, apa yg jadi antara dia dn aida... lagipula dia takut dgn bayang2 sendiri kalau didepak dr daftar waris... kalau ikutkan pon dia bkn ahli waris .... masa mamanya bagi nama keluarga sendiri ke anak... anak haram kah.... ceritanya byk plot twiss... kesian elis 7 tahun mengabdi pd suami yg x jujur.. maka jika hancur itu karma buat arjuna...
Safa Almira
yey
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!