• Cek umur sebelum membacanya.
Kendrick Davino Tan adalah seorang casanova, hidup dengan banyak wanita yang memuaskan gairahnya.
Dia bahkan menampung seorang wanita malam di mansion miliknya, yaitu Maurin. Maurin tak sendiri, dia bersama anak gadisnya, Zoya.
Yang diam-diam Ken jadikan fantasinya saat bercinta dengan Maurin dan banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti Kucing-kucingan
Setelah makan malam, Ken tak langsung naik ke atas, melainkan dia berniat ke ruang kerjanya. Dia ingin mengecek proposal yang dikirim oleh Ron melalui pesan email.
Sebelum berpisah dari meja makan, Zoya memicing tajam ke arah pria itu. Namun, lagi-lagi Ken hanya tersenyum kecil, diiringi kedipan nakal.
Mereka seperti kucing-kucingan dengan Nora. Saat Nora berbalik, untuk membawa piring kotor ke tempat cucian.
Ken dengan gerakan cepat menarik tangan Zoya, lalu menjangkau bibir gadis itu, tak sekedar mengecup, dia juga memberi lumaatan kecil, nyaris tanpa suara, hingga tak membuat Nora curiga.
Hanya ada beberapa pelayan yang melihat, tapi mereka memilih tak berkomentar apa-apa. Apalagi berpikir untuk memberitahu Nora.
Zoya hanya bisa meremat tangannya kuat, ingin berteriak tetapi takut pula Nora melihatnya.
"Zoya, buatkan Daddy kopi. Dan bawa ke ruang kerja," ucap Ken sebelum pria itu benar-benar pergi.
Zoya bergeming, tak menjawab iya atau pun tidak. Dia hanya berpikir, apalagi yang direncanakan pria itu.
"Zoy, kamu mendengar Daddy?" Ken mengeraskan suaranya.
Zoya melihat sekitar. Semua orang tengah sibuk berbenah, membereskan meja makan. Dan akhirnya dengan terpaksa Zoya mengangguk.
Setelah itu, dia benar-benar membuat kopi untuk Ken. Kali ini Nora tak lagi menawarkan diri, dia langsung naik ke atas dan masuk ke dalam kamarnya.
Mendapat dua kali penolakan dalam satu waktu, dia rasa sudah cukup, dia tak mau menambahnya lagi.
Setelah Zoya selesai membuat kopi, dia meminta Bi Lila untuk mengantarkannya ke ruang kerja Ken. "Bi, bantuin Zoya." Ujarnya dengan raut wajah memelas.
Namun, Bi Lila pun tak ingin mendapat masalah. Dia sudah bekerja sangat lama di mansion ini, bahkan semenjak kedua orang tua Ken masih ada.
Dan wanita paruh baya itu, paham betul sikap Ken yang tidak suka dibantah. Apalagi sampai mengganggu kesenangannya.
"Nona, maafkan saya. Saya tidak bisa," tolak Bi Lila, pun dengan sorot mata menyerah.
"Bi, ayolah."
"Maafkan saya, Nona. Saya benar-benar tidak bisa, Nona sendiri tahu bagaimana sikap Tuan Ken."
Zoya menghela nafas, benar apa yang dikatakan oleh Bi Lila. Meminta pertolongan pun rasanya percuma, dia malah akan membuat masalah, dan menyeret wanita paruh baya itu ke dalamnya.
Dengan langkah malas, Zoya berjalan menuju ruang kerja Ken yang masih berada di lantai dasar. Begitu sampai dia langsung mengetuk pintu, dan langsung diizinkan masuk pula.
Ken tersenyum saat Zoya berjalan ke arahnya. Sementara gadis itu senantiasa memasang wajah tak ramah. Malam ini dia benar-benar sangat kesal dengan tingkah Ken.
Zoya meletakkan gelas kopi itu dengan kasar, dan tanpa sepatah kata pun Zoya kembali melangkah untuk meninggalkan ruangan itu.
Namun, Ken langsung bangkit dan mencekal pergelangan tangan Zoya. "Baby, kamu mau ke mana?"
"Lepasin Zoya, Dad!" Zoya reflek meronta.
"Tidak mau, lihat ke sini dulu."
Zoya mendesah kecil, lalu berbalik dan menatap Ken dengan wajah tertekuk lengkap dengan bibir yang mengerucut.
"Hei, ada apa dengan wajahmu. Kenapa ditekuk seperti itu?" tanya Ken, tangannya memegangi pinggang ramping Zoya agar gadis itu tak kabur ke mana-mana.
Mendengar itu, Zoya bertambah geram. Sudah melakukan kesalahan, tapi masih saja bersikap santai.
"Daddy tanya kenapa? Daddy tidak sadar dengan apa yang Daddy lakukan?"
"Memangnya apa?" Ken memasang wajah polosnya.
"Daddy bilang ingin menyembunyikan ini semua, lalu apa tadi di meja makan? Daddy benar-benar keterlaluan!" cetus Zoya menggebu.
"Baby, maafkan aku. Terlalu sulit untuk mengontrol diriku, tapi lain kali aku tidak akan seperti itu lagi."
"Tentu saja, dan jangan pernah lakukan apapun lagi dengan Zoya!"
"Melakukan apa yang kamu maksud?"
"Ya semuanya!"
"Termasuk ini?"
Ken kembali menjangkau bibir Zoya. Mengecup benda kenyal itu sekilas, tetapi berkali-kali.
"Apapun! Semuanya tidak boleh. Zoya mau ke kamar, mau istirahat." Zoya mendorong dada Ken sekuat tenaga, agar menjauh darinya.
Dan tangan Ken benar-benar terlepas dari pinggang gadis itu. Namun, Ken sama sekali tidak marah. Ken justru mengulum senyum, dan merapikan anak rambut Zoya.
Gadis itu memang selalu terlihat semakin seksi jika sedang marah, Ken tidak yakin untuk tidak menyerang lagi, kalau Zoya masih di sini.
"Baiklah, selamat malam, Baby. Semoga tidurmu nyenyak."
Pria itu akhirnya melepaskan Zoya. Dan hal itu justru membuat Zoya merasa heran. Tak biasanya Ken mengalah seperti ini.
Namun, tak mau ambil pusing, Zoya segera melenggang, meninggalkan ruangan itu, sebelum Ken berubah pikiran.
*
*
*
Kembang goyangnya jangan luvaaaaa🔥🔥🔥