Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Suster Gepeng
Suster dengan kepala gepeng telah menyambut ku di luar ruangan yang ada suster Ngesot nya. Matanya lepas dari kedua lubangnya, namun menggantung di pipinya. Mulutnya menganga lebar karena rahangnya patah. Karena juga, lidahnya menjulur keluar dari lubang mulutnya.
Jantungku sempat berhenti beberapa detik. Saat itu aku sempat berpikir kalau jantungku tidak mau berdetak lagi. Tapi, Alhamdulillah dia mau berdetak lagi.
"Aahhh!!!" Suster Gepeng itu mengerang di tempatnya berdiri, seolah mau mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa karena mulutnya telah hancur.
Seragam suster itu sudah berlumuran darah semuanya, tanpa menyisakan bagian putihnya lagi. Dia bergerak perlahan ke arahku, saat aku menengok ke belakang, suster Ngesot tadi juga mulai menghampiri aku.
Dengan segenap jiwa, aku berlari ke segala arah. Aku telah kehilangan arah, pokoknya, intinya aku hanya ingin bisa segera menemui istriku dan berharap kalau ada temannya, aku bisa terbebas dari serangan duo suster tadi.
Namun yang ada, di setiap sudut, di setiap tikungan, di setiap pintu kamar rumah sakit itu, aku selalu melihat salah satu dari mereka secara bergantian.
Berpikir, Berpikir lah Buari!!! Berpikir!!
Aku memaksa otakku bekerja lebih keras dari biasanya.
Di saat seperti ini, orang-orang akan melakukan apa? Aku berpikir seperti itu. Apa yang mereka lakukan di saat seperti ini?
Istighfar! Berdoa!
Itu kata-kata yang keluar dari dalam otakku. Di saat pikiran itu muncul, aku berhenti berlari. Dan mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Usaha ku berhasil. Duo suster tadi langsung hilang seketika ketika mendengarkan aku melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Aku memejamkan mataku dan berdoa lebih khusyuk. Ayat demi ayat masih aku lantunan meskipun aku tahu kalau dua suster tadi sudah lenyap dari peradaban.
Setelah puas melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an aku membuka mataku dan tanpa membuang waktu lagi, aku mencari kamar istriku. Tapi, saat sadar, rumah sakit ini berubah pemandangannya. RS ini yang awalnya bersih dan terawat. Tiba-tiba menjadi RS terbengkalai dan sudah bobrok disana sini.
Aku mematung di tempat. Melihat sekeliling, masih bingung dengan keadaan ini. Rumah sakit ini benar sama dengan yang aku masukin kemarin malam, tapi kondisinya saja yang berbeda.
Saat melihat ke sekeliling, Mataku tertuju ke sebuah kamar yang tak asing. Itu kamar istriku!
Tanpa membuang waktu lagi. Aku langsung berlari menuju ke sana.
Saat aku masuk ke dalam kamar itu, aku mendapati istriku sedang tidur di ranjang yang sudah bobrok, di sampingnya ada bayi laki-laki, dia adalah anakku.
"Sri?" Aku membangunkan istriku. "Bangun sayang. Kita harus segera pergi dari sini."
Sri membuka matanya. Memandang ke arahku dengan tatapan bingung. "Mas kenapa? Wajahmu pucat sekali."
"Itu nanti saja Sri. Kamu sudah bisa berdiri kan?" Dia mengangguk. "Bagus, kita harus segera pergi dari sini."
"Tapi itu ga mungkin Mas. Mana bisa kita keluar masuk rumah sakit seenaknya."
"Sudah, cepat! Jangan protes lagi!"
Istriku dengan berat hati menuruti perintahku, bergerak sepelan mungkin. Menggendong putra kami sehati hati mungkin. Setelah semua di rasa beres, kami langsung keluar dari kamar itu.
Saat di luar, istriku seolah berbicara dengan seseorang, tapi aku tidak melihat dengan siapa dia berbicara. Aku menariknya sekuat tenaga, dia marah-marah, tapi aku tidak peduli. Yang ada di dalam pikiranku, kita harus sesegera mungkin keluar dari RS ini.
Nex
Saat kami memasuki lorong dimana aku tersesat tadi. Duo sexy tadi sudah menunggu kami dengan penampilannya yang aduhai. Satu ngesot, satu dengan kepala gepeng nya. Istriku langsung berlari dan menghampiri mereka. "Suster, terima kasih atas bantuannya. Kata suami saya, hari ini saya sudah diperbolehkan untuk pulang."
"Sri!" Aku berteriak kepada istriku. Mau menghampiri mereka, tapi langkahku terhenti karena tatapan mata dua suster itu begitu mengerikan. Ayolah, satu menatapku dengan mata yang tidak ada di tempatnya, yang satu menatapku dengan kedua lobang matanya.
"Kamu kenapa sih Mas? Aku mau berterima kasih kepada mereka. Mereka berdua setiap malam membantu dan merawat ku."
"Ta... Tapi..."
"Sebentar saja. Bisa tunggu ga sih?"
Dengan perasaan penuh kecemasan, aku memperhatikan mereka. Istriku berkata terimalah, sedang kedua mahluk itu cuma menatapku dengan tatapan aneh mereka.
Setelah beberapa saat kemudian, istriku memanggil dan menyuruhku berterima kasih juga kepada keduanya.
"Su... Su..." Aku tergagap.
"Susu? Apa maksudmu?" Tanya istriku.
"Su... Suster, terima kasih sudah merawat istri saya." Kataku pada akhirnya. Ajaibnya, setelah mengatakan kata-kata tadi. Kedua sosok itu langsung berubah menjadi sosok suster yang sangat cantik. Mereka tersenyum, dan berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi.
"Dadah suster Ayu dan suster Kana." Kata istriku sambil melambaikan tangannya kepada kedua suster yang... Yang... Apalah, bodo amah.
Nex
Beberapa menit kemudian kami sudah berada di luar RS. Wikarta Mandala. Saat diuar RS itu, ada orang tua pengemudi becak yang mangkal di dekat rumah sakit Wikarta Mandala. "Lho? Lho?" Dia berteriak keheranan saat melihat aku dan istriku. "Demit e ucul!- Lho.. Lho. Setannya lepas."
"Kita bukan setan Mbah!" Teriakku kepada orang tua tadi. "Kita manusia!"
"Wah, ga bener iki. Demit e iso ngomong." Dia langsung mengayuh becaknya kencang-kencang dan berlalu pergi.
"Mbah itu aneh ya Mas?" Kata istriku.
"Tidak." Jawabku. "Kitalah yang aneh."
"Apa maksudmu Mas?" Dari nadanya berbicara, aku mengetahui kalau istriku tersinggung.
"Lihat baik-baik RS. Wikarta Mandala ini." Kataku sambil menoleh ke belakang. Bangunan itu sudah hampir rata dengan tanah. Tidak bisa di jelaskan bagaimana bisa ini semua terjadi kepadaku. Istriku, bahkan anakku.
"Lho? Mustahil!" Teriak Sri. "Rumah sakitnya kok jadi bangunan terbengkalai begini? Apa yang sedang terjadi?"
"Yo gak tau, kok tanya saya. Tanya Bu bidan yang menyuruh kita ke sini lah. Ayok
pulang, sudah tengah malam."
Nex
Di sekolah masa sekarang.
"Setelah itu gimana Jon?" Tanya Aditiya Hendrik Suherman. Aku memperhatikan gerakannya, terutama jempol tangan kanannya. Lucu sekali jempolnya itu. Mirip Cabe rawit yang baru saja tumbuh.
"Setelah itu mereka pulang ke rumah. Lalu, keesokan harinya mereka mendatangi rumah Bu bidan yang merujuk emakku ke RS. Wikarta Mandala itu." Jawabku.
"Dia mengatakan apa?" Tanya Siti.
"Katanya, RS Wikarta Mandala yang di datangi bapak dan emakku itu bangunan lama. RS. Wikarta Mandala yang baru bangunannya tak jauh dari yang lama." Jawabku.
"Bukan begitu. Asal-usul dua suster setan itu lho maksud ku." Sahut Siti.
"Oh. Menurut cerita Bu bidan itu, dua suster itu meninggal ketika masa penjajahan Jepang. Mereka di perkosa dan di bunuh secara keji oleh pasukan Dai Nippon. Bukan hanya dua suster itu saja yang sudah di bunuh oleh mereka, tapi hampir semua orang yang ada di sana waktu itu."
"Hoo. Bogono." kata Aditiya. "Jadi. Setelah itu gimana? Bapakku pernah main lagi kah ke RS. Wikarta Mandala?"
"Ga pernah lagi. Dia kapok dengan yang namanya rumah sakit. Dia bersumpah, walaupun sesakit apapun, dia ga mau menginjakkan kakinya di rumah sakit manapun."
"Waduh, Sumpahnya ngeri juga ya?" Kata Aditiya. "Jadi, Siti, kamu ada cerita horor juga?"
"Eng... Apa ya? Aku tidak pernah mengalami hal-hal yang ga masuk akal kayak gitu sih." Jawab Siti.
"Jadi, kamu ga percaya dengan cerita kami?"" Tanya ku.
"Yaaah. Mau percaya, aku ga pernah ngalamin sendiri. Mau tidak percaya, emang cerita kalian ga bisa di percaya."
"Kamu ini ya, Jangan sok deh." Kata Aditiya. "Lihat si Riyono, dia awalnya meremehkan hal-hal gaib. Tapi sekarang dia sudah dua kali di tampakin setan."
"Hahaha. Iya deh, percaya." Walaupun demikian, wajah Siti tidak menggambarkan kalau dia percaya. Jadi, aku hanya bisa mendoakan dia agar mengalami hal mistis, biar tau rasa. Huhuhu, doa ku kejam juga.