"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 05
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
05
waktu terus berlalu hingga tidak terasa sekarang sudah dua bulan sejak kejadian di kamar hotel waktu itu.
"Kamu sebenarnya sakit apa Bel? Kenapa sudah sebulanan ini belum juga sembuh-sembuh?" tanya Meska menatap putrinya yang tampak lemas tak bertenaga. Khawatir jelas dirasakan Meska, ibu mana yang tidak khawatir dengan kondisi putrinya yang sakit tapi tak kunjung sembuh-sembuh.
"Mungkin aku hanya kecapekan saja Bu, nanti juga akan mendingan dengan sendirinya Bu. Ibu tidak usah khawatir." ujar Bella berusaha menenangkan ibunya.
"Bagaimana ibu tidak khawatir dengan keadaan kamu Bel, sudah sebulanan kamu kayak gini, tapi belum ada perubahan sedikitpun." balas Meska semakim cemas.
Bella tidak menanggapi ucapan ibunya, rasanya begitu berat untuk mengeluarkan suaranya. Badannya semakin tak bertenaga bahkan sedikit kurus dari dua bulan yang lalu. Bahkan Bella sendiri tidak tahu saat ini dirinya sedang sakit apa lantaran dirinya yang tidak mau berobat ke rumah sakit.
"Kamu tidak pernah melakukan hubungan terlarang itu kan, Bel?" Bella yang memejamkan matanya tersentak mendengar ucapan sang ibu. Dengan segera .
"Maksud Ibu apa berbicara seperti itu?" tanya Bella dengan suara bergetar dan dengan mata yang kini sudah mulai mengembun.
"Ibu baru ingat jika saat dulu hamil kamu Ibu juga merasakan hal yang saat ini kamu rasakan. Bahkan untuk berdiri saja Ibu tak sanggup dan untuk pipis ke kamar mandi saja Ayah kamu harus membantu ibu,"
DEG...
Jantung Bella berdegup dengan kencang, karena saat ini pikirannya kembali kepada dua bulan yang lalu. Bahkan kini degup jantungnya semakin cepat karena sudah 2 bulan dengan bulan ini Dirinya belum juga menstruasi.
"Kamu tidak melakukan hal buruk itu kan Bel?Jangan bilang jika sakit kamu ini karena kamu lagi berbadan dua!" Meska menatap putrinya lekat, mencari-cari jawaban di balik mata indah anaknya itu.
Tidak terasa air mata Bella jatuh dengan sendirinya. Mengalir di pipi indahnya sehingga timbul segukan si mulut Bella.
Bella menggeleng beberapa kali. "A-aa aku tidak tahu Bu," jawab Bella yang semakin mengeluarkan air mata.
Takut, itulah yang saat ini di rasakan Bella. Dirinya tidak tahu apakah saat ini dirinya memang sedang hamil atau bukan, namun dari ciri-ciri yang ada sepertinya dirinya memang tengah berbadan dua. Membayangkan itu saja membuat Bella makin terisak.
"Tidak tahu bagaimana Bel? Apa kamu pernah melakukannya?" Meska menguncang tubuh putrinya yang tengah bergetar. Bahkan air mata semakin deras membanjiri wajah Bella.
Dengan anggukan kecil dari Bella membuat Meska langsung berdiri sangking terkejutnya. Jika saja dirinya mempunyai riwayat sakit jantung mungkin saja saat itu juga dirinya akan terkena serangan jantungan atau bahkan lebih parah dari itu.
"Astagfirullah Bel. Astagfirullah ... Astagfirullah ...," Meska berulang kali beristighfar lantaran dirinya tidak percaya dengan kabar yang baru saja di terimanya dari sang putri. Putri uang begitu dia sayangi dan cintai. Bahkan putri satu-satunya yang dia miliki.
"Kapan?!" tanya Meska lirih menatap Bella yang semakin terisak.
Jujur saja ada rasa tak terima karena putri yang dia didik dengan susah payah malah melepar kotoran kekepalanya dengan begitu kejamnya. Tapi apa yang bisa Meska lakukan saat ini jika bukan sabar. Kalau saja dirinya langsung emosi, tidak menutup kemungkinan Bella akan semakim terpuruk dan yang lebih sadisnya lagi bisa membuat anaknya itu menghilangkan nyawanya sendiri.
"Dua bulan yang lalu Bu," jawab Bella lirih.
TBC