NovelToon NovelToon
GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Khof

Novel ini menceritakan kisah seorang Naila Shababa, santri di pondok pesantren Darunnajah yang di cap sebagai santri bar-bar karena selalu membuat ulah.

Namun, siapa sangka nyatanya Gus An, putra dari pemilik pesantren justru diam-diam menyukai tingkah Naila yang aneh-aneh.

Simak selalu di novel yang berjudul “GUS NACKAL VS SANTRI BARBAR.” Happy reading🥰🥰...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Laras yang biasanya menggantikan tugas Naila membersihkan ndalem, kini sudah siap dengan pakaian dinas dan peralatan perangnya. Dia melarang Naila yang bersikukuh untuk ikut membantu. Akan tetapi temannya yang satu ini sangat keras kepala. Dia tetap bersikukuh untuk ikut.

“Please, Aku ikut bantu-bantu ya... yang ringan-ringan aja deh yang penting ikut. Soalnya Aku udah kangen banget sama bersih-bersih.” Naila yang dulunya pemalas dan bersih-bersih ndalem hanya karena medapat hukuman kini sudah ketagihan dengan kegiatan itu. Rasanya jika hanya berdiam diri saja itu tidak enak. Badannya terasa capek dan tangannya gatal ingin melakukan aktivitas meskipun Dia masih perlu istirahat yang cukup.

“Ya udah deh kalau kamu maksa, Cuma ngelap kaca doang ya...” Naila mengangguk penuh semangat. Harinya di mulai dengan kegiatan yang membuatnya semangat. Mereka berdua memasuki ndalem sambil membawa perlengkapan masing-masing. Mereka harus segera bersih-bersih karena ini adalah hari pertama ujian sekolah. Jadi harus datang tepat waktu, bahkan sebelum jam pertama dimulai.

Barusaja Naila akan mengelap kaca jendela yang ada di dapur. Dia di kejutkan oleh Neng Aufa yang memang seperti setan, kadang tiba-tiba muncul tiba-tiba hilang.

“Dor...”

“Astaghfirullah...” Naila mengucapkan istighfar tiga kali. Sama seperti saat baru selesai sholat. Neng Aufa cekikikan sendiri melihat wajah Naila yang terlihat lucu saat kaget.

“Kebiasaan deh Neng, sukanya ngagetin.” Neng Aufa hanya tersenyum tipis sambil membawa handuk menuju kamar mandi. Naila melanjutkan kembali kegiatannya dengan penuh semangat. Dia benar-benar ingin berubah, tapi bukan menjadi spiderman. Dia hanya ingin menjalankan tugas dengan ikhlas.

“Naila, yang depan dulu. Nanti keburu ada tamu.” Laras berbisik kepada Naila yang posisinya agak berjauhan. Laras menyapu dan mengepel sedangkan Naila hanya mengelap kaca jendela.

“Oke...”

Lantai yang barusan di pel oleh Laras belum sempurna kering, kaki Naila tergelincir karena tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.

“Aaa...” Dia hanya bisa berteriak. Membayangkan terjatuh di lantai. Matanya terpejam tidak berani Dia buka. “Kok nggak sakit.” Batinnya. Naila mencoba membuka mata, dan...

“Aaaa...” teriakannya semakin histeris saat tau bahwa dirinya terjatuh di lengan Gus An yang baru selesai mandi dan hanya mengenakan handuk saja. Gus An segera melepaskan tangannya saat semua orang yang ada di ndalem keluar menyaksikan kejadian tersebut. Naila mengibaskan tubuhnya yang habis terkena sentuhan tangan Gus An.

“Hih... apa-apaan sih Gus main pegang-pegang.”

“Kamu itu hampir saja terjatuh ke lantai, saya yang mau lewat tidak reflek menolong kamu. Lalu apakah salah...?” Gus An mengembalikan ucapan dengan ketus sama seperti Naila.

“Salah lah, kenapa nggak jenengan biarkan saya jatuh saja...? saya itu bukan mahramnya jenengan.” Keributan itu terjadi sampai Abi Amir ikut keluar dari dalam kamar.

“Ada apa An...? masih pagi kok udah ribut di dapur. Astaghfirullah bisa-bisanya kamu nggak pakai baju. Ini kawasan santri putri, gimana kalau ada yang lihat. Itu aurat An...” Abi Amir menunjuk tubuh Gus An yang hanya di balut dengan handuk saja.

“Tuh kan Gus...”

“Kamu di lihat para santri yang seharusnya tidak halal melihatmu begini.” Setelah di ceramahi habis-habisan oleh Abinya, Gus An ke kamar dengan hati yang penuh dengan rasa dongkol. Bukan dengan Abi Amir, melainkan dengan Naila. Dia yang awalnya berniat menolong tetapi justru di hujat oleh Naila.

Tidak lama lagi kamu akan halal saat melihat tubuhku.

...****************...

Dua menit sebelum bel berbunyi, Naila dan Laras sudah sampai di ruangan. Deru nafasnya pun sampai bisa di dengar oleh semua teman sekelasnya. Saking gugupnya mereka sehabis bersih-bersih ndalem sampai tidak sempat mandi karena waktunya sangat mepet.

Tet...tet... tet...

Akhirnya bel pun berbunyi. Seluruh siswa mengatur nafas dalam-dalam. Bersiap untuk menghadapi ujian yang membuat mereka semua tidak bisa tidur di sepanjang malam.

“Assalamu’alaikum...” Gus An memasuki ruang kelas. seluruh murid menjawab dengan serempak.

“Kok Gus An sendiri yang jaga ujiannya...?” beberapa murid berbisik satu sama lainnya. Merasa keheranan, karena biasanya jadwal pengawas ujian akan berbeda dengan jadwal guru mata pelajaran. Apalagi wali kelas, mereka seharusnya tidak akan mendapatkan jadwal. Tuganya hanya menerima nilai dan mengisi raport.

Soal telah di bagikan. Ada yang memejamkan matanya beberapa menit karena tidak berani melihat bagaimana sulitnya soal yang akan di ujikan oleh setiap guru. Ada yang sudah membaca do’a dan wirid dengan khusyu’. Ada yang sudah gemeteran saat lembaran baru saja di bagikan.

Naila mendapatkan tempat duduk di pojok belakang. Dia membaca do’a terlebih dahulu dengan khusyu’ agar di berikan kemudahan. Dia baca perlahan-lahan tapi pasti soal tersebut. Dia isi yang sekiranya mudah terlebih dahulu. Hanya butuh waktu lima belas menit saja sudah selesai.

“Yang sudah boleh di kumpulkan Gus...?” Naila mengangkat tangannya bertanya kepada Gus An yang terus mengelilingi kelas.

“Cepat sekali, jangan di awur Nai. Resikonya kamu tidak naik kelas loh...”

“Dia menyontek Gus...” ujar Fatma yang posisi duduknya terpaut dua bangku dari Naila.

“Boleh di kumpulkan.” Gus An tidak memperdulikan ucapan-ucapan yang tidak penting dari muridnya.

“Naila menyontek Gus...” ucap Fatma sekali lagi dengan lantang. Membuat seluruh murid menghentikan kegiatannya yang berkutat dengan kertas. Naila yang tidak terima langsung menghampiri Fatma dan melemparkan tamparan.

Plak... Fatma meringis kesakitan. Salah siapa Dia membangunkan singa yang tidur.

“Mau apa lagi sih kamu nuduh-nuduh nyontek...?”

“Lihat saja kebenarannya.” Fatma mengambil beberapa buku tulis dari dalam laci Naila. Entah siapa yang telah meletakkan disana. Yang penting bukan milik Naila sendiri. Naila hanya manggut-manggut, tersenyum dengan licik. Dia memang tidak bisa di tandingi oleh siapapun.

“Boleh di cek CCTV nya Gus, coba kita tampilkan pake proyektor sekalian biar tau siapa pelakunya.” Naila sangat cerdik. Dia tidak mau membuang-buang waktu untuk berdebat akan sesuatu yang tidak penting. Wajah Fatma menjadi pias seketika, sepertinya Dia akan kalah lagi untuk kali ini.

1
suryani duriah
Luar biasa
Puspita Dewi
Naila jangan terlalu Bar bar dan tidak sopan thor
Rahmawati Rahmawati
cftyuhh
Rahmawati Rahmawati
cftyuhh
Rahmawati Rahmawati
rasainnn
Rahmawati Rahmawati
vvvcsainnnnnn
Rahmawati Rahmawati
luar biasa
Thywi Puspitasari
Luar biasa
Dewi Dewi
oke banget deh ceritanya...
die
Luar biasa
남성
luar biasa
Zia Lutfi
🤣🤣
karyaku: hi kk mendadak menjadi istri ustadz jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
Rahmi Ami
Luar biasa
karyaku: hi kk mendadak menjadi istri ustadz jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
Wartini
komplet, semua ada,agamis, tegas, lucu, slengean
karyaku: hi kak mendadak menjadi istri ustadz jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
Anonymous
Nyesekkkkk bget ya dadaku 😭😭😭😭
chacha
tertampar saya 🙁
chacha
Luar biasa
Melki
akhirnya.....
Rahma Lia
Lumayan
🏠⃟𝐵𝑎𝑖𝑄𝒉𝑜𝑖𝑟𝑢ⷦ𝑙ⷩ
di tgu thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!