" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Beberapa bulan kemudian..
Neta dan Dika dinyatakan lulus ujian nasional mereka masuk ke dalam peringkat 3 besar.
Akhir-akhir ini selepas ujian nasional kemarin, Neta dan Dika sudah jarang bersitegang entah mungkin mereka berpikir sudah akan lulus sekolah juga bahkan mereka berdua tidak tahu satu sama lain akan meneruskan pendidikan kemana baik Neta maupun Dika.
Neta tidak tahu dan tidak ingin tahu jika Dika akan meneruskan pendidikan nya di Akademi Kepolisian begitupun Dika, ia tidak tahu juga jika Neta sudah diterima di universitas negeri jurusan Psikologi.
Sampai akhirnya waktu wisuda sekolah tiba, semua teman-teman Neta dan Dika sedang berkumpul mereka akan melakukan sesi foto bersama, semua merasa bahagia tidak terkecuali Neta dan Dika.
" Kayanya gue bakal kangen deh sama suasana kelas, apalagi sama tom and Jerry nya kelas kita hahaha " celoteh Alvin yang disusul gelak tawa dari teman-teman yang lain.
Saat Alvin berkata seperti itu entah mengapa tidak ada sedikit pun perasaan kesal dalam hati Neta justru ia ikut tertawa bahagia begitupun Dika.
Mereka menikmati masa-masa bersama mereka sebelum mereka nantinya akan sulit untuk bertemu, karena mereka ada yang melanjutkan kuliah keluar kota, keluar negeri, bahkan ada yang sudah diterima bekerja.
Neta dan Windi sedang foto selfie bersama, tiba-tiba Dika datang mengacaukan hasil fotonya.
" Dika ihh.. kita kan lagi foto-foto " Neta beringsut meninggikan suaranya
" Hahaha sorry.. lagian orang-orang pada foto bareng ini malah berdua aja " balas Dika.
" Mahardika Bimantara.. ! coba deh ini hari wisuda kita plis ya jangan usilin gue, okey.. "
" Justru karena ini hari wisuda kita, jadi .. gue bakal susah jailin lo lagi "
" mmhh..mhhh..mmhh.. kaya nya gue minggir dulu deh yaa.. silahkan kalian ngobrol-ngobrol dulu deh " Windi meninggalkan Dika dan Neta.
" Win.. windi.. mau kemana ihh jangan tinggalin aku "
" Tenang aja.. tenang.. santai yaa.. " Windi tertawa kecil.
" Windi ihhh ... "! Neta ngedumel ia memasang wajah jutek andalannya.
" Kenapa ? lo benci banget ya sama gue ? " tanya Dika.
" Hmm.. enggak benci juga sih "
" Terus ? "
" Sebel.. lo tuh ngeselin tau ! " Neta masih dengan wajah juteknya.
" Oh ya, gue minta maaf ya selama 3 tahun ini, gue banyak jailin lo " Dika memulai pembicaraan.
" Lah.. ngapain minta maaf, lebaran masih jauh " Neta masih jutek.
" Ya.. gak apa-apa dong, kan apa salahnya kita meminta maaf atas apa kesalahan kita baik yang disengaja atau pun yang gak disengaja, dimaafin gak nih ? " tanya Dika.
" Ya.. gue juga minta maaf ya " hati Neta luluh.
" Oke.. thank you ya.. " Dika tersenyum.
Tidak lama Rendi dan Alvin menghampiri Dika dan Neta.
" Suitsiwww... ehem ehem "
" Kita berdua ganggu gak nih ? " tanya Alvin.
" Apaan sih lo Vin ? " Neta ke Alvin.
" Hmm.. enggak kok, yok kita kesana lagi " Dika mengajak Alvin dan Rendi kembali berkumpul dengan teman-teman yang lain.
" Net, ayo kesana " ajak Dika.
" Oh ya.. duluan aja " Neta merasa bingung dengan sikap Dika kali ini.
Ada apa sama Dika ya, kok aneh selama 3 tahun aku kenal Dika, dia gak pernah minta maaf setulus itu, biasanya sorry sorry selengean.. hmmm... batin Neta lalu ia tertawa kecil.
" Woyy... " Pundak Neta ditepuk oleh Windi.
Windi yang melihat Neta dari tadi diam di tempatnya langsung menghampiri.
" Astagfirullah... " Neta sedikit kaget.
" Kenapa kamu ? malah ngelamun ? " tanya Windi.
" Kamu ngapain ngagetin pake nepok bahu segala udah kaya yang mau ngehipnotis tau gak "
" Hahahaha ada-ada aja, kesana lagi yok kumpul sama yang lain " ajak Windi
" Yok " Mereka berdua berjalan menuju teman-teman nya yang lain.
Tidak lama acara wisuda sekolah sudah selesai, mereka semua berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing, kemungkinan mereka sudah jarang untuk bertemu kembali karena kegiatan ke sekolah hanya pengurusan ijazah saja.
...****************...
Selepas acara wisuda, Neta sudah jarang bertemu dengan teman-teman nya, terutama Dika semenjak wisuda kemarin ia sudah tidak pernah bertemu dengan Dika, ia berpikir mungkin Dika kuliah keluar kota atau keluar negeri karena sudah dipastikan ia diminta oleh orangtuanya untuk kuliah keluar negeri.
Neta pun sudah mulai masuk kuliah, ia masuk jurusan yang Neta inginkan, ia memang ingin menjadi seorang psikolog. Hari berganti tahun berlalu tidak terasa Neta sudah lulus dari kuliahnya.
Ia langsung diterima kerja di salah satu perusahaan , karena kebetulan perusahaan itu membutuhkan lulusan Sarjana Psikologi untuk di tempatkan di bagian HRD, karena apa lulusan psikologi biasanya ia akan mampu memahami kebiasaan manusia itu akan berpengaruh pada kredibilitas perusahaan.
Sedangkan Dika, ia sudah lulus menjadi seorang perwira polisi, ia ditugaskan kembali di kota tempat tinggalnya dibagian satuan lalulintas.
Neta dan Dika menjalani hari-harinya seperti biasa, Neta sebagai seorang karyawan dan Dika sebagai abdi negara. Neta dan Dika belum pernah sama sekali bertemu semenjak acara wisuda sekolah dulu, entah mengapa padahal mereka tinggal di kota yang sama, apa karena semesta belum berpihak kepada mereka berdua.
Sampai akhirnya satu kejadian mempertemukan mereka.
Prriitttttt...
" Selamat pagi bu, silakan untuk menempi " Seorang polisi menghampiri Neta.
Duh.. salah jalan lagi kenapa tadi harus lewat sini batin Neta.
Tok.. tok..tok..
Pintu kaca mobil Neta di ketuk, seorang polisi sudah berdiri tepat disamping pintu mobilnya. Neta langsung membuka kaca mobilnya.
" Mohon maaf Bu perjalanannya terganggu, Ibu bisa lihat rambu lalu lintas disana ? Jalan ini satu arah ya bu, sedangkan ibu melawan arah, maka dari itu Ibu kami tilang boleh saya lihat SIM dan STNK nya " Polisi itu kepada Neta.
" Pak.. ta..tapi... bisa tidak ada kebijakan gitu, saya sudah kesiangan Pak, nanti saya bisa dimarahi bos saya " Neta memohon.
Polisi itu hanya tersenyum sambil terus mencatat di surat tilangnya.
" Maaf, Bu SIM dan STNK nya " Polisi kepada Neta.
Neta mengeluarkan dompetnya lalu mengambil SIM dan STNK lalu diberikan kepada polisi itu.
" Baik bu, STNK ibu kami tahan sedangkan ini SIM silakan dibawa pulang dan ini surat tilangnya, jangan lupa untuk sidang ya bu, tanggal dan waktu sudah tertera disini "
" Pak, masa saya harus sidang sih ? saya mohon Pak, saya akan membayar denda tilang, tapi STNK saya tolong dikembalikan " Neta memohon.
" Silakan ibu menjalani sidang terlebih dahulu, nanti Ibu bisa mengambil kembali STNK nya, silakan untuk melanjutkan kembali perjalan dan bisa putar balik disini bu, selamat pagi " Polisi itu mengarahkan Neta agar putar balik tidak melawan arah.
" Ck.. pagi-pagi ini.. udah sial aja.." Neta menggerutu sambil melihat tanggal dan waktu ia sidang nanti.
Saat Neta akan memutar arah mobilnya dari kejauhan ia melihat wajah seorang polisi yang sangat familiar.
" Eh.. itu siapa ya.. kaya kenal " Batin Neta
aneh juga kenapa Neta mau nangis 👻👻👻