Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rindu
Seminggu kemudian, Nathan mendapatkan kabar dari Detektif Jo tentang penyelidikannya mengenai kasus di jebak nya Nathan oleh Monic di hotel Panama milik Pamannya.
Nathan pun buru-buru mendatangi Detektif Jo di kediamannya, di didampingi oleh Tony.
Setibanya di sana, Nathan sudah tidak sabar untuk segera mengetahui kebenarannya. Iya berharap semoga ada titik terang atas kasusnya kali ini.
Akhirnya orang yang di tunggu pun telah datang, beliau memberikan beberapa barang bukti kepada Nathan mulai dari rekaman CCTV dan juga hadir nya sosok pria misterius yang menggunakan masker di wajahnya, yang memiliki ciri-ciri yakni tinggi badan sekitar 170cm, berbadan tegap dan memiliki kulit sawo matang, pria tersebut mengenakan topi pet berwarna hitam, gerak-gerik pria misterius tersebut telah membuat Detektif Jo semakin di buat penasaran, karena dari kamera CCTV terlihat jelas pria misterius tersebut sedang membuntuti Nathan dan juga Monic yang pada saat itu dalam posisi membantu Nathan yang sudah sempoyongan.
"Maaf Tuan, untuk barang bukti yang lainnya, saya belum menemukannya lagi di sana, dan pada saat anda berada di dalam kamar bersama Nona Monic, tidak ada rekaman apa pun di dalam kamar tersebut, yang patut kita curigai adalah pria misterius yang telah membuntuti anda, dan saya sangat yakin jika pria itu ada kaitannya dengan peristiwa pada malam itu." tuturnya.
Nathan serasa lemas saat mendapatkan berita yang tidak sesuai dengan harapannya, iya pun kembali memutar otaknya untuk terus berfikir agar bisa kembali mengingat pada saat kejadian malam itu, kalau saja dirinya tidak mabuk, mungkin peristiwa ini tidak akan pernah terjadi.
Setelah mendapatkan berita yang tidak sesuai dengan harapannya, Nathan memutuskan untuk datang menemui Naira di rumah Luna, sudah satu minggu ini, Naira tidak pernah memberi nya kabar sedikitpun, sehingga membuat Nathan menjadi kesal dan sempat beranggapan jika Naira masih marah padanya, akan tetapi iya kembali teringat dengan perkataan dari Naira, jika dirinya tetap akan bersamanya.
Nathan pun menyempatkan diri untuk membelikan sesuatu kepada istri tercintanya.
Mulai dari buah-buahan dan juga makanan ringan.
"Tuan, anda tidak salah membeli makanan sebanyak ini untuk Nyonya Naira?" tanya nya sembari memperhatikan belanjaan Tuannya.
"Tidak ada yang salah lah Ton, aku hanya ingin membahagiakan istriku saja, dan aku ingin memberikannya asupan makanan yang bergizi demi Naira dan juga calon anakku, akh aku sudah tidak sabar ingin segera melihatnya, kira-kira akan mirip dengan siapa ya, aku atau Naira?"
"Yang jelas pasti mirip anda lah Tuan!" celetuk Tony yang asal ceplos.
"Hey Ton, kenapa kau jawab mirip denganku?" tanya nya menjadi keheranan.
"Kelihatan saja, jika Tuan ini sangat agresif terhadap Nyonya Naira!" perkataan dari Tony malah membuat Nathan mengernyitkan dahinya.
"Maksudmu apa sih Ton, aku tidak faham, lantas apa kaitannya aku yang agresif dengan calon bayiku?" tanya kembali Nathan, kali ini iya belum faham betul masalah hal seperti ini, berbeda sekali dengan Tony, yang mengetahui banyak hal.
"Aish, susah untuk menjelaskan nya Tuan, kalau saya melanjutkan perkataanku ini, saya yakin akan terkena semprot oleh anda."
Mendengar hal itu, Nathan semakin geram di buatnya.
"Ayo cepat katakan Ton, aku ingin tahu!" desak Nathan.
Akhirnya Tony menjelaskannya dengan cara membisikan nya tepat di telinga Tuannya, dan saat mendengarnya, Nathan menjadi terkejut di buat nya, bahkan sampai menelan Saliva nya.
"Kau tahu dari mana soal begituan Ton?" tanya Nathan
"Yaelah Tuan, anda kan sudah dewasa, sudah pinter bikin anak pula, masa masalah beginian saja tidak tahu!" protesnya sambil menggeleng.
"Sudahlah, tidak usah kau bahas lagi masalah tidak penting seperti ini!"
Lalu mereka berdua pergi menuju Rumah Luna, Tony sendiri sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan wanita pujaan hatinya, rupanya diam-diam iya menaruh hati terhadap Luna.
Saat tiba di depan pagar rumah, Nathan mendapati istrinya sedang mengangkat jemuran, Nathan pun buru-buru membantu Naira.
"Nai, kamu tidak boleh banyak aktivitas, kau kan sedang hamil muda!" ucap nya sangat cemas.
Entah kenapa Naira tidak bergeming, ia terus saja mengambil jemuran tanpa menoleh ke arah suaminya yang saat ini terlihat seperti orang bingung.
Kemudian jemuran tersebut Naira masukan ke dalam keranjang pakaian lalu ia bergegas masuk ke dalam, kali ini Nathan benar-benar tak di anggap kehadirannya.
Nathan pun menjadi kesal di buatnya, baru kali ini ada wanita yang telah berani cuek padanya, akhirnya Nathan segera menyusul Naira ke dalam rumah sedangkan Tony sedang sibuk mengambil belanjaan milik Tuannya dari bagasi mobil yang jaraknya cukup lumayan dengan area parkir, mengingat jalan menuju rumahnya Luna merupakan jalanan sempit, dan hanya cukup untuk kendaraan roda dua saja.
"Ish, sungguh merepotkan saja Tuan ini, aku kira Tuan akan membantuku membawa belanjaan ini, rupanya aku semua yang bawa, dasar sial!" gerutunya dalam hati.
Nathan terus saja mengejar Naira sampai iya memanggilnya beberapa kali.
"Naaaaiiiiirrrraaaaaa berhenti kau!" bentaknya cukup menggema.
Akhirnya Naira pun menoleh."untuk apa Mas Sehun datang kesini? Kan aku sudah bilang jika aku ingin menenangkan diriku saat ini!" jawab nya tanpa ekspresi.
Kemudian Sehun semakin mendekat ke arah Naira, di peluknya tubuh istrinya."Aku sangat merindukanmu Nai, seminggu tidak melihatmu dan tidak ada kabar darimu, aku begitu sangat tersiksa." kali ini Nathan terang-terangan mengatakan apa yang iya rasakan, semenjak peristiwa seminggu yang lalu di kamar tidurnya, iya semakin tidak bisa melupakan Naira, baginya ingat atau tidaknya dirinya akan masalalunya bersama Naira, itu semua tida ada pengaruhnya sama sekali, rupanya perasaanya kali ini masih tetap sama seperti dulu dan tidak akan hilang sampai kapanpun.
"Nai, aku akan secepatnya menikah denganmu di Kantor Urusan Agama(KUA) dan aku akan membawamu ke Mansion, aku tidak ingin kau menolaknya, karena aku tidak bisa jauh darimu!" pintanya memohon.
Naira tersenyum puas saat Suaminya berkata seperti itu, sepertinya Naira memang sengaja ingin mengerjainya.
"Duh, badanku terasa sangat pegal sekali, oh iya jemuranku masih ada beberapa lagi di depan."
Tanpa di suruh, Nathan bergegas ke halaman depan rumah, di ambilkannya jemuran yang masih tersisa.
Tony yang sedang menenteng belanjaan Tuannya, malah menyaksikan langsung Tuannya sedang mengangkat jemuran, ia pun cukup syok di buatnya, ini pertama kalinya iya melihat Tuan Mudanya seperti itu.
'Tidak kusangka kekuatan cinta begitu maha dahsyat, seorang CEO perusahan ternama seperti anda, mau-maunya mengangkat jemuran? Oh My God, kalau sampai ada karyawan lain dan wartawan lihat, bisa turun reputasi mu Tuan, ck..ck..ck! ' batinnya sangat terkejut.
Naira sendiri yang menyaksikan suaminya bersikap seperti itu, iya semakin senang di jadinya.
'Mas Sehun, akhirnya aku menemukan dirimu yang dulu, semoga kau selalu bersikap lembu dan sangat menyenangkan dan tidak menyebalkan seperti kemarin-kemarin!' ucapnya dalam hati.
Naira sempat terkejut saat melihat Tony membawa tentengan begitu banyaknya, sampai-sampai iya kerepotan sendiri.
"Biar aku bantu bawakan Pak Ton!" Naira bergegas meraih beberapa Tote bag yang di tenteng oleh Tony.
"Eh, tidak usah Nyonya! Biar saya saja, kebetulan saya sudah terbiasa seperti ini!" jawabnya sembari menoleh ke arah Nathan yang sedari tadi memelototi dirinya.
"tidak apa-apa Pak, anda terlihat sangat kerepotan sekali."
Lalu Tony berbisik ke pada Naira."Tolong kerja samanya Nyonya, anda lihat tatapan suami anda sudah seperti pembunuh berdarah dingin, jika seandainya Nyonya membantuku, yang ada nanti leherku di tebas olehnya!" ucapnya cukup berlebihan.
"Benarkah Pak Ton?"
"Betul Nyonya, oh iya ngomong-ngomong Luna kemana?" tanya Tony kembali berbisik.
"oh kak Luna, biasa lagi pergi sama pacarnya!"
Jeger...
kali ini Tony serasa di sambar petir saat tahu Luna sudan memiliki seorang kekasih.
'Brengsek, aku kalah cepat rupanya, ok Tony kau harus bersabar, sebelum janur kuning melengkung, kesempatanmu masih besar untuk mendapatkan Luna!' batinnya sangat percaya diri.
kemudian Meraka masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu.
Tidak lama kemudian Luna datang bersama seorang pria, yang Naira tadi sebutkan adalah pacar dari Luna.
"Wah, jalan menuju rumahmu ini lumayan sempit ya Lun, kau betah tinggal di lingkungan kumuh seperti ini!" ucap pria yang saat ini menggandeng tangan Luna.
Baik Nathan dan juga Tony, keduanya sangat terkejut ketika tahu siapa yang telah menjadi kekasihnya Luna.
'Arrrkkhhh, sainganku kelas berat begini, mana bisa aku bersaing, baiklah Tony, segera kau ikhlaskan saja bidadari cantikmu untuk pria di hadapanmu, walau bagaimanapun kau tidak akan pernah menang dari nya.' batinnya seraya ingin menjerit.
"Hallo Nathan, senang bisa bertemu denganmu di sini!" Sapanya sambil melempar senyum.
'Cih, sungguh sial! Kenapa manusia menyebalkan ini harus bersama Luna? Damn." gerutu Nathan dalam hati.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻
tentang naira
abang tiri serakah