Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Perdebatan Panjang
Jossy Jeanette masih enggan berbicara karena dia merasa hal itu tidaklah penting baginya mengangkat suara.
Melihat perdebatan panjang yang tiada ujungnya ini, membuat Jossy Jeanette lelah.
Alfa menatapnya dingin serta tersenyum sinis.
"Apa yang akan kau lakukan jika laki-laki ini ternyata menipumu, Jossy ?" ucapnya.
"Jujur aku sangat lelah dengan berbagai ucapanmu itu karena tak satu pun aku mempercayai nya atau pun meyakininya, Alfa, kata Jossy.
"Terserah, tapi kau juga harus tahu bahwa kami tidak akan membiarkan mu maupun Zieya begitu saja, lari dari kami tanpa memberi kami hasil", ucap Alfa.
"Yang aku percaya dan aku yakini cuma hatiku serta pikiranku, meski kalian berusaha mempengaruhi pikiranku, aku tetap pada pendirianku sampai kapan pun", kata Jossy.
"Demi Tuhan..., Jossy... Jossy... Jossy... Betapa naifnya kau ini, bisa-bisanya percaya begitu saja pada orang yang baru kamu kenal", ucap Alfa.
"Didalam keyakinanku bahwa kebenaran tetaplah benar meskipun kau atau pun orang lain berusaha menjatuhkan keyakinanku pada apa yang telah kuyakini, aku akan mempertahankan keyakinanku ini", kata Jossy.
Jossy menatap dengan sorot mata dinginnya.
"Dan kau berharap bahwa kami akan membiarkanmu dan merelakan uang kami", kata Alfa.
Jossy Jeanette tertawa lirih lalu memandang ke arah Alfa dengan wajah serius sekali.
"Dan dalam benakmu serta pikiranmu hanyalah uang tanpa kau mengerti arti pentingnya orang-orang disekitarmu sangatlah berharga buatmu", kata Jossy.
"Apa maksud ucapanmu itu ?" sahut Alfa. "Apa kau sengaja menyindirku ? Hah ?" sambungnya.
Jossy lagi-lagi tersenyum lalu tertawa lirih.
"Tidak, aku tidak akan pernah menyindirmu, tapi aku hanya mengingatkanmu saja, kalau ada yang lebih berharga selain uang, Alfa", kata Jossy.
"Oh, iya ? Apa yang paling berharga selain uang sedangkan uang dapat membuat segala-galanya terwujud", ucap Alfa.
"Ya, kau benar, itu yang mungkin dulu ada dalam pikiranku selama ini, tapi sekarang aku mengerti apa yang lebih dari uang dan kejayaan", kata Jossy.
"Kau bisa-bisanya membual, Jossy", ucap Alfa.
"Terserah padamu saja, tapi yang aku katakan padamu bahwa aku sangat tahu Zieya tidak akan pernah melakukan hal itu dan dia tidak akan berhutang diluar kemampuannya", kata Jossy.
"Lalu apa bukti yang kau minta agar kau percaya bahwa Zieya, tantemu itu telah berhutang padaku ?" tanya Alfa sambil berkacak pinggang.
"Pada kenyataannya, kau tidak bisa membuktikan apa pun padaku tentang hutang-hutang itu, dan sebaiknya kamu berpikir seribu kali, untuk meyakinkanku, Alfa", sahut Jossy.
"Sialan kau...", umpat Alfa menggeram lirih.
"Kau tidak perlu terkejut terhadap reaksiku meskipun kau berusaha meyakinkanku, tanpa bukti pun atau dengan bukti pun, aku tetap tidak akan pernah percaya pada ucapanmu", kata Jossy.
"Kurang ajar sekali kau...", geram Alfa.
"Terserah...", sahut Jossy.
"Kalau begitu kami akan membawamu dengan paksa sebagai barang jaminan atas hutang sepuluh miliar itu", kata Alfa.
"Jika kau bisa melakukannya...", sahut Jossy.
"Apa ?" kata Alfa tersentak kaget.
"Ya, kalau kau bisa membawaku pergi bersama kalian, tapi sayangnya kalian tidak akan pernah bisa melakukannya", sahut Jossy.
"Berani sekali kau terhadapku, sialan kau, Jossy !" kata Alfa sembari merengut.
"Ya...", ucap Jossy.
Josua Maxim segera melangkah maju, menghalangi langkah kaki Alfa yang akan menyerang kembali Jossy Jeanette.
Melihat sikap dari Josua Maxim yang berusaha melindungi keberadaan Jossy, membuat geram Alfa dan semakin bertambah kesal dengan sikap Jossy.
"Minggir kataku !" teriak Alfa pada Josua.
"Menyerahlah, nona !" sahut Josua.
"Apa hakmu melindunginya ? Dan siapa dirimu itu, beraninya menghalangi diriku ? Hah ?" kata Alfa.
Tampak Alfa menggapai-gapai Jossy Jeanette dengan tangannya.
Namun Josua menahan tangan Alfa agar dia tidak menyentuh Jossy Jeanette.
Sikap Robert sontak marah, dia langsung tanggap serta bertindak cepat dengan membantu Alfa agar Jossy dapat diraihnya.
"Biar aku yang menghadapi mereka, Alfa !" kata Robert.
"Kita tangkap dia bersama-sama, kakak", sahut Alfa.
"Baiklah", kata Robert.
Lagi-lagi tindakan Robert dan Alfa dapat ditahan oleh Josua dan Matt yang mulai ikut campur membantu Josua Maxim.
Terjadi ajang adu otot antara Robert, Alfa dan Matt serta Josua Maxim yang saling mempertahankan kekuatan mereka.
Robert yang marah dan tidak mau mengalah segera memerintahkan kepada para penagih hutang, untuk membantunya melawan Josua serta Matt.
"Hai, kalian ! Segera bantu aku ! Tangkap gadis itu !" teriaknya memerintah.
Robert memalingkan mukanya ke arah orang-orang penagih hutang yang hanya bersikap diam.
"Kenapa masih diam ! Tangkap gadis bernama Jossy itu !" perintah Robert.
"Ba-baik, bos...", sahut orang-orang penagih hutang seraya saling berpandang-pandangan satu sama lainnya.
"Ayo, bantu kami menangkap gadis itu !" teriak Robert.
Tampak Matt berusaha keras menahan langkah Robert, untuk menerjang maju, menangkap Jossy.
Sikap Matt mendapat perlawanan keras dari Robert yang berusaha menangkap Jossy Jeanette.
Serentak orang-orang penagih hutang bergerak maju ke arah Robert, untuk membantunya.
Keributan kembali terjadi antara orang-orang penagih hutang serta Matt dan Josua.
Mereka lagi-lagi terlibat adu kekuatan satu sama lainnya sehingga kekacauan di area luar Mall terjadi serta menarik perhatian sejumlah pengunjung Mall yang mulai ramai berdatangan.
Pihak Robert berambisi keras, untuk menangkap Jossy Jeanette yang dibawah perlindungan Josua Maxim serta Matt.
Adu otot serta kericuhan terulang lagi antara orang-orang penagih hutang dari pihak Robert dan alfa dengan Josua serta Matt , hal itu sempat membuat Jossy panik karena takut jika pihak Alfa dapat membawanya pergi.
Tiba-tiba suara orang berlarian dari arah kejauhan.
Tampak sejumlah security berlarian cepat ke arah keributan yang terjadi di luar Mall.
Mereka berteriak lantang supaya kerusuhan itu berhenti.
"Hai, berhenti !!!" teriak security Mall sambil berlarian kencang mendekat.
"Stop ! Stop ! Stop !" teriak anggota security lainnya.
Orang-orang penagih hutang yang melihat sejumlah anggota security Mall berlari berdatangan ke arah mereka, langsung memilih melarikan diri dari kejaran pihak keamanan Mall.
"Hai, ayo lari ! Lari ! Lari !" teriak pria gemuk kepada rekan-rekannya.
Pria gemuk terlihat berlari paling kencang di depan sana, sedangkan rekan-rekan penagih hutang lainnya masih terdiam di belakangnya.
"Ya, ya, ya... Jangan sampai kita tertangkap oleh mereka...", sahut penagih hutang lainnya yang mulai bereaksi oleh ajakan pria gemuk yang kabur terlebih dahulu dari mereka.
"Ayo, ayo, ayo lari ! Kabur, teman-teman !" teriak orang-orang penagih hutang serentak.
Semburat para penagih hutang kabur tunggang langgang dari arah area Mall serta menjauh dari kejaran anggota security Mall yang akan menangkap mereka.
Robert melihat situasi menjadi tidak aman, segera memutuskan, untuk lari.
"Sialan ! Sebaiknya aku kabur saja...", gumamnya saat dia melihat sejumlah security Mall berlarian ke arahnya.
Robert berlari kencang serta tergesa-gesa bahkan hampir terjatuh ke bawah saking takutnya tertangkap oleh pihak keamanan Mall Maxx.
Alfa sendiri masih tertinggal di area Mall, ketika kakaknya, Robert kabur bersama orang-orang penagih hutang suruhannya, tanpa memperdulikan tentang dirinya lagi.
"Kakak !" panggilnya panik ketika Robert berlari kencang, meninggalkannya sendirian.
Alfa terlihat terbengong,-bengong saat dia melihat semua orang yang bersamanya tadi, pergi darinya.
"Kakak ! Jangan tinggalkan aku ! Tunggu !" panggil Alfa bingung.
Suara anggota security semakin mendekat ke arah Alfa sehingga mengalihkan perhatian Alfa ke arah sejumlah security yang berlarian itu.
"Oh, tidak... Mereka semakin dekat, sebaiknya aku menyelamatkan diri selagi sempat...", ucap Alfa.
Alfa tergesa-gesa berlari meninggalkan area luar Mall Maxx.
Melihat hal itu, Matt tidak tinggal diam, dia hendak mengejar Alfa namun niatnya itu dihadang cepat oleh Josua Maxim.