Cerita ini mengisahkan tentang diri seorang pendekar muda bernama Lin Tian. Seorang pendekar pengawal pribadi Nona muda keluarga Zhang yang sangat setia.
Kisah ini bermula dari hancurnya keluarga Zhang yang disebabkan oleh serbuan para pendekar hitam. Saat itu, Lin Tian yang masih berumur sembilan tahun hanya mampu melarikan diri bersama Nona mudanya.
Akan tetapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada pemuda itu. Lin Tian terpaksa harus berpisah dengan sang Nona muda demi menyelamatkan nyawa gadis tersebut.
Dari sinilah petualangan Lin Tian dimulai. Petualangan untuk mencari sang Nona muda sekaligus bertemu dengan orang-orang baru yang sebagian akan menjadi sekutu dan sebagian menjadi musuh.
Kisah seorang pengawal keluarga Zhang untuk mengangkat kembali kehormatan keluarga yang telah jatuh.
Inilah Lin Tian, seorang sakti kelahiran daerah Utara yang kelak akan menggegerkan dunia persil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adidan Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Keluarga Xiao 2
Kediaman Keluarga Xiao
Terlihat di sebuah kamar yang cukup besar duduk seorang gadis yang sangat cantik di depan sebuah cermin. Gadis itu memiliki bentuk wajah daun sirih, berkulit putih seperti susu, dan memiliki tubuh tinggi ramping. Matanya berwarna kecoklatan dengan bulu mata lentik dan alis tipis, bibirnya berwarna merah jambu dan di atasnya terdapat hidung mancung dengan cuping tipis. Di bawah kedua matanya juga dihias dengan tahi lalat kecil yang menambah kecantikan paras wajah gadis tersebut.
Gadis ini memiliki rambut berwarna hitam legam yang panjangnya sampai menyentuh pinggang. Sungguh seorang gadis yang cantik jelita, bagaikan sekuntum bunga harum yang dikelilingi oleh banyak lebah, dirinya pun juga menjadi incaran banyak laki-laki muda.
Tetapi ada yang aneh disini, gadis itu memang memiliki warna kulit putih bersih seperti susu, namun kali ini pipinya berwarna sangat merah seperti udang rebus. Entah apa yang membuatnya sampai seperti itu.
"Aduh...bagaimana ini? bagaimana ini...!??" Ucapnya panik di depan cermin.
"Dia akan datang...hari ini dia akan datang....aduuuhh!!" Lanjutnya.
Kemudian gadis ini meraba-raba wajahnya sendiri sambil melihat pantulan dirinya di dalam cermin. "Bagaimana ya...?? Apa aku harus merias wajahku? Tapi bagaimana jika nanti dia berpikir kalau aku ini gadis menor?? Baju apa yang harus kupakai ya?? Aaahhh....lebih baik aku tetap di sini dan tidak usah menemuinya...!!" Akhirnya gadis ini berteriak frustasi sambil menjambak rambutnya.
Beberapa saat kemudian terdengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang dan disusul dengan suara halus dari seorang wamita. "Lian'er, apa kau sudah bangun? Ayo kita sarapan nak..."
"B-baik bu.."
"Oh iya, Lin Tian mungkin akan berkunjung hari ini, jadi pastikan kau tampil sempurna untuk menyambutnya nanti ya." Lanjut suara wanita tersebut.
"Aaaarrrgghh!!!" Entah karena apa, tiba-tiba wajah gadis itu menjadi semakin merah dan kemudian dia berteriak sambil menutupi mukanya dengan kedua tangan.
Gadis itu bukan lain adalah Xiao Lian dan suara wanita itu adalah ibunya Xiao Mei. Entah kenapa, ketika memikirkan bahwa Lin Tian akan berkunjung hari ini, Xiao Lian menjadi sangat gugup dan malu, dia sendiripun tidak tau pasti apa alasannya.
"Lian'er, ada apa nak?" Suara Xiao Mei dari luar yang terdengar panik sambil mengencangkan ketukannya pada pintu.
"T-tidak ada apa-apa bu, aku ingin madi dulu."
"Apa kau baik-baik saja nak?"
"Ya, aku baik-baik saja, tak usah khawatir."
"Kau yakin?" Kembali Xiao Mei bertanya karena ragu akan jawaban putrinya.
"Ya, tenang saja."
"Baiklah, ibu tunggu di ruang makan." Akhirnya Xiao Mei pergi dari kamar putrinya dengan diliputi perasaan heran.
Setelah ibunya pergi, terdengar helaan nafas panjang keluar dari mulut Xiao Lian. "Haaaah...apa yang baru saja aku lakukan."
Kemudian setelah menenangkan diri sejenak, gadis itu lalu bangkit dari duduknya dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.
*******
Baru saja Xiao Mei mendudukkan dirinya di kursi ruang makan, terlihat salah seorang pengawal datang dan langsung berlutut di hadapan ayahnya.
"Pemimpin, ada tamu yang berkunjung."
"Siapa dia?" Tanya seorang pria yang berumur kurang lebih empat puluh tahunan. Rambut pria itu sudah banyak yang memutih akan tetapi wajahnya masih membayangkan ketampanan dan kegagahan.
Pria ini bernama Xiao Li, ayah dari Xiao Lian dan Xiao Niu sekaligus pemimpin keluarga Xiao.
"Dia adalah seorang pemuda yang mengaku bernama Lin Tian, dia juga mengaku bahwa kemarin sudah berjanji kepada Nyonya besar untuk berkunjung kemari."
"Apa...kakak Lin Tian?? Suruh dia masuk!! suruh dia masukk!!" Tiba-tiba Xiao Niu bangkit dari duduknya dan langsung menjawab pengawal itu dengan mata berbinar-binar.
Jika Xiao Niu menjadi sangat bersemangat, sangat jauh berbeda dengan kakaknya. Mendengar disebutnya nama Lin Tian, Xiao Lian langsung membolatkan mata dan tubuhnya tanpa sadar menegang kaku.
"Apa? Lin Tian akan datang sepagi ini? Bukankah terlalu cepat? Aku belum melakukan persiapan apapuuunnnn....!!" Batinnya meronta-ronta.
"Bagus, suruh dia masuk!" Perintah Xiao Li kepada pengawal tersebut.
"Kebetulan sekali, sekalian dia bisa diajak untuk sarapan bersama." Ujar Xiao Mei sambil tersenyum manis.
"Siap pemimpin."
Setelah menerima perintah, pengawal itu langsung pergi untuk mempersilahkan masuk kepada Lin Tian.
"Bagaimana ini? Bagaimana ini? Bagaimana iniii!??" Batin Xiao Lian panik yang wajahnya makin merah.
*******
"Hahahaha....Selamat datang Tuan di kediaman Xiao kami. Kemarilah, kau pasti belum makan kan? Marilah makan bersama kami? Ayo jangan sungkan-sungkan." Ucap Xiao Li sambil tertawa lebar menyambut kedatangan Lin Tian.
"Terimakasih Tuan. Dan tolong jangan panggil aku dengan sebutan Tuan, panggil saja Lin Tian." Balas Lin Tian sambil mengelus-elus kepala Xiao Niu yang sudah nempel padanya.
"Baiklah...baiklah...sekarang kemarilah Lin Tian, dan nikmati hidangan kami ini."
"Ayo kak, jangan malu-malu, anggap saja rumah sendiri." Ajak Xiao Niu sambil menarik paksa tangan pemuda itu.
"Sekali lagi terimakasih."
Kemudian pagi hari itu, mereka melakukan sarapan bersama sambil diselingi canda tawa. Lin Tian adalah seorang yang pendiam, sehingga dia lebih sering mendengarkan daripada berbicara. Dia baru mengeluarkan suara ketika ditanya saja.
"Lin Tian, aku ucapkan banyak terimakasih padamu yang sudah menolong istri dan anak-anakku waktu itu. Andai saja kau tidak datang....hah....aku tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi pada mereka." Ucap Xiao Li sambil menjura memberi hormat kepada Lin Tian setelah menyelesaikan makanannya.
Lin Tian kemudian juga bangkit dan menjura, "Jangan berlebihan Tuan, Nona dan Nyonya masih selamat adalah karena kehendak langit. Diriku yang rendah ini bisa sampai disana pun juga merupakan kehendak langit yang memang ingin menolong Nona dan Nyonya. Jadi, jangan terlalu berlebihan seperti itu Tuan." Lin Tian berkata dengan sopan.
"Tapi bagaimana pun juga kau merupakan penolong bagi keluargaku, jadi apa yang kau inginkan? Katakan saja, jika aku mampu aku akan memberikannya sebagai hadiah atas jasamu." Kembali Xiao Li berkata.
Lin Tian kemudian berpikir sejenak lalu berkata, "Aku tidak ingin minta apa-apa, kecuali sebuah informasi."
"Apa itu? katakan!"
"Aku mendengar kabar dari warga sekitar jika ada keluarga yang disebut dengan tujuh keluarga penguasa. Jika boleh, bisakah anda menjelaskan kepadaku apa itu tujuh keluarga penguasa?"
Xiao Li sedikit terkejut mendengar hal ini, lalu kemudian menyuruh Lin Tian kembali duduk dan bertanya, "Kau tidak tau apapun tentang tujuh keluaga penguasa?"
Lin Tian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku berasal dari wilayah Utara, juga aku baru saja keluar dari pengasingan selama beberapa tahun, sehingga diriku tidak tau apapun tentang informasi saat ini apalagi informasi tentang daerah selatan yang masih sangat asing bagiku." Kemudian Lin Tian menjawab.
"Ohh...jadi begitu." Xiao Li berkata sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Xiao Mei dan kedua putrinya juga terkejut mendengar hal ini, mereka sedikit tidak percaya kalau seorang semuda Lin Tian sudah pernah melakukan pengasingan. Kemudian mereka berpikir, apa yang telah dialami oleh Lin Tian hingga membuatnya mengasingkan diri?
"Baiklah, akan aku jelaskan apa dan siapa itu tujuh keluarga penguasa."
"Jadi, tujuh keluarga pengusa adalah tujuh keluarga bangsawan terbesar dan terkuat di kekaisaran Chu ini. Tujuh keluarga penguasa juga merupakan kekuatan utama dan juga sebagai penopang kekaisaran Chu."
Lin Tian mendengarkan dengan seksama semua perkataan yang diucapkan Xiao Li. Dalam ceritanya, tujuh keluarga penguasa terdiri dari keluarga Xiao, keluarga Hu, keluarga Chen, keluarga Tan, keluarga Liu, keluarga Chu, dan keluarga Jiang. Keluarga Chu sebagai keluarga kaisar dan juga sebagai pemimpin ketujuh keluarga.
Selama ratusan tahun, ketujuh keluarga ini tidak pernah dan tidak boleh bentrok satu sama lain. Karena ketujuh keluarga ini merupakan penopang sekaligus keluarga terkuat kekaisaran, mereka mendapat keistimewaan dengan diberikannya satu wilayah kekaisaran untuk satu keluarga. Dan keluarga Xiao sendiri diberi tanggung jawab untuk mengendalikan Kota Batu ini yang terbilang cukup luas.
"Hm...begitu ya. Ada satu lagi yang membuatku penasaran tentang tujuh keluarga penguasa ini." Ucap Lin Tian sambil mengerutkan keningnya.
"Katakan saja Lin Tian?"
"Apa kekuatan ketujuh keluarga penguasa itu sama kuatnya?"
"Tidak bisa dibilang sama persis, akan tetapi kekuatan dari masing-masing keluarga selisihnya tidak terlalu jauh."
Lin Tian mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian kembali bertanya, "Kalau begitu anggap saja kekuatan ketujuh keluarga adalah seimbang. Lalu, apa benar bahwa keluarga Xiao akan bergabung dengan keluarga Hu? Jika iya, bukankah keluarga Xiao akan lenyap dan hanya tersisa enam keluarga? Dan jika hal itu terjadi, jelas keluarga Hu lah yang paling kuat melebihi kelima keluarga lain dan keseimbangan pasti akan rusak." Jelas Lin Tian panjang lebar yang mengungkapkan isi hatinya terang-terangan.
"Jika sudah seperti itu, keenam keluarga pasti akan pecah dan menjadi kacau. Tolong jelaskan Tuan, apa benar anda ingin bergabung dengan keluarga Hu?" Lanjutnya.
Mendengar penjelasan Lin Tian ini, Xiao Li beserta istri dan putri-putrinya membolatkan matanya kaget.
"Apa...? Bagaimana kau bisa tau akan hal itu Lin Tian!!?" Tanya Xiao Mei membentak.
|•BERSAMBUNG•|