zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
"Untung lo engga mati, zahra" Seru salma melihat luka di kening dan pipi zahra.
Mereka bertiga berada di kelas, mengobrol karena jam kosong.
" Serem amat omongan lo! " Sahut zahra memutar bola matanya.
" Jangan mati lah, kalau mati rival sama siapa nanti? " Sambung winda.
" Sama gue" Sahut salma sambil menaik turunkan alisnya dengan tersenyum. Spontan zahra mencubit pinggang salma.
" Awas lo ya! Rival milik gue! "
Salma terkekeh.
" Bercanda kali, takut banget. Gue maunya sama kak zayn, pokoknya nanti gue kuliah di unpad ah, biar bisa ketemu sama kak zayn"
" Yaudah, bagus. Biar lo engga galau mulu nungguin kak zayn update foto di instagram " Sambung Winda.
Zahra hanya menggelengkan kepala dengan tingkah salma yang menurutnya berlebihan, hanya karena idolanya tidak post foto di instagram, salma sampai galau, menangis seperti baru putus dengan pacarnya.
" Yeee... Lo engga tau sih, bahagianya kita kalau liat wajah idola tuh kaya gimana"
" Eh tapi, tahun kemarin kan kepala sekolah ngajak semua siswa kelas tiga ke beberapa kampus di bandung, buat referensi katanya. Tahun sekarang gitu juga engga ya? "
Mata salma seketika berbinar seperti anak anjing yang kelaparan.
" Oh iya juga ya, gue baru ingat. Tahun kemarin kan kaya gitu, tahun sekarang juga pasti sama. Pasti kita semua di ajak keliling kampus unpad".
" Akhirnya... Gue bisa ketemu kak zayn " Ucap salma dengan wajah sumringah nya.
" Lo engga senang, zah? " Winda menyikut zahra yang dari tadi lebih banyak diam.
" Biasa aja, cuman keliling kampus doang, senang apanya"
" Jangan gitu, zahra. Siapa tau di kampus itu lo ketemu jodoh lain selain rival"ucap salma.
Zahra langsung berdengus kasar. Soal jodoh, ya memang sudah ada jodoh nya karena ia sudah menikah dan lagi jodohnya juga kuliah di unpad "
" Eh, gue mau tanya deh. Menurut lo berdua, misalkan nih, ada perempuan yang udah nikah, tapi engga cinta sama suaminya, terus tiba-tiba cerai dan menikah sama laki-laki yang perempuan itu cinta. Salah engga sih? Jahat engga sih perempuan itu? "
Salma dan Winda saling menoleh, heran kenapa zahra tiba-tiba menanyakan hal ini.
" Kenapa lo? Emang lo udah nikah? " Tanya salma yang spontan di jawab gelengan kepala oleh zahra dengan panik.
" B-belum lah, gila lo! Gue kan cuman nanya, gue lagi baca novel yang alurnya kurang lebih kaya gitu. Jadi gue mikir , si perempuan salah engga kalau minta cerai"
" Engga sih, menurut gue. Kalau engga cinta, kasian dua-duanya engga bakalan bahagia " Sahut salma.
" Tapi kalau udah nikah, biasanya jadi saling cinta loh, karena sering tinggal bareng, apa-apa ngelakuin berdua, jadi kalau salah satu engga ada, jadi ngerasa kehilangan gitu" Sambung winda.
" Kehilangan gimana, perasaan buat lakinya aja engga ada" Balas salma.
" Lah, kan gue bilang, biasanya saling cinta kalau udah nikah, walaupun perasaan saling cintanya lambat tumbuh"
" Lo ngerti engga sih pertanyaan zahra? Engga ngerti lo wind ! Jawaban lo engga jelas!"
" Lo tuh yang engga jelas"
" Lah, ko gue sih! "
Zahra menepuk jidatnya melihat kedua sahabat malah berantem tidak jelas karena pertanyaanya.
" Udah-udah , lupain, jangan di bahas lagi! " Hardik zahra.
***
" Zah, gue pulang duluan ya"
" Gue juga ya bye.. "
Salma dan winda melambaikan tangan kepada zahra yang tengah menunggu malik menjemputnya. Dengan wajah kesal, zahra menendang krikil di hadapannya.
" Masuk" Ucap malik setelah menurunkan jendela mobilnya.
Zahra sampai tak sadar jika mobil malik sudah berada di hadapannya.
Gadis itu pun masuk dengan kesal dan memakai seatbelt nya.
" Engga usah jutek gitu, gue kan udah bilang lo baru pulih, engga boleh main dulu" Ujar malik menasehati zahra yang kesal karena di larang main ke rumah winda.
" Orang gue engga apa-apa kok" Zahra memanyunkan bibirnya.
Malik menghela nafas seraya menggelengkan kepala lalu memilih melajukan mobilnya.
Biarkan saja zahra marah, yang penting gadis itu tidak pergi main.
" Mau gue beliin ice cream engga? " Bujuk malik.
" Lo pikir gue anak kecil di bujuk pake ice cream! "
" Ada ice cream sandwich bentuk ikan, lucu banget, ada rasa vanilla, coklat sama strawberry "
Malik sudah seperti penjual ice cream yang menawari pembeli yang tengah marah di sampingnya.
" Engga! " Sahut zahra dengan menatap keluar jendela dan tengah bersilang dada. Malik menarik ujung bibirnya tersenyum melihat itu.
" Ya udah kalau engga mau, gue beli buat gue sendiri aja"mobil malik Menepi di salah satu supermarket. Bahkan ketika malik turun pun zahra terlihat tidak peduli, gadis itu melirik dengan ekor matanya setelah lelaki itu masuk ke supermarket lalu zahra berdecih.
"Cih, engga akan bisa lo ngebujuk gue pake ice cream! "
Tidak lama kemudian malik kembali masuk ke mobilnya dengan membawa tiga ice cream sandwich bentuk ikan dari supermarket. Malik juga membeli beberapa snack.
" Mau engga? " Malik menawari ice cream itu tepat di wajah zahra.
"Engga! "
" Coba deh"
" Engga! " Zahra menyikut tangan malik yang berusaha menyiapkan ice cream ikan itu ke mulutnya.
" Aaaaaa... Ikannya berenang ke mulut.. Aaa.. " Malik membujuknya seperti anak kecil hingga akhirnya ice cream itu mengenai bibir zahra.
" Ih, kak malik. Kaya anak kecil banget! Gue bilang engga mau! "
Zahra mengerutkan dahinya kesal seraya membersihkan ice cream yang menempel di bibirnya.
"Ya udah terserah lo aja! "
Akhirnya malik mengalah, ia hanya kembali fokus menyetir sambil makan ice cream sendirian.
Bahkan dari jarak supermarket ke hotel, malik berhasil menghabiskan semua ice cream sandwich ikan itu sendiri.
Yang tersisa hanyalah beberapa snack, itu pun tidak di sentuh zahra. Gadis itu masih marah, memalingkan wajahnya ke luar jendela tanpa mau melihat atau berbicara dengan malik.
***
Zahra tengah mengerjakan tugasnya, sepuluh menit yang lalu gadis itu pergi dari hotel untuk membeli makanan. Karena ia hanya pergi ke depan hotel saja, jadi malik membiarkannya pergi sendirian.
Dan sekarang gadis itu tengah berjibaku dengan rumus-rumus matematika yang membuat otaknya panas. Malik sudah mengerjakannya satu soal dan meminta zahra mengerjakan sendiri sisanya.
Lelaki itu tengah berada di kamar mandi, zahra yang sedari tadi mengetuk-ngetukan pensil nya ke kepala kini beralih mengambil sesuatu diam-diam di bawah meja. Ia mengeluarkan ice cream sandwich bentuk ikan yang malik makan tadi.
Makanan yang di beli zahra saat ke bawah tadi adalah ice cream.
Zahra memakannya dengan lahap, tak di sangka rekomendasi ice cream dari malik memang benar enak.
" Kan, gue bilang enak! "
Kedua pundak zahra meloncat kaget mendengar suara malik. Ketika menoleh, ternyata malik berada di belakang nya, bersandar di dinding dengan tangan bersilang dan senyuman miring di wajahnya.
" Engga percaya sih, gue bilang enak! "
" Apaan sih, kak! Ngagetin tau! "
Malik berjalan mendekati gadis itu dan duduk di sofa sementara zahra duduk di karpet.
" Gengsi banget di tawarin ice cream pura-pura engga mau! "Cibir malik.
" Terserah gue lah! " Hardik zahra
"Kerjain jangan lupa nanti gue cek"
" Iya-iya bawel"
