NovelToon NovelToon
XAVIER BLOOD (I Was Trash)

XAVIER BLOOD (I Was Trash)

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Aliansi Pernikahan / Barat
Popularitas:14.7k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

--Balas dendam terbaik adalah dengan menjadi pemenang sejati--

Setelah dicampakkan ayahnya dan diputus status sebagai Tuan Muda saat usia delapan tahun karena kutukan, Xavier bangkit sebagai sisi yang berbeda setelah dewasa. Mengusung nama besar Blood dengan menjadi panglima perang sejati dan pebisnis andal di kekaisaran.

Namun ... pada akhir dia tetaplah sampah!

---Ekslusif di NOVELTOON---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ɛpɪsoʊd 1

TRANG!

TRANG!

Denting pedang beradu memecah udara dalam kelam dan kengerian. Langit pekat membumbung menyelimuti hamparan bumi utara.

Bau amis darah dan aroma hangus daging-daging manusia yang terbakar membuat sesak.

JLEB!

Satu tusukan pedang mempersembahkan satu mayat di atas tanah seperti tumbal---ke sekian ratus.

Napas-napas memburu resah. Jantung berdetak cepat seolah di penghabisan.

Tanah dan cipratan darah di badan seakan menjadi pakaian akhir.

Apakah esok pasang-pasang mata itu akan kembali melihat sinar mentari?

Tentu saja!

Tapi hanya untuk pemenang!

“Hidup Kapten Blood! Hidup Utara!”

Xavier Blood berdiri tinggi dengan napas masih terengah di atas tumpukan mayat prajurit musuh. Di tangan kanannya, tergenggam pedang andalan berselimut darah yang masih basah, sedang di kiri mencengkram rambut dari penggalan kepala seseorang yang baru dia tebas pisah dari tubuhnya.

Pemimpin penjajah dari suku Ugras pada akhir kalah dan mati di tangan panglima perang sejati milik kekaisaran ---Xavier Blood.

“Hidup Kapten Blood! Hidup Utara!”

Akhirnya perang panjang memiliki ujung yang puas dan mengesankan.

Xavier dan prajuritnya berhasil meratakan musuh.

Utara kembali ke tangan kekaisaran.

Suku Ugras adalah suku terkuat yang menduduki Utara sebagai penjajah setelah satu suku sebelumnya berhasil terusir. Ugras juga adalah suku yang membuat dua panglima hebat sebelumnya gugur di medan tempur, kemenangan atas mereka.

Lalu kedatangan Xavier sebagai panglima terakhir yang memimpin hanya lima ratus pasukan prajurit, menjadi penutup kecongkakan suku yang tiran itu.

Jurang hitam menjadi taburan abu Ugras setelah dibantai habis lalu ditutup kremasi asal-asalan.

...----------------...

Kepulangan Xavier dan para prajurit tersisa hidup, disambut suka cita penduduk kekaisaran Zorg dan istana.

Kaisar Zorg ---Bjorn Philaret, tak henti memuji keberhasilan pasukan terakhir yang dipimpin Xavier.

Terutama Xavier sendiri.

Ini adalah kemenangan ketiga Xavier dalam peperangan memperebutkan kekuasaan wilayah selama dua tahun terakhir. Kehebatannya semakin diakui secara nyata. Taktik perang yang mematikan, hanya dia yang memangku kelebihan itu.

Xavier dikirim cepat ke Utara satu hari setelah kepulangannya dari pantai Seth, barat kerajaan yang dijajah bajak laut dari tanah yang jauh, ujung kekaisaran Zorg.

...----------------...

Saat ini di bawah singgasana Kaisar, Xavier berdiri menghadap, merunduk tipis saja dengan ekspresi biasa.

“Panglima terkuat keprajuritan Zorg--Kapten Xavier De Jongh, ... pesta kemenangan bersama rakyat baru saja usai, aku yakin kau sangat lelah setelah pertempuran panjang. Karena itu, Kapten ... aku izinkan kau pulang ke keluargamu untuk beristirahat selama satu minggu penuh. Setelah waktu itu habis, kau akan kembali kupanggil untuk menerima hadiah yang kujanjikan.”

Xavier menerima dengan hormat ala dirinya, dingin dan mengesankan. “Baik, Yang Mulia Kaisar. Terima kasih untuk sejumlah waktu yang berharga itu. Hamba akan pulang malam ini juga.”

”Pilihan bagus. Selamat beristirahat.”

Xavier undur diri. Melewati semua orang yang berjejer kiri dan kanan, menteri dan para petinggi istana yang terdiri dari para Duke dan Count, mereka berasal dari keluarga-keluarga besar berpengaruh, termasuk ayahnya sendiri---Balthazar De Jongh, ada di antaranya. Tatapan mata pria tua itu ... kelam. Tidak ada pengakuan, tidak ada kebanggaan apa pun layaknya ayah terhadap prestasi bersinar yang dicapai darah dagingnya.

Hanya ada kebencian mutlak.

Sedang di mata semua orang, kegagahan Xavier baik dalam berperang maupun secara perangai, sungguh membuat segan. Garis wajah yang tegas dengan takar ketampanan membius, warna mata semerah darah membuat siapa pun akan terpaku lena tanpa bisa meronta untuk berpaling.

Namun sayang, satu kekurangan dalam dirinya menutup semua kelebihan itu.

“Andai bau amis darah busuk dari tubuhnya tidak menyesakkan napas, dia akan menjadi yang paling sempurna di kekaisaran ini.”

”Benar!” Yang lain menyetujui.

“Andai saja dia tidak terkutuk, putriku pasti akan sangat tergila-gila.”

“Ya! Mungkin juga istrimu."

“Sialan! Itu tidak akan terjadi.”

“Kutukan yang mengerikan.”

Telinga Xavier jelas mendengar, tapi dia tidak peduli sebanyak dan sedalam apa pun mereka menghujat kekurangannya.

Perangainya datar tidak terusik.

Tanpa perlu melihat, Xavier sangat tahu, orang-orang konyol itu sedang menahan napas saat dirinya melewati tubuh mereka. Wajah-wajah meringis menahan jijik.

Kutukan mengerikan sedari kecil.

Namun, alih-alih sangat tersiksa dan terpuruk, Xavier justru menikmati takdir menyedihkan itu dengan menjadi sosok yang menonjol dibanding semua orang bodoh yang sibuk dengan cibiran.

...Ω Ω Ω Ω...

Keluarga De Jongh, satu dari tujuh keluarga bangsawan yang memiliki kontribusi penting atas kekaisaran. Mendominasi bisnis transportasi hampir di sepertiga ibukota kekaisaran.

Adalah keluarga Xavier.

“Bagaimana bisa dia masih hidup saja?! Berapa nyawa yang dia miliki?!” Esmera De Jongh--ibu tiri Xavier, terus saja mengumpat. Urat-urat di wajahnya meregang kencang, marah setelah mendengar Xavier pulang dari peperangan membawa kemenangan besar. “Suku Ugras itu sangat kuat. Tapi manusia kutukan itu malah bisa memenggal kepala pemimpinnya dengan sangat mudah.”

“Dia hanya masih beruntung, Ibu. Lama-lama juga dia akan mati. Masih banyak peperangan yang akan dihadapinya. Dewa Thanatos tidak akan sebaik itu terus membiarkannya selamat.” Keelan De Jongh--anaknya, mengomentari tenang seraya melempar butir demi butir berry ungu ke dalam mulut.

“Kau ini jangan terlalu santai bisa tidak?!” Esmera membentak putranya. “Keberadaannya sangat mengancam kita, terutama dirimu!”

“Ayah sangat membencinya, Ibu! Posisi tuan muda utama ini akan tetap jadi milikku!” Keelan menghardik terbawa kesal, langsung berdiri. “Sudahlah. Pesta lajang temanku akan dimulai. Aku harus pergi.”

“Keelaaaan!”

Pemuda 23 tahun itu tidak berbalik lagi.

Di luar ....

Mobil Rolls Royce yang membawa Xavier teronggok diam.

Melalui kaca yang tak disibak, mata darah Xavier menatap dingin ke arah pintu yang tertutup sombong seolah enggan memberi celah untuk dirinya.

“Anda akan turun, Tuan?” Supirnya---Proka, memberanikan diri bertanya.

Pandangan Xavier masih sama, tapi menjawab di lima detik kemudian, “Tidak! Ayo pergi.”

“Baik.”

Mobil itu bergerak lurus, melewati gerbang tinggi kediaman De Jongh.

“Rumah yang seharusnya menjadi tempatku pulang dan dimanjakan sebagai tuan muda, hanya dongeng belaka.”

Bibirnya menarik senyuman kecut.

“Aku sudah dewasa untuk peduli pada hal-hal sekonyol itu. Ckk!”

Waktu berselang ....

Sebuah rumah tinggal dua lantai yang tidak terlalu besar di selatan Zorg, mobil Xavier berhenti di halamannya.

Seorang pria paruh baya sudah menyambutnya di teras dengan lima pijakan tangga untuk mencapainya.

“Selamat datang kembali, Tuan Muda." Dilakukannya dengan penuh hormat. Ada binar haru dan bahagia yang tercetak di wajah lelaki ini. “Saya senang Anda kembali dalam keadaan baik. Selamat atas kemenangan Anda.”

“Ya, Luhde. Terima kasih. Bagaimana kabarmu?”

“Saya sangat baik, Tuan Muda.” Pria bernama Luhde itu langsung mengikuti dari belakang saat Xavier melewatinya.

Keduanya berjalan menaiki tangga ke lantai dua lalu masuk ke sebuah ruangan.

“Bagaimana keadaan di perusahaan?” tanya Xavier, melepas sarung tangannya lalu duduk di kursi kerja.

Luhde berdiri di hadapannya terhalang meja. “Semua berjalan baik,” jawab Luhde, lalu menyerahkan sebuah dokumen ke hadapan Xavier. “Ini laporan rinci selama ada berada di medan perang.”

Xavier segera memeriksanya. Huruf demi huruf dan angka-angka dibaca detail, kemudian, “Bagus. Kau menanganinya dengan sangat apik.”

“Terima kasih. Sudah seharusnya saya lakukan."

Dokumen ditutup kembali, punggung Xavier kini tersandar kursi. “Soal perkembangan mansion?”

Luhde menjawab gegas, “Sekitar dua puluh persen lagi, bangunan itu akan sempurna. Anda bisa pindah ke sana dalam waktu dekat, Tuan Muda.”

“Aku senang mendengarnya.”

1
Wan Trado
pembaca melotot
konyonyod an-club
mantap
Wan Trado
bawa saja asrahan dan claudine ke grim hills untuk menyusun kekuatan baru
Wan Trado
ditemukan putra mahkota yaa... bisa jadi sekutunya xavier nihh.. 😁
Wan Trado
author yg baik, sekedar saran nihh.. jangan terlalu terjebak dalam penggunaan ataupun perang sihir, walaupun dizaman itu adalah lumrah terjadi.. karena author yg biasanya ahli dalam taktik dan strategi akan sedikit ternoda.. 🙏
Wan Trado: baiklah, aku percaya kamu punya wawasan dan integritas yg mumpuni.. 👍😍👍 tidak akan mengecewakan.. 😁
ⱮαLєƒι¢єηт: 𝐀𝐢𝐠𝐨𝐨𝐨𝐨!
𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐠𝐮𝐦𝐢𝐦𝐮, 𝐊𝐚𝐤..😚
𝐃𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐣𝐚𝐩 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐢𝐡𝐢𝐫🤣
𝐁𝐮𝐭 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐣𝐚, 𝐊𝐚𝐤. 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐧𝐜𝐚𝐧𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐭𝐚𝐦𝐚𝐭. 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐜𝐨𝐫𝐞𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐬𝐚𝐮. 𝐤𝐚𝐫𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐤 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐠 𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐧𝐮𝐫𝐮𝐥🤣
total 2 replies
Was pray
mantap ..bibit unggul akhirnya muncul ..👍
Wan Trado
hasil kerja kerasnya mereka berhasil.. selamat ya thorr.. @ⱮαLєƒι¢єηт dah ada calon cucunya.. 😅
Wan Trado
belajar ngilmu dimana thorr.. bisa diturunkan kepada xavier.. 😁
Wan Trado: hidup itu memang merupakan pilihan dan pelatihan
Wan Trado: jiaahhh... kelakuan yaa... 😅
total 5 replies
Was pray
nah betulkan tebakanku? ratu arwena minta agar xavier mau jadi raja mendampinginya...ratu arwena terpesona sama xavier yg tenang bagai air
ⱮαLєƒι¢єηт: Iya iya, aku tau Kakak cenayang.😌

🤣
total 1 replies
Was pray
boleh kapten tapi dengan syarat kamu mau menjadi raja mendampingi ratu arwen ...😆😆😆
Was pray: oke👍👍
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir karya aku juga yaa 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 2 replies
Wan Trado
boleh saja dengan syarat-syarat tertentu..
Wan Trado: hehehe, boleh boleh boleh... ambil semaunya dan semampunya.. 🥰
ⱮαLєƒι¢єηт: Jum'at berkah, gratisin lah🤣
total 2 replies
Wan Trado
luhde n daphne
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
Wan Trado: intrik biasa terjadi apalagi dalam sistem kerajaan, pengkhianatan orang-orang yang dipercaya, hubungan percintaan terlarang, dsbnya.. dan bisa juga bantuan luarbiasa secara diam-diam ataupun terbuka dari orang-orang yg biasa saja atau terlihat lemah..
total 5 replies
Wan Trado
fantasi yg memabukkan memang menuntut penuntasan total
Wan Trado: wahh jangan ditanya.. berasap tuh ubun-ubun nya menahan ketegangan 🤣🤣🤣
ⱮαLєƒι¢єηт: Kalo nanggung kalang kabut dong pasti🤣
total 2 replies
Oe Din
Apa itu jalanan mupeng ?
Oe Din: Jalan berlubang ya ....
Jerawatnya segede apa itu, kalau lubangnya bisa buat kebo berendam...
😅😅😅
ⱮαLєƒι¢єηт: Bekas bekas jerawat gitu, Kak🤣
total 2 replies
Oe Din
Buat anak sebanyak yang kau mau, Putri Asha...!!!
😍😍😍
Oe Din
Nanti saja sekalian ( titik titik )
😘😘😘🔞🔞🔞
Wan Trado
11 anak biar bisa buat kesebelasan
ⱮαLєƒι¢єηт: Keepernya tetiba mules. jadi sepuluh dulu🤣
total 1 replies
Wan Trado
ungkapan yang dapat dicerna dgn mudah tapi mengena.. 👍
Wan Trado
jangan terlalu percaya dengan air yang terlihat tenang dipermukaan, hati-hati xavier akan para penjilat dan pengkhianatan
Wan Trado
Hari-hari pembalasan siap dimulai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!