Serpihan Luka

  Tiga hari kemudian, Fiona mendatangi pengadilan untuk memenuhi surat panggilan.

Tapi Aditya tidak ikut, pria itu harus menjaga Caraka di rumah.

Sebelum Fiona berangkat Aditya membawa Fiona ke sebuah salon yang sengaja pria itu pesan sehari sebelum nya untuk make up Fiona .

Aditya melakukan itu agar Fiona terlihat cantik saat datang ke pengadilan.

Dan benar saja saat Pras melihat Fiona keluar dari mobil mewah, bentuk badan yang melekuk seperti gitar. rambut di yang di biarkan terurai bergelombang di ujung nya, dan juga wajah Fiona yang terlihat sangat cantik di bandingkan saat dia masih perawan dulu.

Hati pras bergetar saat melihat mantan istri nya.

dengan langkah cepat Pras menghampiri Fiona.

   "Apa kau sudah siap berhadapan dengan ku"? ucap Pras.

Seketika Fiona langsung membulatkan mata nya, ingin sekali dia tertawa.

   " Kenapa aku harus takut" jawab Fiona.

Sementara Pras justru menertawakan ucapan Fiona.

   "Ternyata sekarang kau sombong Fiona"

   "Jika aku sombong, apa hubungannya dengan mu"?

Hati Pras sebenarnya ingin mengatakan cinta, namun rasa gengsinya yang tinggi membuat ia menunjukan kebencian.

   " Lihatlah penampilan mu ini, sudah sok seperti orang kaya, pakai naik mobil mewah. padahal aku yakin ini mobil sengaja kamu sewa" ucap pria itu terkekeh.

  "Fiona.. fiona. ternyata setelah bercerai dari ku kamu rela menjual harga diri demi uang" sambung nya kemudian.

  "Itu lebih baik, dari pada aku menjadi istrimu yang hanya makan hati dan hidup menderita. setidaknya aku sudah bahagia dengan kehidupan ku yang sekarang"

  "Jangan Sombong kamu Fiona. akan aku pastikan hak asik Caraka jatuh ke tangan ku, dan setelah itu kita harus rujuk" ucap Pras yang tak tau malu.

Fiona tak menghiraukan ucapan Pras, wanita itu langsung berlalu pergi begitu saja.

Di ruang sidang itu, Pras yang terpesona dengan kecantikan Fiona membuat dirinya tidak fokus. Pria itu sibuk mencuri pandang ke arah Fiona, bahkan berulang kali pertanyaan dari hakim selalu salah jawab nya.

Hingga persidangan di tunda dan akan di jadwal kan ulang satu minggu lagi.

  "Jika kau mau kembali rujuk dengan ku, aku akan membatalkan gugatan iniini" ujar Pras seketika membuat Fiona tertawa.

"Oh.. itu artinya gugatan gak asuh Caraka itu cuma permainan mu saja"? Ucap Fiona santai.

" Fiona,,, apa susah nya sih kita rujuk? kita tinggal nikah ulang dan kamu kembali pulang kerumah kita membesarkan Caraka bersama. jangan lah keras kepala pikirkan Caraka yang harus tumbuh tanpa seorang ayah"

"Gak usah sok perduli dengan Caraka, saat kita masih dirumah mu saja kau tak pernah perduli dengan nya"!

" Kau benar benar keras kepala Fiona, kau ini sebatang kara sudah baik aku mengajak mu kembali lagi"

"Aku lebih baik hidup sebatang kara dari pada harus kembali menjadi istri bodoh mu. menjadi istri dari suami seorang Pras yang tidak pernah menafkahi ku lahir batin, dan tidak pernah menghargai ku"

"Begitu sombong sekarang kau Fiona. aku yakin kau akan menyesal karena menolak untuk rujuk dengan ku"!

" Aku jijik dengan mu, aku tidak sudi rujuk dengan mu. di luar sana masih banyak laki laki yang jauh lebih baik dari mu"

"Apa kau yakin dengan ucapan mu itu Fiona. kau lupa jika kamu hanya lah seorang janda miskin yang mempunyai anak satu, hanya pria bodoh yang mau dengan mu"

"Dan termasuk kamu pria bodoh nya" ucap Fiona berlalu pergi.

Wanita itu merasa muak harus berhadapan dengan orang yang tau tau malu itu.

Namun tiba tiba Pras mencengkram tangan Fiona.

"Aku yakin perubahan mu ini karena kau sudah menjual diri. berapa harga mu, layani aku malam ini. aku yakin kau pasti lagi butuh uang untuk membayar pengacara yang kau bawa itu"

Mata Fiona membulat, kedua tangan nya mengepal erat menahan emosi.

"Harga ku malah, aku tidak semurah yang kau bayang kan. berbeda dengan istrimu itu, betapa murah nya Mende sampai sampai wanita itu mau menjadi simpanan suami orang" ucap Fiona menggemaskan cengkraman dari Pras. wanita itu langsung masuk ke dalam mobil mewah nya.

Setelah kepergian Fiona, Pras harus kembali ke kantor nya karena memang dia ijin masuk setengah hari.

Setelah sampai di kantor, begitu Pras masuk ke dalam ruangan nya. pria ini langsung mendapatkan tatapan tajam dari atasan nya yang bernama pak Kamto.

"Bulan ini kau sudah beberapa kali telat masuk, dan sekarang kau ijin libur setengah hari. Apa kau sudah bosan kerja"?

" Maafkan saya pak, tapi hari ini aku harus ke pengadilan dulu untuk sidang anak saya, saya harap bapak bisa memaklumi "

"Kemarin ibu mu, sekarang anak mu. prasetya, semua karyawan disini juga memiliki keluarga. tapi mereka tidak seperti kamu ini. aku tidak perduli apa pun alasan kamu, ini surat peringatan untuk kamu" ujar pak Kamto seraya menyodorkan selembar kertas di atas meja Pras.

Pras hanya tertunduk, rasanya begitu malu saat atasannya menegur dirinya di hadapan teman teman satu ruangan.

Menjelang sore Pras yang masih sibuk dengan kerjaan nya, tiba tiba mendapat pesan dari Mende.

Mende merengek minta di antar ke mall setelah Pras pulang kerja nanti. wanita itu berniat untuk membeli perlengkapan bayi karena usia kandungan Fiona teryata sudah memasuki bulan ke tuju.

Sebenarnya Pras merasa malas, namun jika keinginan nya tidak di turuti wanita itu akan terus merengek.

Pras cepat cepat menyelesaikan tugas nya, agar ia bisa segera pulang untuk menuruti keinginan istri nya itu.

Saat Pras tengah fokus kerja, dua map mendarat di meja kerja nya.

"Salin semua laporan yang ada di di situ, jangan pulang sebelum semua laporan itu selesai di salin" titah pak Kamto yang tiba tiba kembali menghampiri Pras.

Pras hanya bisa pasrah, pria itu tidak bisa lagi membantah.

Dengan terpaksa pria ini harus kembali lembur, dan untuk acara menemani Mende terpaksa harus gagal.

Pras sudah yakin jika wanita itu pasti akan marah dan kesal jika keinginan nya tidak langsung di turuti.