NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri yang saling dijodohkan oleh kedua orang tuanya dari kecil. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin. Namun Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada orang tuanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Akankah Airin sanggup bertahan selamanya? Ataukah Assandi akan luluh bersama Airin? Atau malah rumah tangga mereka akan retak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah Boneka

Sudah tiga hari ini Airin izin tidak masuk sekolah. Dia menghabiskan waktunya di rumah Kakek Leo dengan berkebun dan membaca buku di perpustakaan.

Banyak tanaman baru yang dia beli dari toko bunga dekat rumah.

Disana harganya murah dan banyak pilihan tanaman yang bisa dibawa pulang.

Airin sering membelinya dengan berjalan kaki, kalau tidak begitu memesan kepada ART yang akan pergi kepasar untuk membelikannya.

"Sangat cantik." Gumamnya sambil menatap bunga matahari yang dia tanam.

Tin...

Tin...

Tin...

Suara klakson mobil terdengar dari depan. Airin menoleh menatap sumber suara itu.

"Siapa yang datang? Kakek kan baru berangkat keluar ke reuni sekolahnya."

Airin berjalan ke depan untuk melihat siapa yang datang ke rumah Kakeknya.

Dia tertegun setelah melihat mobil keluarga mertuanya.

Airin merapikan pakaiannya yang penuh tanah. Dia segera berlari menuju pintu gerbang untuk membukakannya.

Karena para penjaga sedang berada di belakang menikmati jam makan siangnya.

Cklekk....

Airin mendorong pintu itu untuk memberi jalan mobil tersebut.

Dia juga berjalan menghampiri mobil itu untuk menyambut kedatangan keluarga mertuanya.

Tapi setelah seseorang keluar, Airin mengeryit bingung.

Karena yang keluar dari mobil hanya Assandi seorang. Tidak ada anggota keluarga yang lain.

"Mas Sandi? Sendirian?"

Assandi hanya mengangguk sekilas dan berlalu melewati Airin untuk masuk rumah.

Airin berbalik badan mengikuti langkah Assandi. Mereka memasuki ruang tamu dan duduk bersama disana.

"Dimana kakek?"

"Kakek sedang keluar di reuni sekolahnya."

Assandi hanya diam tidak menjawab ucapan Airin. Dia kembali fokus pada ponselnya entah apa yang dia cari.

"Mas mau minum? Atau makan siang bersama disini?" Tanya Airin lembut.

"Minuman aja." Balas Assandi singkat.

Airin mengangguk kemudian berdiri meninggalkan Assandi. Dia berjalan menuju dapur untuk membuatkan minuman.

"Nona, biar saya saja yang membuatkannya." Ucap seorang ART yang baru datang ke dapur.

Airin tersenyum ramah, "Tidak usah mbak, aku bisa membuatkannya sendiri."

"Tidak apa-apa non, Nona duduk saja disana bersama den Assandi."

Airin menggeleng pelan, "Tidak apa-apa, mbak lebih baik mengurus yang lain saja."

ART itu menatap Airin dengan perasaan sedih. Sebab dia mengetahui apa yang sebenarnya di lakukan oleh keluarga Rosalina terhadap Airin.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi ke belakang untuk mencuci."

Airing mengangguk membalas ucapan dari ART nya. Dia kemudian melanjutkan kegiatannya untuk membuatkan minuman buat Assandi.

Tidak lupa juga dirinya meletakkan cemilan ringan untuk Assandi di atas nampan.

Airin berjalan kembali ke ruang tamu untuk menemui Assandi.

Disana dia bisa mendengar suaminya itu sedang menerima panggilan dari seseorang.

Raut wajahnya sangat bahagia menerima panggilan dari orang itu.

Siapa yang menghubungi Mas Sandi ya. Dia terlihat sangat bahagia. - Batinnya.

Airin meletakkan nampan itu di atas meja depan Assandi.

Dia mengamati wajah suaminya yang sangat tampan jika tertawa bahagia seperti ini.

"Iya Ros, aku nanti akan kesana ke rumahmu. Oh ya, jangan lupa untuk beberapa bukunya ya." Ucap Assandi dengan senyuman.

Airin sekarang tahu kenapa Assandi sangat gembira menerima panggilan itu.

Ternyata yang menghubunginya adalah Rosy cinta pertama Assandi.

Airin menunduk meremas tangannya, dia menahan sakit hatinya agar tidak menangis di depan Assandi.

"Emm, silahkan di minum mas." Ucapnya kemudian menatap wajah tampan Assandi.

Laki-laki itu hanya berdehem kemudian meminum jus buatan Airin.

"Itu ada camilan, bisa kamu makan mas." Lanjutnya.

Assandi hanya mengangguk tetapi tidak menyentuh camilan itu satupun.

Dia kembali menatap ponselnya mengetik pesan untuk Rosy.

Tin.

Tin.

Tin

Suara klakson mobil terdengar kembali dari arah depan.

Airin berdiri meninggalkan Assandi untuk keluar melihat siapa lagi yang datang.

"Apa kakek ya? Kok cepat banget reuniannya." Gumamnya sambil berjalan ke depan.

Airin membuka pintu rumah dan mengeryit bingung. Karena mobil itu tidak asing baginya.

Tetapi mobil itu juga bukan milik kakeknya maupun keluarga mertuanya.

"Siapa dia?" Gumamnya lagi.

Para penjaga membukakan pintu gerbang untuk mobil asing itu.

Airin berjalan mendekati mobil mewah yang sudah terparkir rapi di belakang mobil Assandi.

Dia terkejut melihat orang yang keluar dari mobil. Orang itu berpenampilan menarik dan sangat menawan dengan kacamata hitam di wajahnya.

"Mas Nando." Panggil Airin senang.

Dia tidak menyangka jika Nando datang mengunjunginya.

"Hei Airin."

"Kok Mas tau aku tinggal disini."

Nando mengangguk, "Tau dong, aku mencari informasi tentangmu."

"Hehehe, terima kasih mas saat itu kamu menolongku ke rumah sakit."

"Iya Rin, aku kesini mau melihat keadaanmu."

"Aku sudah baik-baik saja mas."

Nando mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi Airin.

"Bagus, sudah nggak demam lagi."

Airin terkekeh geli, "Kan sudah tiga hari ini mas, mestinya sudah sembuh."

"Hehe iya deh, ini aku bawakan sesuatu untukmu."

Nando mengulurkan tangannya memberikan bingkisan untuk Airin.

"Apa ini mas?"

"Buka saja."

Airin membukanya, matanya berbinar senang melihat barang yang ada di dalam tas karton itu.

Sebuah boneka panda yang dia impikan dari kecil. Boneka itu sangat bagus dan ukurannya cukup besar.

"Wahhh, ini untuk aku mas."

Nando mengangguk, "Iya, itu untuk kamu. Dulu aku sudah berjanji akan memberimu hadiah boneka kan."

"Nah sekarang aku baru bisa membelikannya." Lanjutnya.

Mata Airin berbinar, "Terima kasih mas Nando, kamu selalu baik kepadaku."

"Kamu sudah aku anggap keluarga sendiri, bahkan lebih dari sekedar adik."

"Maksudnya mas?"

"Eh, bukan kok. Kalau begitu aku pulang dulu ya."

"Loh, kok buru-buru mas, nggak masuk dulu?"

Nando menggeleng pelan, "Nggak usah, aku kesini hanya mampir memberikan ini dan melihat kondisimu."

"Beneran ini kamu nggak mau mampir dulu?"

"Nggak usah Rin, terima kasih."

Airin cemberut sedih, karena Nando harus pergi meninggalkannya lagi.

"Ya udah, aku balik dulu ya."

Tangan Nando mengusap gemas kepala Airin. Perempuan itu terkekeh pelan menerima perlakuan Nando.

Dia merapikan rambutnya dan melambaikan tangan untuk Nando.

Airin berjalan masuk ke rumah, dia tidak melihat Assandi di ruang tamu.

"Loh, kemana perginya Mas Sandi." Gumamnya celingukan.

Dia mengendikan bahunya dan berjalan menuju kamar untuk meletakkan bonekanya.

Saat membuka pintu kamarnya, dia dikejutkan dengan dua boneka beruang yang sangat cantik.

Boneka itu sudah duduk manis di atas sofa kamarnya.

"Loh, ini boneka siapa?"

Tangan Airin mengambil kedua boneka itu. Dua boneka yang cukup besar untuk dia peluk.

"Gemas sekali mereka, eh ini adalah sepasang boneka."

Senyum Airin terukir di bibirnya, dia memeluk kedua boneka itu secara barsamaan.

Sekarang dirinya menata ketiga boneka itu di atas tempat tidurnya.

Matanya berbinar gembira melihat kecantikan di atas tempat tidurnya itu yang biasanya kosong, sekarang ada para boneka yang akan menemaninya tidur.

Pluk...

Secarik kertas jatuh dari salah satu boneka beruang itu.

Airin membukanya dan membaca tulisan yang ada di sana.

Jaga boneka-boneka ini, jangan sampai mengotorinya.

Airin mengeryitkan dahinya, dia bingung siapa yang memberikannya hadiah ini.

"Apakah ini hadiah dari Mas Sandi?"

Dirinya berjalan keluar mencari Assandi, matanya menangkap sosok suaminya itu sedang berdiri di dalam perpustakaan.

Airin menghampirinya untuk menanyakan kedua boneka beruang.

"Mas..." Panggil Airin pelan.

Assandi menoleh menatap Airin, dia menaikkan satu aslinya melihat Airin yang kebingungan.

"Kenapa?"

"Emm, itu saya mau tanya."

"Apa?" Jawab Assandi singkat.

Matanya kembali fokus pada buku yang dia baca.

"Apa Mas Sandi yang memberiku hadiah boneka beruang?" Tanya Airin takut.

Assandi menggeleng pelan, "Enggak, kenapa aku harus memberimu itu."

Airin mengangguk paham, "Baiklah kalau begitu mas, saya kembali ke kamar."

Dia berbalik meninggalkan Assandi yang sedang asik membaca buku.

Airin memukul kepalanya pelan, "Iya ya, mana mungkin Mas Sandi membelikanku hadiah. Selama ini dia tidak pernah memperhatikanku."

Sedangkan Assandi yang berada di dalam perpustakaan mengukir senyum tipisnya.

"Ckck, memangnya hanya dia aja yang bisa membelikannya boneka." Ucap Assandi.

1
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!