Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 : Pertemuan
Kanzia sudah berada di meja makan, di temani pelayan yang sedang melayaninya tanpa kehadiran suaminya yang entah dimana keberadaannya, tapi ia tidak mempermasalahkan hal itu, ia sudah terbiasa dengan tidak adanya Abian dan ia pun melanjutkan kegiatan makan malamnya.
Kanzia yang telah selesai dengan makan malamnya, ia pun langsung beranjak dari meja makan. Ia masuk ke kamar dan duduk di pinggir tempat tidurnya sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya, ia tidak bisa selamanya bergantung pada Abian.
“Sepertinya aku harus mulai mencari pekerjaan, supaya aku tidak hanya bergantung pada Abian saja, semoga besok pagi aku bisa bertemu dengannya untuk meminta izin agar aku bisa bekerja.” gumam Kanzia, ia pun membaringkan tubuhnya dan tidak lama setelah itu ia sudah terlelap, sampai ia tak menyadari seseorang masuk ke kamarnya.
“Ternyata dia sudah tidur,” ucap Abian dan memperbaiki selimut yang digunakan Kanzia lalu ia pun langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ikut menyusul Kanzia ke alam mimpi.
*
*
Pagi harinya sama seperti semalam Kanzia tidak menemukan keberadaan suaminya, ia seperti biasa sarapan hanya dengan ditemani pelayan.
“Bik Tuan belum pulang dari semalam?” tanya Kanzia pada bik Sofi di sela sela sarapannya.
“Tuan pulang sudah larut malam Non, tapi pagi pagi sekali tuan sudah pergi lagi,” jawab Bik Sofi.
Tidak lama setelah itu tiba tiba Kevin datang dan menghampiri Kanzia. “Selamat pagi Nona Kanzia,” sapa kevin, yang hanya dibalas senyuman oleh Kanzia.
“Tuan hari ini harus pergi ke luar kota, jadi kalau Nona Kanzia membutuhkan sesuatu bisa langsung katakan ke saya,” ucap Kevin.
Kanzia segera menyelesaikan makannya dan berucap, “Kevin kamu bisa kan kasih tau Tuan kalau aku ingin ke luar rumah,”
“Maaf, untuk saat ini tuan tidak memperbolehkan anda untuk keluar rumah,” ucap Kevin.
Kanzia hanya bisa menghela nafas mendengar ucapan Kevin. “Hm, apakah tuan akan lama di luar kotanya?” tanya Kanzia pada Kevin.
“Maaf, Saya juga kurang tahu sampai kapan tuan akan di sana, saya hanya di beritahu kalau Tuan akan pergi ke luar kota hari ini dan memerintahkan saya untuk menjaga Nona.” ucap Kevin
“Aku tidak perlu di jaga aku bisa menjaga diri ku sendiri, lagi pula bukankah aku hanya di perbolehkan untuk diam di rumah saja, jadi untuk apa dia menyuruhmu untuk menjaga ku.” kesal Kanzia, padahal ia ingin sekali mengunjungi makam ibunya.
“Saya hanya menjalankan perintah dari tuan untuk menjaga Nona,” ucapnya datar.
“Astaga ...” Kanzia benar benar dibuat prustasi, bagaimana mungkin ia akan terus terkurung di dalam rumah mewah ini.
*
*
Keesokan harinya Kanzia kembali meminta asisten Kevin agar ia dibiarkan izin untuk ke luar rumah, ia terus mengikuti kemana pun Kevin, ia benar benar belum menyerah untuk mendapatkan izin.
“Asisten Kevin biarkan aku ke luar rumah hari ini, aku ingin sekali mengunjungi makam ibuku, aku janji gak bakalan lama.” mohon Kanzia.
“Maaf Nona muda, saya hanya mengikuti perintah Tuan,” ucap Kevin dan beranjak meninggalkan Kanzia, sementara Kanzia yang belum menyerah kembali mengikuti Kevin.
“Ayolah, bisakah sekali ini saja kamu tidak mengikuti perintah Tuan mu itu?” ucap Kanzia yang masih terus mengikuti asisten Kevin.
“Maaf, saya tidak bisa,” ucap asisten Kevin.
“Kalau begitu aku akan terus mengikuti asisten Kevin sampai mendapatkan izin untuk keluar,” ucap Kanzia belum yang menyerah untuk mendapatkan izin dan terus mengintili kemana pun Kevin melangkah.
“Maaf Nona, apakah anda akan mengikuti saya sampai ke toilet?” tanya kevin yang sudah berada di depan pintu toilet, sementara Kanzia masih terus mengikutinya.
“Iya, bukankah tadi aku sudah bilang kalau aku akan mengikuti mu kemana pun, bahkan sampai ke toilet, bila perlu aku akan mengikuti anda ke kamar atau kalau anda ingin mandi aku pun akan tatap menunggu di kamar mandi, asisten Kevin aku akan berhenti jika sudah mendapatkan izin untuk keluar rumah.” ucap Kanzia serius, tanpa ingin dibantah.
Kevin membulatkan matanya mendengar ucapan Kanzia yang akan terus mengikutinya bahkan sampai ke toilet. Kevin yang masih kaget mendengar ucapan Kanzia tiba tiba saja handphone nya berdering, dan ternyata itu telpon dari Abian.
“Halo Tuan,” Kevin menjawab telpon dari Abian.
“Biarkan Nona keluar rumah hari ini, temani kemana pun ia mau.” ucap Abian diseberang sana dan memutuskan sambungan telponnya setelah mengatakan hal itu.
“Sekarang Nona bisa berhenti mengikuti saya,” ucap Kevin.
“Tidak ak–” belum sempat Kanzia melanjutkan ucapannya Kevin sudah terlebih dahulu memotongnya.
“Anda diperbolehkan ke luar rumah hari ini,” ucap kevin.
“Serius? Kamu tidak bercanda kan?” tanya Kanzia.
“Apakah Nona pernah melihat saya bercanda?”
Kanzia yang diperbolehkan untuk ke luar rumah terlihat begitu senang, ia langsung bergegas ke kamarnya untuk bersiap siap ke makam ibunya.
Selama perjalanan Kanzia terus tersenyum sambil menatap ke arah luar jendela, untuk pertama kalinya ia ke luar rumah setelah kepulangannya dua hari yang lalu ke kota ini.
Kevin yang melihat Nonanya bahagia hanya tersenyum samar sambil tetap fokus menyetir.
Kurang dari lima belas menit akhirnya mereka sampai di tempat pemakaman umum, Kanzia pun turun dan diikuti oleh Kevin di belakangnya.
“Apa kau akan terus mengikuti ku sampai ke dalam?” tanya kanzia, ketika akan masuk ke area pemakaman.
“Tentu saja Nona, saya harus memastikan jika Nona baik baik saja,” jawab Kevin santai.
“Aku ingin bercerita dengan bunda ku, apa kau akan menguping?”
“Silahkan Nona, anggap saja saya tidak ada,” ucap kevin.
“Dasar asisten menyebalkan,” ucap Kanzia dan ia pun terpaksa membiarkan Kevin tetap mengikutinya.
Kanzia duduk di depan gundukan makam ibunya tanpa memperdulikan Kevin yang berdiri di sampingnya. “Bunda Zia datang, maaf kalau Zia baru menemui bunda sekarang, soalnya suami Zia baru memberikan izin, bunda sekarang aku sudah mempunyai seorang suami, tapi dia benar benar menyebalkan,” ucap Kanzia cemberut sambil menatap makam ibunya, mengadukan Abian sambil melirik asisten Kevin dengan ekspresi kesalnya.
"Tapi walaupun suami Kanzia menyebalkan tapi dia orangnya baik, sekarang Zia sudah tidak tinggal dengan ayah, Zia janji akan menjadi gadis yang kuat, tidak akan membiarkan mereka menindas Zia lagi dan akan merebut kembali semua yang sudah mereka ambil mereka harus merasakan apa yang Zia rasakan," ucapnya mengingat orang orang yang pernah menyakitinya, Kevin yang mendengar ucapan Nona nya hanya diam saja.
“Bunda Zia pulang dulu, zia janji akan sering sering kesini, walaupun suami Kanzia tidak mengizinkan Zia akan tetap memaksanya,” ucap Kanzia dan beranjak dari makam ibunya.
Sebelum kembali ke rumah, Kanzia meminta kevin untuk singgah di tempat makan untuk makan siang karna ia sudah sangat lapar dan Kevin pun membawanya ke restaurant yang tidak terlalu ramai pengunjung.
Saat mereka sedang menikmati makan siang terjadi keributan antara seorang pengunjung dengan salah satu pelayan di sana. Seorang wanita yang ia kenal terlihat sedang mengomeli si pelayan restaurant.
“Astaga bajuku! Bagaimana mungkin restaurant mewah seperti ini malah mempekerjakan seseorang yang tidak becus.” Ucap pengunjung tersebut.
“Maaf, saya benar benar tidak sengaja,” ucap seorang pelayan yang tidak sengaja menumpahkan minuman ke baju wanita itu.
“Asal kamu tau baju ini lebih mahal dari gaji kamu di sini, aku harus bertemu dengan manager restaurant ini, aku akan memintanya agar ia memecat pelayan tidak becus seperti mu!”
“Jangan! Saya mohon jangan, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini nona,” ucap pelayan tersebut memohon.
“Kalau begitu kamu harus mengganti rugi untuk bajuku yang sudah kamu kotori, dan aku sudah bilang harga baju ini lebih mahal dari gaji mu di sini.”
Pelayan tersebut hanya menunduk mendengarnya, dari mana ia akan mendapatkan uang untuk biaya ganti rugi.
“Aku yakin, orang seperti mu pasti tidak akan mampu untuk membayarnya,” ucap Clara sombong.
“Aku yang akan membayarnya,” ucap Kanzia yang sudah berada di belakang pelayan tersebut.
“Ternyata kamu belum berubah, masih sama seperti dua tahun lalu.” ucap Kanzia tersenyum sinis kearah Clara.
“kamu siapa? Apa kita saling kenal? ” tanya Clara yang tidak mengenali Kanzia, tapi ia merasa familiar dengan wajah itu, ia merasa jika wanita cantik itu mirip dengan seseorang yang ia kenal hanya saja bentuk tubuhnya yang berbeda dan wajahnya yang terlihat lebih terawat.
“Tentu saja kita saling kenal, bahkan aku mengenal mu dengan sangat baik kakak,” ucap Kanzia tersenyum.
“Siapa yang kamu panggil kakak, dan jangan ikut campur urusan ku!” bentak Clara yang sudah sangat kesal dengan perempuan cantik di hadapannya itu.
“Apa kamu benar benar tidak mengenali adik tiri mu ini, gadis gendut yang dulu sering kamu suruh untuk mengerjakan tugas tugas sekolahmu, yang selalu kamu rendahkan karna bentuk tubuhnya, yang kamu hina tepat dihari pernikahannya, apakah kamu benar benar sudah melupakan aku kakak,” ucap Kanzia mengingatkan Clara sambil tersenyum tanpa emosi.
Clara masih terdiam mencerna ucapan wanita cantik di depannya yang mengingatkannya tentang perlakuannya pada Kanzia. “Ini tidak mungkin ..." gumam Clara.
“Hah, baiklah karna kamu memang benar benar tidak mengenali ku, aku akan memperkenalkan diri, aku adalah adik tiri mu Kanzia Ayudia Renata.” Kanzia langsung saja memperkenalkan siapa dirinya.
Clara yang mendengar wanita tersebut menyebut dirinya adalah Kanzia hanya bisa diam mematung mencerna semua ucapan wanita di depannya.
Sementara Kevin hanya mengawasi dari jauh sambil tersenyum memperhatikan gerak gerik Kanzia. “Sepertinya Nona Kanzia benar benar telah berubah,” gumam Kevin.
Begitupun dengan seseorang yang selalu mengawasinya dari jauh tersenyum puas melihat gadis gendutnya yang sekarang semakin berani.
.
.
.
Bersambung . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen dan Favorit juga ya😉