Dunia bernama Gaia, di penuhi hewan iblis yang di sebut sebagai Enigma. Manusia harus berjuang antara hidup dan mati untuk melawan kelompok Enigma yang melakukan Genosida. Tidak ada yang tau, sampai kapan kehancuran ini akan berakhir, dan sampai kapan manusia bisa bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DenEmma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33 - Belanja
Dengan terpaksa, Lisa pun masuk kedalam mobil Anna. Dan Anna hanya seorang diri pergi kesana. Tentu tujuannya adalah menemui Dion.
"Sial, aku terjebak masuk mobil ini. Tapi mobilnya nyaman banget sih, keren juga." kata Lisa dalam hati.
"Pasang sabuk pengamannya Lisa, kau bisa terjatuh jika tidak pakai itu." kata Anna.
"Ah iya." Lisa pun di bantu oleh Anna memasang sabuk pengaman.
"Bagus, kau akan aman disini." kata Anna.
"Kau tidak akan menangkap ku kan.? " sahut Lisa.
"Hm.? ya bisa saja, tapi lebih tepatnya adalah sebagai Sandra. Apa kakakmu ada di rumah.?" tanya Anna.
"Itu...
"Em. kau tidak mau bilang ya.? lalu, makanan untuk siapa ini.?" sahut Anna.
Lisa pun langsung ketakutan disana, bahkan tangannya sampai gemetar.
"Ini makanan tidak layak untuk dimakan. Aku akan memberikan makanan yang lebih kayak." kata Anna.
Mereka berdua pun langsung putar balik dan kembali ke kota. Sebuah mobil Ferarri warna merah sedang melesat menuju kota sura, dan Lisa hanya pasrah disana.
"Tolong aku di culik."
....
Sore hari pun tiba, Dion semakin khawatir dengan Lisa.
"Tidak seperti biasanya Lisa seperti ini. Dia tidak pernah menolak apapun yang aku suruh. Tapi ini sudah sore hari." kata Dion dengan cemas.
"Sebaiknya kita periksa." sahut Marco dengan tatapan serius.
"Kita pergi ke desa"
Mereka berdua pun langsung pergi kearah desa. Dan dalam sekejap saja, mereka berdua sudah sampai di depan rumah Dion.
"Dion.?" sahut May yang kebetulan berada di depan rumah Dion.
"Ah bibi, apa Lisa didalam.?" tanya Dion.
"Apa maksudmu.? dia kan sudah berangkat ke tempat mu pagi-pagi sekali. Dia juga membawa makanan untuk kalian." kata May
"Apa? Dia belum kesana bi. Makanya aku kemari untuk mencarinya." sahut Dion.
"He.?"
"Apa dia kesana bersama seseorang.?" tanya Marco
"Tidak, dia pergi sendiri. Dia tidak ingin di antar kesana." jawab May.
Tangan Dion pun langsung gemetar ketakutan.
"Sialan, aku sudah luput menjaganya." sahut Dion dengan tatapan serius.
Kenta pun langsung menghampiri mereka.
"Ada apa Dion.?"
"Lisa menghilang, aku sedang mencarinya paman." jawab Dion.
"Apa.? bukannya dia sedang bersamamu.?" sahut Kenta.
"Sampai detik ini, aku belum bertemu dengannya sejak kemarin malam. Apa sesuatu terjadi saat perjalanan kesana." sahut Dion.
"Bagaimana bisa."
Dion pun langsung berlari dan mencari Lisa di jalur menuju atas bukit.
"Dion.?" sahut Kenta dengan khawatir.
"Aku akan membantu mencarinya, sebaiknya kalian tunggu saja di dalam rumah, karena ini sudah mau malam." kata Marco.
"Ah baiklah."
Marco pun langsung menghilang dari sana, Kenta dan May hanya terdiam disana dengan cemas.
....
"Sial, tidak seharunya aku membiarkannya sendirian. Dimana kau Lisa." sahut Dion dengan panik.
....
Dikota sura. Terlihat bangunan disana sudah hampir selesai untuk di renovasi. beberapa bangunan sudah di bersihkan dan di bangun ulang.
Beberapa tempat juga sudah mulai beroperasi. Barak dan tenda darurat untuk pengungsian sudah mulai berkurang.
Lalu, Anna mengajak Lisa menuju ke Mall terbesar di kota itu. Mereka pun masuk kedalam sana.
"Waaah. rame sekali disini." sahut Lisa.
"Kau bisa mengambil apapun yang kau inginkan disini. Tapi jangan jauh-jauh dariku, karena tempat ini sangat luas." kata Anna.
"Benarkah.?"
"Benar, ambil saja sesukamu. Jangan pikirkan tagihan, aku yang akan membayar semuanya." kata Anna.
Dalam sekejap saja, Lisa pun menghampiri toko roti dan coklat yang ada disana.
"Ada yang bisa di bantu adik kecil.?" sahut pelawan toko disana.
"Ah, aku mau itu, lalu itu, terus itu juga...
Ia menunjuk apapun yang ada disana, bahkan hampir semua isi toko di tunjuk olehnya. Sampai-sampai pelayan toko jadi ragu.
"Adik kecil, apa kau punya uang untuk semua makanan ini.?"
"Ah itu...
Lisa pun langsung garuk-garuk dengan kebingungan.
"Berani sekali kau bilang begitu. Bungkus saja apapun yang dia mau. Jangan pikirkan tagihannya. Apa kau mau aku membeli toko iki juga.?" sahut Anna dengan kesal.
"Ah maaf Nyonya."
"Nyonya.?"
Lalu pelayan itu pun melihat Anna dengan seksama. dan ia baru ingat, yang ada di depannya adalah seorang pemimpin batalion Lance.
"Sial, bukankah dia Nona Anna.?"
Pelayan itu pun langsung menundukkan badannya.
"Ah, maafkan saya Nona Anna. Saya tidak tau kalau itu Anda. maaf."
"Hm."
Lisa pun hampir memborong semua roti disana. Anna sampai membayar petugas untuk membawakan semua pesanannya.
"Hm hm hm hm." suara Lisa yang bernyanyi. Anna pun melihatnya dan teringat sesuatu.
"Sama seperti namanya, Lisa. Aku jadi bernostalgia saat mengajak Lisa ke suatu tempat di pusat perbelanjaan saat itu. Kau membuatku mengingat sesuatu yang menyenangkan." kata Anna sambil tersenyum.
Lalu, Lisa pun berhenti di depan toko pakaian. ia memandangi pakaian disana dengan ragu.
"Ada apa Lisa.?"
Lisa pun langsung tersenyum pada Anna.
"Ah, tidak apa-apa." sahut Lisa dan langsung pergi dari sana.
Anna pun melihat pakaian laki-laki yang di pajang di depan toko itu.
"Apa kau ingin membelikan pakaian untuk kakakmu.?" tanya Anna.
"Eh.?" sahut Lisa dan langsung berhenti seketika.
"Hmm, ambil saja. Pakaian mana yang dia sukai. Aku juga ingin tau." kata Anna.
"Bolehkah.?"
"Tentu saja." sahut Anna dengan tersenyum.
Lisa pun langsung masuk kedalam toko itu dan menunjuk pakaian yang ada disana. Itu membuat Anna jadi bingung.
"Kenapa kau tidak memilihnya dulu Lisa.? apa kakakmu akan menyukainya.?" kata Anna.
"Aku tidak tau. Aku hanya menunjuk pakaian yang sering di pakai kak Dion. Dia lebih sering memakai pakaian polos." kata Lisa.
Tentu, Anna pun langsung mengingat seseorang jaman dulu yang pernah ia belikan pakaian untuknya.
"Ini bagus, tapi aku lebih suka pakaian yang tidak bermotif."
....
"Aku jadi mengingatnya. Apa Dion yang dulu dengan Dion sekarang punya kemiripan.? hmm, yaa tapi memang banyak orang yang suka pakaian polos. Kenapa aku harus memikirkannya." kata Anna.
...
Dan tak berlangsung lama, mereka pun berpindah dari toko ke toko lainnya. Lisa benar-benar sangat senang disana, dia tertawa dan tersenyum bersama Anna.
Anna pun sangat senang melihat Lisa begitu ceria dan bahagia. Sampai akhirnya, semua barang yang dia beli di antarkan menggunakan sebuah truck karena memang sangat banyak.
"Sekarang, aku antarkan kau pulang." kata Anna.
Lisa pun tersenyum kepada Anna. Lalu, ia memeluknya sebentar.
"Terimakasih. hihi, aku senang sekali hari ini." kata Lisa.
Anna pun hanya terdiam disana sambil melihat Lisa. Lalu mereka pun langsung menuju ke desa bersama dengan truck yang membawa barang mereka.
....
Malam pun tiba, bahkan hampir larut malam. Dion dan Marco belum menemukan Lisa dimana pun mereka cari.
Bahkan mereka mencari sambil memburu Enigma yang akan bergerak ke desa.
"Sialan, disini juga tidak ada. Malah hanya ada Enigma disini." kata Dion.
Srak.
"Ini yang terakhir, sudah tidak ada Enigma lagi di sekitar sini." kata Marco.
Dion pun langsung duduk dengan lemas disana. Marco pun merasakan kesedihan.
"Dia adalah satu-satunya keluarga ku saat ini. Kenapa aku begitu ceroboh membiarkannya begitu saja." kata Dion.
"Kita masih bisa mencarinya Dion, bersabarlah. jika perlu kau bisa meminta bantuan warga desa untuk mencarinya. Dan untuk masalah Enigma, serahkan padaku." kata Marco.
Namun Dion hanya terdiam disana.
....
