Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Hanum semakin di buat menangis dengan apa yang dikatakan oleh Ibunya.
"Ibu, Ibu jangan bicara seperti itu, hiks hiks," tangis Hanum sambil memeluk ibunya.
"Hanum, kenapa kamu harus menyembunyikan bahwa kamu menikah dengan lelaki itu karena kamu hamil? Kenapa kamu tidak bilang pada Ibu bahwa kamu di perkosa oleh lelaki itu, hiks hiks," tangis Ibu Hanum tidak bisa dia bendung lagi.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Ibu nya, Hanum langsung terdiam tidak menyangka bahwa Ibu nya akan mengetahui tentang kehamilan nya waktu itu.
"Sekarang kau bahkan mengalami keguguran karena lelaki itu tidak bisa menjaga kamu dengan baik. Hanum, kenapa harus kamu yang menjadi korban dalam semua masalah ini,'' ucap Ibu Hanum lalu tiba-tiba dada nya terasa semakin sesak.
"Ibu? Ibu kenapa? Dokter! Tolong Ibu saya!" teriak Hanum sambil memegang dada Ibu Hanum.
Dokter dan beberapa perawat pun datang untuk melihat kondisi Ibu Hanum, melihat kondisi Ibu Hanum yang kurang baik. Dokter meminta Hanum untuk menunggu di luar.
"Tolong, kamu keluar dulu,"
"Tolong selamatkan Ibu saya, Dok." tangis Hanum sambil berjalan keluar tak luput dia melihat ke arah Ibu nya yang kini sudah memejamkan matanya.
Di luar ruangan, Hanum tampak terus berdoa agar Ibu nya masih di berikan kesehatan dan setelah lebih dari setengah jam akhirnya Dokter dan beberapa perawat itu keluar dari ruangan ICU.
"Bagaimana keadaan Ibu saya, Dok?" tanya Hanum dengan wajah khawatir nya.
"Maafkan saya, kami semua sudah berusaha untuk menyelamatkan Ibu kamu tapi Tuhan berkehendak lain, Ibu kamu sudah tenang di alam sana. Maaf Ibu kamu sudah meninggal," jawab sang Dokter mengatakan bahwa Ibu Hanum telah meninggal.
Tubuh Hanum langsung luruh saat mendengar apa yang dikatakan oleh sang dokter.
"Tidak, itu tidak mungkin. Tidak!" teriak Hanum menangis histeris saat mendengar kabar bahwa Ibu nya sudah meninggal.
Saat ini Hanum dan juga Rika tengah berada di sebuah pemakaman di desa untuk melihat proses pemakaman Ibunya.
Rika tampak menangis di pelukan Hanum, sedangkan Hanum hanya diam menatap kearah Ibu nya yang sudah di makamkan.
Setelah acara pemakaman selesai, Hanum dan juga Rika kembali kerumahnya sambil menangis mengenang saat-saat mereka bersama dengan Ibu nya.
Saat ini Hanum dan juga Rika tengah duduk di kamar tempat Ibu nya tidur.
"Mbak, bagaimana sekarang nasib kita berdua?" tanya Rika sambil menangis memeluk Hanum.
"Rika, kamu harus tetap melanjutkan kuliah mu dan masalah biaya kamu di sana Mbak akan berusaha di sini,"
"Tidak Mbak, Rika tidak mau melanjutkan kuliah, Rika mau di sini saja bersama dengan Mbak. Rika mau membantu Mbak,"
"Tidak Rika! Kamu tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, kamu sudah mendapatkan beasiswa untuk kuliah di perguruan tinggi bahkan semua kebutuhan kamu juga sudah di tunjang jadi kamu harus tetap kuliah dan menggapai cita-cita kamu. Kamu tidak perlu khawatir Mbak di sini, di sini Mbak bisa menjaga diri Mbak dengan baik yang terpenting sekarang adalah kamu bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari pada Mbak," Hanum tetap meminta Rika untuk melanjutkan kuliah nya agar dia bisa memiliki masa depan yang baik meskipun rejeki tetap Allah yang ngatur tapi setidaknya Rika telah berusaha.
Saat Hanum dan juga Rika tengah berbincang tiba-tiba pintu rumah mereka ada yang ngetuk.
"Ayu?" Hanum membuka pintu rumah nya dan ternyata dia adalah Ayu.
"Hanum?" tanpa bisa berkata lagi Ayu langsung memeluk Hanum yang saat ini pasti benar-benar merasa sangat hancur.
Ayu sudah mengetahui semua cerita tentang keguguran yang di alami oleh Hanum dan kini Hanum juga harus kehilangan Ibu nya.
"Hanum, kenapa kamu harus mendapatkan masalah yang begitu bertubi-tubi? Baru saja kamu merasakan kebahagiaan sekarang kamu sudah harus merasakan kesedihan seperti ini, hiks hiks," tangis Ayu sambil memeluk Hanum.
"Tidak apa-apa, Ayu. Mungkin ini semua adalah jalan takdir ku," jawab Hanum sambil menangis di pelukan Ayu.
Kini Hanum pun mulai menceritakan tentang kejadian yang sebenarnya dimana keluarga Dirgantara hanya menginginkan anak itu dan tidak pernah bermaksud untuk menjadikan Hanum menantu di keluarga Dirgantara. Ayu yang mendengar itu semua benar-benar sangat terkejut tidak menyangka bahwa Steven akan sekejam itu kepada Hanum.
"Kurang ajar! Dia benar-benar lelaki tidak tau malu, dia yang sudah memperkosa kamu dan tanpa rasa malu dia hanya menginginkan anak yang kamu kandung apalagi Mommy nya itu, dia juga seorang wanita tapi kenapa dia bisa begitu kejam pada kamu, Hanum," kata Ayu mengeluarkan semua amarah nya kepada keluarga Dirgantara.
"Sudahlah Ayu, aku juga tidak ingin berada di lingkungan keluarga yang tidak bisa membuat ku nyaman. Mungkin hubungan ku dengan Steven sudah berakhir sampai di sini lagian aku juga sudah menandatangani surat perceraian nya saat kami berdua baru menikah,"
"Tapi dia tidak bisa berbuat seenak nya seperti itu pada mu, Hanum!''
"Apa lagi yang bisa aku perbuat, Ayu. Apakah aku akan memenjarakan Steven atas perbuatan nya atau aku ingin Mommy Steven yang masuk penjara karena sudah membunuh anak ku? Ayu, aku tidak memiliki kekuasaan seperti mereka mungkin jika aku yang melaporkan mereka berdua ke polisi bukan mereka yang di tahan tapi aku," jawab Hanum dengan nada suara tidak berdaya.
"Sekarang aku ingin memulai kehidupan ku yang baru, aku ingin melupakan semua kejadian yang menyakitkan ini. Aku tidak ingin lagi mengingat semua kejadian yang pernah terjadi antara aku dan juga Steven. Aku ingin seperti dulu hidup sederhana dengan ketenangan di jiwa," sambung Hanum sambil melihat keluar jendela kamarnya.
"Baiklah Hanum, aku akan mendukung apapun yang kamu inginkan." jawab Ayu kembali memeluk Hanum untuk memberikan rasa tenang padanya.
Pagi hari pun telah tiba, saat ini Hanum baru saja selesai mengantarkan Rika untuk pergi ke tempat dia kuliah. Hanum hanya mengantarkan Rika sampai di perbatasan desa untuk menaiki sebuah mobil travel menuju ke tempat dimana Rika akan menimba ilmu. Di tengah perjalanan, Hanum benar-benar sangat terkejut saat melihat seseorang yang sama sekali tidak ingin Hanum lihat.
"Steven?" gumam Hanum lalu berjalan mundur saat melihat Steven di depannya.
"Hanum?" Steven berjalan mendekati Hanum.
"Jangan mendekat atau aku akan loncat dari jembatan ini," kata Hanum mengancam Steven agar dia tidak mendekati nya karena sekarang Hanum berada di tengah jembatan.
"Tidak Hanum, jangan lakukan itu. Aku ingin berbicara sesuatu dengan kamu,"
"Apalagi yang ingin kamu bicarakan dengan ku? Oh apakah masalah pernikahan kita, bukankah waktu itu aku sudah menandatangani surat perceraian nya lalu kenapa kamu masih ingin menemui ku? Apakah kamu ingin melihat bagaimana aku hancur!" teriak Hanum kepada Steven yang saat ini berada di depan nya.