Assalamu'alaykum
Selamat datang di karyaku dan terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini.
🌺
WARNING!!
KARYA MENGANDUNG BAWANG DAN KEHALUAN TINGKAT TINGGI BAHKAN DILUAR NALAR MANUSIA NORMAL!
Pernahkah kalian berfikir jika anak genius itu ada? Jika di film mungkin sudah kita temui, yang berjudul baby bos.
Di dalam dunia nyata, kehadiran anak jenius memang jarang terjadi, namun mereka juga memiliki bukti Ekisitensi yang dapat dilihat dari begitu banyaknya kemajuan yang terjadi saat ini.
Namun bagaimana ketika kalian dipertemukan dengan anak genius berusia 2 tahun yang bisa menggebrak dunia dengan hasil ciptaannya.
🌺🌺
Fajri Hanindyo. Sang Anak genius, memiliki IQ yang sangat tinggi Yaitu 225. Ia lahir dari malam dimana rusaknya mahkota Fajira, sang ibunda. Dengan otak yang genius tanpa sadar, ia bekerja sama dengan Ayahnya dan membuat Fajri menjadi anak yang kaya raya dalam waktu singkat ketika berhasil memproduksi mesin rancangannya sendiri.
Irfan yang yang begitu mendambakan sentuhan Fajira berusaha untuk membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya. Keegoisannya runtuh, ketika ia berhasil menemukan Fajira dan juga mendapatkan bonus seorang anak yang tampan yaitu Fajri.
bagaimana kisah selanjutnya? yuk baca cerita ini.
terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Pertemuan Pertama
Pagi menjelang, hari ini adalah hari pertama Fajira untuk mengikuti perkuliahan. Namun ia sudah sibuk mepersiapkan segala keperluan Aji untuk pergi ke acara pameran lomba nanti bersama dengan Uwak.
"sayang, ini bekal makan siang ya nak, nanti siang Bunda sudah pulang, ini air minum, sama susu, di minum ya sayang. Ini juga Bunda sediakan buah untuk Aji" ucap Fajira sambil memasukkan satu persatu bekal yang di butuhkan oleh Aji.
"iya Bunda"
"ini ada nasi untuk uwak juga nanti. Kalau ada apa-apa hubungi Bunda ya pinjam ponsel Uwak. Ini juga bunda selipkan uang kalau Aji butuh apa-apa nanti"
"iya bundaku sayang"
"Aji sudah siap nak?"
"sudah bunda"
"ya sudah yuk kita pergi"
Fajira mengantar Fajri terlebih dahulu menuju ke rumah Uwak. Karna hasil karyanya kemaren akan di pamerkan di dalam tempat khusus sebagai salah satu karya yang sudah di beri lisensi atau hak paten secara khusus dari salah satu juri pada lomba ini. Sementara untuk penentuan Juara lomba juga akan di lakukan pada malam ini.
Fajira hari ini hanya ada Tiga mata kuliah dari pagi hingga siang. Jadi ia minta tolong kepada Uwak untuk menemani Fajri sebentar hingga ia kembali dari kampus. Disinilah ia sekarang, di depan fakultas kedokteran. Betapa senang dirinya karna sudah berhasil mewujudkan mimpi menggapai cita-cita menjadi seorang dokter, walaupun ini baru permulaan.
Semoga ini adalah awal untuk menuju kesuksesan, Bunda akan melakukan apapun untuk masa depan Aji. Kita berjuang bersama sayang untuk masa depan kita nanti. Bathin Fajira tersenyum senang
Ia melangkahkan kaki menuju kelas yang akan menjadi ruang belajarnya pagi ini.
"ruangan 07. Ini mungkin ya" Fajira masuk kedalam kelas yang sudah di isi oleh beberapa mahasiswa di sana.
Sebelum dosen masuk ia memilih untuk menelfon Uwak untuk menanyakan bagaimana keadaan jagoan kecilnya.
Tuut...tuut...
"halo uwak"
"iya Ji?"
"Fajri mana Wak? udah berangkat?"
"sudah ini baru sampai. Fajri ini Bunda mau ngomong nak" Uwak memberikan ponselnya kepada Fajri.
"halo bunda"
"halo sayang. Nanti gak boleh jauh-jauh dari Uwak ya nak"
"iya Bunda. Nanti Bunda ke sini kan?"
"iya sayang, nanti Bunda ke sana setelah kuliah. Bekalnya jangan lupa di makan ya sayang"
"iya Bunda, Bunda hati-hati ya"
"iya nak. Bunda tutup dulu ya, bilang terima kasih sama Uwak"
"iya Bunda. Love you"
"Love You to sayang"
tut....
Fajira mematikan panggilan tersebut dan mengangkat kepala, ia melihat ada beberapa mahasiswa yang juga sedang melihat ke arahnya. Masih pagi sudah ngebucin dasar! seperti itu tatapan mereka kepada Fajira.
Namun ibu muda itu tidak menghiraukannya. Ia hanya cuek dan memilih untuk membaca buku yang ia bawa tadi dari rumah. Hingga Dosen pertama memasuki kelas dan memulai pembelajaran pada pagi itu hingga siang menjelang.
💖💖
"Uwak, Apa nanti Aji bisa dapat juara?" tanya Fajri dengan mata berbinar.
"semoga saja nak, yang penting kita sudah berdo'a dan berusaha"
"kalau misalnya Aji gak juara gimana?" ucapnya sendu.
"gak apa-apa nak, kalau Aji gak juara yang penting mesin cuci Aji sudah dapat lisensi dan bisa di produksi dalam jumlah yang banyak, dari sana juga bisa dapat uang. Dan yang paling penting, menang atau tidaknya Aji sudah membuat Bunda bangga"
"iya Uwak, Bunda selalu bilang kalau Aji hebat dan Bunda selalu bangga sama Aji. Apa betul Aji hebat Wak?"
"iya Nak, Aji hebaaat banget. Jangankan Bunda, Uwak saja bangga sama Aji"
"kata uwak tadi kalau dapat lisensi mesin cucinya bisa dipasarkan?"
"iya nak, bisa. Tapi itu tergantung nanti sama juri 2 kemarin bagaimananya"
"iya Uwak. Semoga saja Aji bisa membantu Bunda. Aji mau membelikan Bunda rumah, mobil, televisi, ponsel baru dan banyak lagi"
"aamiin, semoga niat baik anak Uwak ini di kabulkan oleh tuhan. Yang penting Aji patuh sama Bunda, gak boleh melawan, yang paling penting meminta restu dan do'a dari bunda. ya nak"
Tuhan sungguh merugi laki-laki bajing*n yang tidak bertanggung jawab itu. Aku mengutuknya dengan segala apa yang aku punya.
"iya Uwak. terima kasih sudah mengajarkan Aji banyak hal" Aji memeluk Laki-laki paruh baya itu.
"sama-sama nak" Uwak membalas pelukan Aji dan mengelus kepalanya lembut dan penuh kasih sayang. Sungguh ia sangat menyayangi anak genius milik Fajira ini.
"permisi saya mau tanya-tanya boleh?" tanya seorang laki-laki berpakaian formal lengkap.
"boleh pak, silahkan" ucap Uwak
"iya saya kemarin mendengar beberapa orang yang sibuk membicarakan seorang anak kecil yang berhasil membuat sebuah mesin cuci bertenaga surya. Saya jadi penasaran apakah benar hal ini ada. Jadi saya datang kemari untuk melihat proses kerja dari mesin cuci ini. Barangkali jika saya tertarik dan kita bisa bekerja sama.
Ah iya alangkah lebih baik kita berkenalan terlebih dahulu, saya Anderson pemilik salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi mesin elektronik. Dari cerita yang saya dapatkan sepertinya mesin cuci bertenaga surya ini merupakan salah satu terobosan baru yang cukup menarik dan di pastikan akan booming nanti di pasaran. Boleh saya mendapatkan sedikit penjelasan untuk ini?"
"boleh pak, ini Fajri anak kami yang membuat dan menciptakan mesin cuci yang ada di hadapan bapak. Mungkin lebih jelasnya Anak saya bisa menjelaskannya"
"Aku Fajri kakek"
"eh iya nak" ucap Anderson terkejut ketika Fajri memanggilnya kakek.
Fajri menjelaskan sedikit tentang cara kerja dari mesin cuci tersebut, tak lupa dengan ginsetnya sekalian. Namun Fajri tidak memberitahukan apa saja barang-barang yang ia pakai dalam komponen mesin cuci itu, walaupun Anderson sudah bertanya dan mendesak Fajri untuk memberi tahu kepadanya.
huh kakek fikir aku bodor untuk memberitahu komponen yang ada dalam mesin cuci ku. Jangan harap pak tua!. Bathin Fajri mulai malas menanggapi Anderson yang masih memaksa Fajri memberi tahu apa yang ia gunakan.
"Aji rasa sudah selesai kakek. Mesin Aji sudah di beri lisensi oleh salah satu juri lomba ini" ucap Fajri jengah.
"Apa Fajri tidak mau bekerja sama dengan saya?"
"tidak kek, karena kakek sangat memaksa. Aji gak suka"
"kamu yakin? apa tidak menyesal nanti?"
"tidak, Aji tidak menyesal"
"oke, saya pastikan kamu akan menyesal nanti anak kecil" Anderson yang kesal berlalu dari sana bersama dengan beberapa orang-orangnya.
"Huh dia fikir Aji bodoh apa dengan gampang memberitahukan komponen-komponen milik Aji. Nanti bukannya di ajak kerja sama malah dia yang memproduksi sendiri mesin cuci ini" ucap Aji kesal.
"Anak uwak pintar Ya haha" Uwak yang kesal menjadi terkekeh mendengar jawaban dari Aji untuk menolak Pak Anderson tadi.
Beberapa kali Fajri menjelaskan cara kerja dari mesin cuci tenaga surya miliknya ketika ada orang yang tertarik dan bertanya tentang hasil dari pekerjaan tangan Aji, beruntung banyak yang tertarik dengan Hasil karya milik Aji dan mereka berharap ini bisa di produksi masal. Mereka juga memastikan akan membeli mesin cuci buatan Fajri ini.
tak... tak... takk
Terdengar langkah kaki yang menggunakan sepatu pantofel mahal itu berjalan ke arah Fajri yang tengah di kerumuni oleh para pengunjung.
"permisi" Ucap Ray membelah kerumunan agar bisa bertemu dengan Fajri.
"silahkan tuan" ucapnya memberi ruang kepada Irfan untuk kedepan.
"Hai pria kecil" ucap Ray terkejut.
"hai om. Apa kabar?" Fajri bertanya dan mengulurkan tangannya.
"baik. Kamu ikut lomba juga?" ucapnya berjongkok.
"iya om, ini karya Aji"
"apa itu mesin cuci? apa kamu anak kecil yang menjadi perbincangan hangat itu?"
"iya om" ucap Aji tersenyum.
"tuan, ini dia anak kecil yang saya ceritakan tempo hari" ucap Ray mengenalkan Fajri kepada Irfan.
Ayah dan anak itu saling berpandangan merasakan ada sesuatu yang menggelitik di dalam hati mereka. Hingga Irfan menunduk dan mengulurkan tangannya.
"Irfan Dirgantara"
"...."
💖💖💖
TO BE CONTINUE