Season 2 ini akan update 3 chapter perhari, jadi jangan lupa tetap beri dukungannya ya.
Beri Vote, Like, dan komen, tanpa dukungan kalian semua Author bukanlah apa-apa dari Novel pertama ini rilis.
Terimakasih 🙏🙏
Bai An kini memulai perjalanannya lagi menuju Alam Semesta yang lebih tinggi, ia bersumpah akan mengambil apa yang sudah di rebut dari tangannya.
Bai An juga akan mencari semua misteri apa yang terjadi dengan kematian leluhurnya, karena itu tidak sesederhana yang terlihat.
Bersama adiknya Duan Du dan saudaranya Tu Long, Bai An akan membunuh semua musuh yang menganggu maupun menyakiti orang-orang terdekatnya.
Mereka bertiga akan mendaki lagi di mulai saat muncul di Alam Semesta yang mereka tuju.
Tujuan terahir Bai An adalah membuat legendanya lagi di alam semesta yang lebih tinggi yaitu Lahir Raja Para Dewa
Selamat datang di Lahirnya Raja Para Dewa Season 2, semoga menikmati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalu Muhammad panjidian N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bala Bantuan Klan Yun Datang
“Hmm..!! Aku takut ia kecewa karena kita tidak membantu adiknya tadi, padahal aku yakin salah satu di antara kita bisa membantunya tadi, tapi-”
Kata-kata Qin Ling Yan terhenti karena tidak ada gunanya untuk meneruskan.
Para tetua dan penetua yang melihat Qin Ling Yan terdiam langsung mengerutkan keningnya.
Sehingga salah satu dari mereka langsung angkat suara.
“Bukankah dia di anggap sekutu juga, dan dia kesini untuk bertarung melawan musuh yang sama dengan kita, jadi kenapa ia tidak turun ikut membantu, ini cukup mencurigakan,” kata tetua klan Qin.
“Hmm..!! Benar apa yang di ucapkan oleh Tetua Qin Liu Ma, jika ia sekutu, pastinya ia akan bertarung dari awal, walau dalam kelompok mereka hanya dua orang ikut bertarung tapi ada yang tidak beres,” sambung tetua Qin Xan.
Seketika semua tetua klan Qin ikut terpengaruh oleh kedua tetua klan Qin tadi, untuk para penetua Paviliun Phoenix Emas, mereka hanya diam saja dan mencoba berpikir luas agar tidak ada terjadi kesalah pahaman.
Sementara raut wajah Qin Ling Yan kini terlihat jelek, jika mereka tahu siapa yang mereka curigai, mereka mungkin akan ketakutan setengah mati, tapi saat ini Qin Ling Yan tidak mungkin mengungkapkan identitas Bai An.
“Sudah tidak perlu curiga, jika Penguasa Qin mendengar kalian mencurigai tamunya, maka kalian semua akan mati tanpa perlu hukuman,” kata Qin Ling Yan mencari alasan agar mereka tidak menjelek-jelek-kan nama Bai An lagi.
Seketika semua tetua klan Qin terdiam.
“Aku tahu banyak dari kalian berpikir negatif karena ia tidak membantu, sebaliknya, jika aku jadi dia, kalian juga satupun tidak ada yang mau membantu dua orang dari mereka. Jadi aku pasti akan mencurigai kalian juga yang tidak mau membantu, apapun itu alasan kalian walau sedang bertarung sekalipun,” kata Qin Ling Yan menatap para tetua dan penetua.
“Huuff,, dari pada berdebat tidak jelas lebih baik bagaimana cara kita menghadapi ratusan yang tersisa dari mereka,” kata Qin Ling Yan kini menatap ke arah ratusan tetua musuh.
Semua tetua dan penetua langsung berpikir keras.
“Bagaimana jika kita meminta bantuan orang berjubah putih itu, kita bisa membuat kesepakatan agar ia mau membantu kita, misalnya dengan uang atau sumberdaya.”
Penetua She Wang langsung berkata sambil menatap ke arah Qin Ling Yan.
Semua orang langsung melirik ke arah She Wang dengan mata berbinar.
Qin Ling Yan langsung menggelengkan kepala. “Ia mungkin tidak akan menerimanya, tapi aku tahu cara agar ia mau membantu kita,” kata Qin Ling Yan tersenyum tipis.
“Apa itu patriak.”
“Apa itu penetua Yan.”
Apa itu patriak.”
Seketika 15 tetua dan penetua langsung membanjiri Qin Ling Yan dengan pertanyaan yang sama.
“Hmm..!! Kalian akan tahu pada waktunya, jadi ayo kita bertarung melawan musuh terlebih dahulu, dan juga usahakan kalian semua bisa bertahan dari musuh.”
Tanpa menunggu jawaban, Qin Ling Yan melangkah ke arah musuh yang masih berdiskusi.
“Ayo kita serang mereka terlebih dahulu sebelum mereka bisa merencanakan sesuatu yang merugikan kelompok kita.”
Wuss..!!
Qin Ling Yan langsung melayang ke arah dimana musuh berada, di susul para tetua dan penetua.
***
Di tempat Bai An berada, saat ini Duan Du dan Tu Long memasang wajah cemberut seperti anak kecil kehilangan permen.
“Kak,, kenapa kau tidak bunuh saja mereka,” dengus Duan Du.
“Benar,, jika saja aku lebih kuat lagi, aku pasti akan membantai mereka, aku tidak terima di rendahkan tadi oleh mereka,” sambung Tu Long.
Bai An yang mendengar itu langsung mengayunkan tangannya membentuk sebuah tongkat.
Pletak..!!
Pletak..!!
“Pulihkan saja energi kalian, jangan seperti anak kecil, kalian itu sudah besar, terlebih kau jauh lebih tua dariku, tapi kau malah ikut-ikutan seperti Du'er,” dengus Bai An.
Duan Du dan Tu Long sama sekali tidak mendengarkan, mereka teelihat sibuk mengusap kepala mereka yang di pukul.
Melihat kalakuan mereka, Bai An semakin menghela nafas.
“Aku merasakan musuh yang jauh lebih kuat dari Qin Sang, jadi aku lebih baik tidak membuang-buang energiku terlebih dahulu,” kata Bai An.
Duan Du dan Tu Long seketika menjadi serius.
“Jika begitu, pasti akan menjadi lebih seru lagi,” kekeh Duan Du.
“Hm,, hm,, aku tidak sabar melihat Tuan muda bertarung,” sambung Tu Long ikut bersemangat.
“Kalian ini,” gumam Bai An dalam hati sambil menghela nafas.
“Semoga saja orang yang datang bukan dari klan Hu, jika itu mereka, aku yakin banyak ahli kuat akan memburu kami,” gumam Bai An melihat ke arah Dua Du dan Tu Long.
Bai An sebenarnya tidak takut di buru, tapi yang menjadi ke-khawatirannya adalah Duan Du dan Tu Long yang masih lemah saat ini, ia tidak akan bisa melindungi mereka berdua setiap saat.
Tak lama pandangan Bai An mengarah ke arah timur.
“Hmm..!! Klan Yun sudah datang menjadi bala bantuan, jadi aku tidak perlu turun tangan membantu mereka,” kata Bai An.
Mendengar itu, Duan Du dan Tu Long ikut melihat ke arah dimana Bai An memandang.
Benar saja, tak lama, mereka melihat siluet puluhan berjubah hijau melesat ke arah sini.
***
Saat ini patriak Yun Seng melesat dengan kecepatan penuh bersama 20 tetua inti.
Wuss..!!
Wuss..!!
“Semoga aku datang tidak terlambat,” gumam Patriak Yun kini masih kesal karena terlambat mendapat informasi.
Tap tap..!!
Patriak Yun tiba-tiba berhenti saat melihat kota Phoenix Baja sudah hancur total.
Begitu juga dengan para tetua klan Yun, kini mulut mereka terbuka lebar.
“Mengerikan..!!
Itulah yang ada di benak mereka semua saat melihat salah satu dari 20 kota terbesar di Daratan Selatan.
“Jangan melamun, disana masih ada pertarungan, ayo cepat kita bantu sebelum benar-benar terlambat,” kata Patriak Yun Seng langsung melesat ke arah dimana Qin Ling Yan berada.
Wuss..!!
Trank..!!
“Patriak Qin, maaf jika kedatangan kami terlambat,” kata patriak Yun Seng muncul sambil menahan serangan musuh yang ingin menyerang Qin Ling Yan dari belakang.
Qin Ling Yan yang melihat itu langsung tersenyum bahagia.
“Tidak,, tidak, kau tidak terlambat, bahkan kau datang tepat waktu patriak Yun,” kata Qin Ling Yan dengan nada suara bahagia.
Patriak Yun Seng langsung menghela nafas lega, setelah itu ia melirik ke arah para tetua klan Qin maupun Penetua Paviliun Phoenix Emas, mereka semua sudah terluka parah.
“Huuff,, kalian semua, bunuh mereka, jangan menahan diri lagi,” teriak Patriak Yun Seng.
Seketika, para tetua inti Yun langsung mengeluarkan kekuatan mereka yang sebenarnya.
Blusshh..!!
Blush..!!
Dalam sekejap mereka langsung melesat ke arah musuh.
Patriak Yun Seng juga melesat ke arah musuh, dalam sekejap ia muncul di depan tetu inti klan Wen.
Jlep..!!
Mata tetua inti klan Wen melotot tidak percaya, ia tidak bisa melihat kecepatan Patriak Yun Seng, jika ia bisa melihatnya, mungkin ia bisa menghindar walau hanya sedikit gerakan.
“Kau adalah hama, kematian seperti ini sebenarnya tidak pantas, tapi apa boleh buat,” kata Patriak Yun Seng lalu menedang tubuh tetua inti klan Wen.
Bom..!!
Duar..!!
Tubuh tetua inti klan Wen langsung menabrak reruntuhan hingga menyebabkan sebuah kawah.