Aluna mencintai Erik pada pandangan pertama. Pada pria yang berprofesi sebagai asisten pribadi kakak iparnya tanpa peduli pria itu sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan Erik adalah wanita yang telah menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan mantan tunangannya dulu yang bernama, Nick.
Rasa cinta dan dendam yang dirasakan Aluna, membuat wanita itu bertekad untuk merebut Erik.
Dengan kecerdikan dan sifat manipulatifnya ia berhasil merebut Erik, dan menjadikan pria itu sebagai suami sekaligus asisten pribadinya.
Bagaimana kisah rumah tangga Aluna dan Erik? Apakah akan berlangsung selamanya ataukah kandas?
Erik yang masih mencintai tunangannya, akankah bertekuk lutut pada Aluna? Atau sebaliknya, Aluna akan lelah berjuang dan melepaskan Erik?
Follow
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Seperti yang diucapkan oleh Aluna dua hari yang lalu. Disinilah ia berada, di sebuah pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta bersama dengan sosok yang sudah dua kali menolaknya untuk berkencan.
Ditatapnya lekat wajah tampan Erik yang selalu menggetarkan hatinya, meskipun pria itu hanya diam tak bersuara. Erik seperti sebuah patung dingin yang hanya diam pasrah kemana pun Aluna melangkah, sungguh sebuah kencan yang sangat di luar ekspektasinya. Karena Aluna menginginkan sebuah kencan yang sangat romantis, dimana mereka berjalan bergandengan tangan, dan melakukan hal-hal romantis lainnya.
"Kenapa berhenti?" tanya Erik saat ia menyadari Aluna tertinggal dibelakangnya.
"Akhirnya dia bersuara juga," gumam Aluna dengan kesal, karena sejak tadi ia seperti berjalan seorang diri meskipun Erik berada disampingnya. "Aku lelah, kita minum dulu." Aluna berjalan menuju salah satu tempat makan yang ada di pusat perbelanjaan tersebut.
Dan seperti biasa, Erik mengikutinya meskipun sempat mendengar dengusan kasar dari pria itu.
"Mau minum apa?" tanya Aluna.
"Apa saja," jawab Erik dengan acuh dan datar.
Sungguh ia tak suka berada di tempat tersebut, terlebih bersama Aluna. Jika saja Erik tidak diancam oleh tuan Sky, maka ia tidak akan pernah datang untuk berkencan dengan Aluna. Ya, meskipun hanya berkencan satu hari, tapi baginya terasa satu tahun. Apalagi yang tengah dilakukannya itu seperti sedang mengkhianati tunangannya.
Aluna pun memilih minuman untuk Erik juga dirinya, lalu menatap pria itu dengan intens setelah pelayan pergi dari meja mereka.
"Bagaimana dengan tawaranku?"
Erik mengerutkan keningnya sesaat, berpikir dan mengingat tawaran apa yang dimaksud Aluna.
"Tawaran untuk menikahi ku," lanjut Aluna yang mengerti kebingungan di raut wajah Erik.
"Ck..." Erik menggelengkan kepalanya dengan tersenyum sinis. "Aku pikir lamaranmu tempo hari hanya main-main..."
Brak.
Erik terdiam juga terkejut saat melihat Aluna menggebrak meja, dan bukan hanya Erik saja tapi semua pengunjung yang ada ditempat makan tersebut terkejut, menatap ke meja mereka.
"Ada semut," ucap Aluna sembari mengusap lengannya yang terasa panas karena memukul meja.
Erik yang sempat mengira Aluna marah, sampai menghela napasnya dengan kasar. Ada saja tingkah Aluna yang membuatnya tak habis pikir. Seperti saat tadi ketika menemani Aluna berbelanja, wanita itu mencoba dress satu dengan dress yang lainnya sembari bertanya bagus atau tidak. Tapi anehnya tidak ada satu pun dress yang dibelinya setelah mencoba sepuluh dress yang kesemuanya tampak sexy di tubuh Aluna.
Bukan hanya itu saja, Aluna sempat memberi kode kalau tangannya ingin digenggam. Tapi Erik tak memperdulikan kemauan wanita itu dan memilih berjalan tanpa menganggap keberadaan wanita itu. Tapi sialnya ia justru harus menggendong Aluna saat heels yang dikenakan wanita itu patah entah karena apa, jadi mau tidak mau ia menggendong Aluna ke salah satu store yang menjual heels branded.
"Kembali ke topik tadi. Jadi bagaimana, apa kau menerima lamaranku? Pasti diterima dong."
Aluna yang bertanya dia juga yang menjawab, membuat Erik lagi-lagi menghela napas dengan kasar.
"Nona Aluna, sudah berapa kali aku katakan. Aku sudah memiliki tunangan dan kami sebentar lagi akan menikah."
"Sudah aku katakan berapa kali juga, kalau aku tidak peduli kau memiliki tunangan," sahut Aluna dengan acuh. "Oh iya, bagaimana kalau kita bertemu dengan tunanganmu? Aku akan meminta langsung padanya untuk melepaskanmu." Bohongnya. Karena mana sudi ia bertemu dengan Agatha.
"Apa? Kau benar-benar gila!"
Erik yang sejak tadi kesal menanggapi semua keinginan Aluna, memilih beranjak dari tempat tersebut karena wanita itu membawa-bawa tunangannya kedalam pembicaraan mereka.
Pada hal dlm cerita kamu cantik kaya lagi , ckckckckkck