NovelToon NovelToon
Cinta Kita Sama Tapi Tuhan Kita Yang Beda

Cinta Kita Sama Tapi Tuhan Kita Yang Beda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: indah Mayaddah f

Kamu anak tuhan sedangkan aku hamba Allah. Bagaimana mungkin kita akan bersatu dengan dalam ikatan suci dan menjadikanmu imam yang tidak sujud pada tuhanku ?. Tetapi jika kita tidak berjodoh kenapa kita di pertemukan dan kenapa perasaan ini begitu kuat padamu ?. Dari pertemuan yang tidak di sengaja Muhkta dan Satria di perpustakaan kampusnya, menimbulkan perasaan dihati Satria untuk perempuan yang tak sengaja menambaraknya. Apakah dari pertemuan tidak disengaja itu cinta mereka akan tumbuh ? Yuk ! Baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melahirkan

Mukhta mengusap perutnya yang membuncit itu dengan menahan rasa sakit. Ada rasa nyeri yang terasa, membuatnya bergerak memegang pinggang dan berjalan ke arah dapur. Sia baru saja memberikan makanan dan bekas piring yang kotor, ini hari libur jadi Satria tidak pergi ke kantor jadi dia bisa menghabiskan waktunya di rumah. Sedangkan mami Satria dia telah kembali ke rumahnya.

Mengambil air putih, Mukhta meminumnya sambil bergerak duduk dan kembali memegang perutnya. Sesekali dia merasakan sesak dan tak tahu kenapa dia merasakan sakit sekarang padahal masih ada waktu yang lumayan jauh dari HPL yang sudah ditentukan dokter.

"Sayang apakah kamu lahir sekarang ?, kenapa bunda merasakan sakit ?" Tanyanya pada bayi yang ada di kandungannya itu sebelum akhirnya dia yang menarik napas.

Mukhta berpikir beberapa saat, teringat dengan ucapan orang yang mengatakan kalau HPL bisa saja maju dan Isa saja mundur. Sementara hpl-nya tinggal dua minggu lagi, bukankah terlalu cepat kalau sekarang ?

"Tidak, sepertinya belum" Mukhta menarik napas pelan dan mengusap lagi perutnya beberapa kali tetapi rasa sakitnya semakin sering, dia langsung memanggil suaminya.

"Hubby" Teriak Mukhta

"Kenapa sayang ?, kamu jatuh ?" Tanya Satria panik karena melihat sang istri terduduk di lantai

"Sakit hubby" Jawab Mukhta sambil memegang perutnya

"Perutnya sakit banget ?" Tanya Satria panik

"Iya, kita ke rumah sakit hubby takutnya hari ini akan melahirkan. Aku sudah mempersiapkan semua baju-baju di tas di sebelah lemari kamar" Jawab Mukhta sambil menahan rasa sakitnya

"Aku aku mengambilnya, kamu tunggu sebentar disini" Ucap Satria

"Cepat hubby" Jawab Mukhta sambil merasakan perutnya yang terasa sakit

"Kamu bisa berjalan ?" Tanya Satria dan hanya di jawab dengan anggukan saja memegang perutnya yang terasa sakit. Dia berjalan di papah oleh Satria, membuatnya meremas baju suaminya itu karena menahan kesakitan

"Kita ke rumah sakit, kamu sepertinya sudah akan melahirkan sayang" Satria berkata pelan membuat Mukhta mengangguk pelan

"Ini sudah beberapa kali sakit tapi aku masih berusaha tahan" Ucap Mukhta sambil bersandar dan menahan rasa sakit

"Kenapa tidak bilang dari tadi pagi ?, seharusnya kamu katakan padaku agar aku berada di dekatmu setiap waktu" Gumam Satria membuat Mukhta cemberut

Dia tak mengatakan apapun, hanya diam saja dan berjalan kearah mobil. dia masuk ke dalam dan tetap tak bicara apa-apa, perutnya terlalu sakit untuk bicara. Lagi pula, dia bukan tidak mau mengatakannya hanya tidak yakin saja apakah sungguhan akan melahirkan sekarang atau tidak. Pasalnya HPL masih lumayan lama dan dia tidak percaya kalau akan dimajukan.

\*\*\*\*\*

"Sudah pembukaan 7 dan sudah akan bersiap untuk dilahirkan karena posisi kepala sudah di bawah. Keadaan bayi bagus sekali dan ibunya juga masih begitu kuat. Karena akan melakukan lahiran normal, ibu Mukhta masih bisa untuk bergerak dan berjalan-jalan disekitar kamar ini lalu menaiki bola-bola itu" Dokter Keysa yang sudah menjadi dokternya selama kehamilan berkata, membuat Mukhta mengangguk dengan wajah yang di buat setenang mungkin.

Namun, Satria yang mampu melihat kecemasan dan rasa sakit yang di tahan oleh istrinya. Dia menggenggam tangan Mukhta dengan lembut, tak mau melakukannya kuat-kuat atau nanti Mukhta malah tambah kesakitan. Keduanya tampak sama-sama khawatir, tetapi ini adalah saat-saat yang mereka tunggu-tunggu sehingga tak harus menahan lagi kalau memang sudah mau dilahirkan.

"Apakah sakit ?" Tanya Satria sambil membantunya duduk setelah semua pemeriksaan itu selesai.

Mukhta mengangguk pelan, lalu berjalan turun dengan infus yang sudah terpasang ditangannya. Karena dia mulai melemah jadi dia berjalan pelan-pelan dengan menahan sakit yang kali ini terasa lebih cepat.

"Kalau di operasi saja-" Ucap Satria terpotong

"Tidak mau, hubby" Sela Mukhta cepat dengan mata berkaca-kaca

"Aku tidak mau" Ucap Mukhta lagi

Satria menarik nafasnya, lalu memeluk kepala Mukhta dengan lembut sambil membacakan doa.

"Baiklah, jangan menangis. Sabar, kamu tahu pahala melahirkan itu begitu besar. Jika kamu bersabar selama prosesnya dan tidak mencaci siapa pun, maka Allah akan membantumu kembali bersih dan dosamu terhapuskan seperti bayi yang kamu lahirkan" Ujar Satria membuat Mukhta mengangguk pelan.

Dia mengusap air matanya, lalu duduk di bola yang di sediakan di sana. Satria sebenarnya tidak tega melihat istrinya, tapi mau gimana lagi ? semua sudah terjadi dan inilah saatnya, dia tak bisa menahannya lagi.

"Hubby aku haus, pengen jus jeruk" Ujar Mukhta tiba-tiba membuat Satria menaikkan halusnya

"Jus jeruk ?" Tanya Satria

Mukhta mengangguk pelan. "Tadi pagi aku hanya makan sedikit, jadi sekarang lapar. Aku juga lapar mau makan ayam penyet" Tambah Mukhta lagi

Ulah Mukhta membuat Satria yang menegang sejak tadi langsung terkekeh kecil mendengarnya. Dia mengusap kepala istrinya dengan lembut seraya mengeluarkan ponsel untuk memesan apa yang dia mau. Mukhta masih duduk dan menggoyangkan pinggulnya diatas bola, lalu membuang napas berapa kali sebelum akhirnya mendongkak.

"Dia akan datang sebentar lagi" Ucap Satria

Mukhta mengangguk pelan, lalu menatap pintu yang terbuka. Mertuanya datang membawakan beberapa keperluan lainnya. Dia memeluk Mukhta dan menguatkannya agar tetap semangat dan kuat melawan sakit.

"Uma dan Aba kamu akan segera ke sini. Tadi mami sudah menghubungi mereka dan katanya mereka sudah berada di jalan" Ucap maminya Satria

Mukhta mengangguk pelan, lalu merasakan usapan lembut tangan ibu mertuanya diperut dan di wajahnya. Papinya Satria juga izin memegang perut menantunya, untuk membacakan doa untuk mempermudah kelahiran cucu keduanya dari pihak Satria dan Mukhta. Satria membuka tas yang sudah disiapkan istrinya, lalu mengeluarkan perlengkapan anaknya. Dia melihat apakah ada yang kurang hingga semuanya memang sudah ada disana.

Menoleh kearah Mukhta, dia menarik napas dengan tatapan yang masih khawatir : "Ya Allah, mudahkanlah istri hamba melahirkan" Gumam Satria

Satria merapikan pakaian bayinya itu sambil berdzikir, hingga ketika dia sudah selesai melakukannya, suara ketukan pintu terdengar. Ternyata suster mengabarkan kalau pesanan Satria sudah siap.

"Ini jusnya, sayang. Diminum dulu" Ujarnya membuat Mukhta memegang perutnya yang semakin sakit tetapi tetap meminumnya

"Makan dulu sayang agar ada tenaga, nanti saat melahirkan" Ucap Satria lagi Mukhta pun menurutiny, tapi saat suapan ke 5 dia sudah tidak bisa lagi menahan sakit.

Dokter langsung memintanya untuk naik ke atas ranjang, saat dokter sudah mengecek pembukaannya dokter itu tersenyum lebar dan menatap wajah Mukhta yang sedang menarik napasnya dan memejamkan mata.

"Masyaallah, ini cepat sekali. Sudah pembukaan sembilan jalan sepuluh. Dalam beberapa menit, ibu Mukhta harus rileks agar bayinya bisa keluar dengan baik. Bismillah, ya Bu ini sepertinya bayinya sudah tidak sabar mau lahir" Ucap Dokter

Saat dokter kegirangan, Mukhta malah merasa takut sementara Satria sudah seperti patung ditempatnya. Dia tegang, takut, khawatir dan cemas berlebihan. Wajah Mukhta sudah mulai memucat, tapi dokter dengan profesional membimbingnya setelah dia suntikkan obat penguat agar bisa melahirkan dengan kuat. Mukhta merasakan ada sesuatu yang besar keluar dan bersamaan dengan dia yang jatuh ke ranjang, suara bayi terdengar lantang membuat senyuman lemah Mukhta terlihat di bibirnya.

"Masyaallah alhamdulillah, selamat ibu dan bapak anaknya sudah lahir di jam sepuluh pagi lewat tiga puluh menit, lima belas detik dengan jenis kelamin perempuan. Saya akan bersihkan dulu, nanti akan diberikan pada bapa bila mau di adzanin" Ucap Dokter

Saat selesai dibersihkan, bayi mereka diberikan kepada Satria. Satria langsung mengadzankan anaknya, membuat Mukhta tersenyum melihat anaknya membuka matanya dan meronta ingin keluar dari pelukan ayahnya.

Setelah selesai mengadzankan anaknya, Satria menghampiri istrinya.

"Perempuan hubby ..." Ucap Mukhta bahagia

"Matanya cantik mirip denganmu sedangkan bibir dan rambutnya sama denganku" Jawab Satria mendikte semua yang ada di anak mereka.

1
Iqlima Al Jazira
di tunggu karya selanjutnya thor👍🏻👍🏻
indah Mayaddah f: Sudah ada ya kak novel terbaru jadul "Santri Badung Pemikat Hati" semoga kakak suka ya /Pray//Smile/
indah Mayaddah f: Terima kasih, atas dukungannya 🙏. Ditunggu ya /Smile/
total 2 replies
Iqlima Al Jazira
next thor
indah Mayaddah f: Mohon di tunggu yah kak 🙏
total 1 replies
robleis_XD
Gak bisa berhenti membaca nih, keep it up thor!
Maria Elizabeth Pereira
Senang membaca ceritamu, thor.
indah Mayaddah f: Terima Kasih /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!