Sebuah ramalan kuno mengguncang keseimbangan antara para Akasha dan para Moksa, mereka tinggal di pusat alam semesta bernama Samavetham. Ramalan itu meramalkan kelahiran seorang Akasha terkuat di sebuah planet kecil, yang akan membawa perubahan besar bagi semua makhluk hidup. Ketika para Moksa berusaha menggunakan pohon Kalpataru untuk mencapai ramalan tersebut, para Akasha berupaya mencegah kehancuran yang akan dibawanya.
Di Bumi, Maya Aksarawati, seorang gadis yatim piatu, terbangun dengan ingatan akan mimpi yang mencekam. Tanpa dia sadari, mimpinya mengisyaratkan takdirnya sebagai salah satu dari 12 Mishmar, penjaga dunia yang terpilih.
Ketika ancaman dari organisasi misterius semakin dekat, Maya harus berhadapan dengan kekuatan baru yang bangkit di dalam dirinya. Dibantu oleh reinkarnasi Mishmar yang lain, Maya harus menemukan keberanian untuk melawan atau menghadapi konsekuensi yang dapat mengubah nasib seluruh alam semesta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Feburizu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AWAL DARI KEBANGKITAN
Seminggu sebelum insiden Candi Minak Jinggo,....
Delapan anggota elit kelas atas terlihat duduk serius di ruang pertemuan bawah tanah Markas Tree of Life dan Arkhan bangkit dari duduknya membuka pertemuan itu.
"Selamat datang para elit member, Pertemuan ini akan membahas kemajuan Pohon Kalpataru." Arkhan kemudian mendekati layar slide show untuk memulai presentasinya. Assistennya mulai mengoperasikan power point yang telah dibuat sesuai perintah Arkhan.
Arkhan dengan serius memberi gambaran perkembangan terbaru proyek rahasia mereka, semua anggota yang melihat layar peraga nampak mengangguk-anggukan kepala.
Terlihat di layar peraga, aktifitas Tim Peneliti yang sedang menyirami pohon Kalpataru menggunakan baju khusus, nampak cairan berwarna merah di semprotkan pada akar pohon Kalpataru. Terlihat daun-daun emasnya bergemerisik lembut dan ruangan kaca tempat mengisolasi pohon tersebut, terlihat di selimuti asap gelap keunguan yang tipis. Semua member nampak tegang ketika melihat pohon itu bergemerisik ketika seseorang mendekatinya.
Lalu Arkhan kembali menjelaskan beberapa hal terkait proyek rahasia itu,
"Menurut laporan terakhir Dr.Emma Taylor, pemimpin sekaligus CEO ECLIPSE 85% intensive care sudah mencapai tahap akhir."
Seorang wanita berambut pirang dan berkacamata elegan dengan sebuah plat nama kecil di dadanya bertuliskan Meli Deyson menyela, "Apakah sudah saatnya Kalpataru mendapatkan asupan nutrisi yang harus kita suplai?" Wanita itu ternyata menjabat sebagai Menteri Pertahanan Austria.
Ucapan wanita itu ditanggapi seorang laki-laki berwajah asia timur, laki-laki itu seorang manajer pemilik sebuah perusahaan elektronik yang cukup ternama di Korea Selatan, Black Corporation. Orang itu bernama Jeong Chu, "Bukankah mister Wondo sudah mempersiapkan rencana itu?"
Orang yang namanya disebut pun menyahut, "Benar, saya menemukan calon nutrisi yang tepat untuk sang pohon, dan mereka akan segera dieksekusi dan dikumpulkan." Bapak Wondo yang nama lengkapnya Soewondo Prijosoedarmo adalah anggota DPRD, Jawa Timur, Indonesia.
Arkhan kembali bertanya, "Bagus sekali, tapi bagaimana dengan parameter security?"
Seorang pria berahang keras dengan seragam militer dan di dadanya dipenuhi tanda pangkat kemiliteran, menjawab Arkhan, "Seksi kami sudah mempersiapkan tim keamanan khusus yang akan segera digerakkan!"
Mantan Jenderal Rusia yang bernama Vladimir Petrov itu dengan sangat tegas menyampaikan informasinya.
Nampak seorang lelaki muda yang sedari tadi diam ikut bersuara. Pemuda itu bernama Ling Wong Xi, seorang pemilik Perusahaan teknologi radar skala geografis, Satelit Harp, kota Hong Kong.
"Pihak kami pun telah siap memantau titik-titik pengawasan secara global mengantisipasi potensi gangguan dan ancaman."
Arkhan nampak puas dengan semua laporan para anggota elitnya. Pertemuan itu berlangsung cukup lama dan tiba saatnya Arkhan mengakhiri rapat itu.
"Baiklah, kita akan tetap menjalankan plan A yaitu melenyapkan ECLIPSE begitu pohon Kalpataru telah pulih sepenuhnya, agar rencana kita tidak terhalang pihak-pihak luar, ada yang ingin menyampaikan sesuatu?"
Semua orang hanya diam, namun dengan raut wajah yang penuh keyakinan.
"Jadi kita sudah sepakat dengan plan A dan yakinkan aku, apakah kalian setujuuu.." Arkhan dengan lantang berseru.
"SETUJUUU!!" serempak semua orang memberi keputusannya. Meyakinkan pemimpin mereka.
"Baiklah, kita akhiri pertemuan hari ini, dan segera kita laksanakan rencana kita. Pastikan tak ada pihak yang menghambat kemajuan kita..."
"DAN DUNIA AKAN MENJADI MILIK KITA..."
Semua orang di ruangan itu berseru bersama-sama.
********
Kembali ke Mojokerto, Indonesia.
Satu jam sebelum gas helium disebarkan, dua anggota organisasi berjas hitam berbicara pelan, "Hei, apakah semua sudah terpasang?" Suara seorang wanita dari balik maskernya, dengan alis sedikit terangkat.
"Ya, semua sudah siap," Balas pria bermasker di dekatnya.
"Sebenarnya aku merasa kasihan dengan rombongan guru dan murid-muridnya itu..."
Wanita itu tersenyum dingin, "Untuk apa..? Aku rasa justru mereka akan senang bisa menyatu dengan Pohon Agung, tak lagi mempunyai masalah dunia."
"Kurasa kau benar," Pria itu pun mengangguk.
"Oh, iya aku jadi ingat ada anggota baru kita yang bertugas di antara kelompok guru itu."
"Benar, kudengar dia sudah 15 tahun mengajar di sekolah dan merasa muak dengan rutinitasnya sebagai guru Olah Raga, kalau tak salah namanya Edi."
Suara telegraf yang dibawa Pak Edi terdengar menandakan sinyal operasi segera dilaksanakan.
"Sudah waktunya untuk kita bergerak," gumam pria yang mengenakan kaca mata hitam.
Pak Edi yang juga turut bergerak memasang maskernya dalam benaknya dia merutuk, "Selamat tinggal orang-orang memuakkan. Semoga Sang Pohon Agung menikmati sari pati kalian haghaghaghag..."
Sepertinya mantan guru olah raga itu mempunyai dendam tersendiri pada bekas tempat kerjanya.
