Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Selesai membersihkan wajah Nasa Alex pun langsung menggendong tubuh kecil itu dari kamar mandi dan membawanya ke ruang tamu, sejenak Ibu Sukma mulai memperhatikan anaknya yang langsung berbaur dengan anak-anak dari Namira
Padahal sebelumnya Alex merupakan pria yang tidak suka dengan keberadaan anak-anak, entah apa yang merasuki jiwa anaknya itu, hingga tiba-tiba sangat menyukai anak-anak seperti ini.
'Ya Allah, semoga ini menjadi pertanda baik, lihat saja anakku yang awalnya tidak suka dengan anak-anak sekarang mulai bisa berbaur dengan anak-anak Namira,' gumam Sukma yang merasa senang dengan sikap anaknya.
"Ayah terima kasih banyak," ucap Nasa yang membuat semua orang yang ada di ruang tamu begitu terkejut.
"Ayah ...!" pekik Namira dan Sukma secara bersamaan.
"Adik, kenapa panggil Om Alex dengan sebutan ayah?" tanya Sean yang merasa terkejut juga.
"Aku tadi yang meminta kepada Om Alex agar dia mau menjadi ayahku," sahut bocah polos itu.
Namira merasa tersayat mendengar pengakuan anaknya yang masih polos itu, bahkan jemarinya sibuk meremas ujung bajunya, sungguh apa yang di dilihatnya saat ini benar-benar membuatnya tidak berdaya, Namira merasa bersalah karena sudah membuat anaknya kehilangan figur seorang ayah, sehingga anak tersebut memohon kepada orang lain untuk di panggilnya dengan sebutan ayah.
'Ya Allah Nak, miris sekali hidupmu, maafkan Mama Nak, maaf,' jerit Namira di dalam hatinya.
"Sayang, itu Om Alex bukan ayahnya Nasa," jelas Namira agar anaknya tidak bergantung pada orang lain.
"Kata Om Alex tidak apa-apa, bahkan aku sudah meminta ijin, ayolah Ma, beri aku ijin, agar besok Nasa, bisa menunjukkan pada teman-teman Nasa di sekolah, kalau Nasa juga punya ayah sama seperti mereka," ucap anak itu yang membuat orang di sekitarnya menjadi tersentuh.
"Sayang, kenapa kau begitu keras kepala," sahut Namira.
"Nak, kau gak boleh berkata seperti itu," tegur Sukma pada Namira. "Biarkan anakmu membela diri agar teman-temannya tidak terus-menerus menginjak-injak harga dirinya, anakmu termasuk anak yang pintar dan pandai membela diri agar tidak di sakiti terus menerus," terang Sukma menasehati Namira.
Entah, kenapa ucapan dari Ibu Sukma tadi menjadi tamparan keras bagi Namira. 'Ya Allah Nak, maafkan Mama, yang membuat posisimu menjadi bahan bully teman-temanmu di sekolah,' ucap Namira di dalam hati.
"Sudah, Mir jangan kau pikirkan ucapan Ibu tadi," ucap Sukma yang menyadari perubahan wajah Namira yang berubah menjadi sedih.
"Gak, apa-apa kok Bu," sahut Namira, lalu mulai mendekat ke arah putri kecilnya itu.
"Sayang, maafkan Mama, ya," ucap Namira, sambil mencium pipi putri kecilnya itu.
"Iya, Ma, tapi jangan larang aku untuk memanggil ayah, ke Om Alex ya," pinta anak itu sambil mengatupkan tangannya diatas dada.
"Baiklah Nak, kalau memang Om Alex tidak keberatan," ucap Namira sedikit memberi penekanan.
"Ya sudah karena sudah malam, kalau begitu Nenek dan ayah Alex pamit dulu, kalian baik-baik ya di rumah dan gak boleh nakal, kasihan Mama mu," nasehat Sukma kepada dua anak Namira.
"Baik Nek, kita gak nakal kok," sahut Sean dan juga Nasa.
"Anak pintar, kalau begitu nenek pulang," pamit Sukma yang juga di ikuti oleh Alex.
Setelah berpamitan dengan kedua anak Namira Sukma pun langsung beralih ke Ayana, tak lupa wanita paruh baya itu mengucapkan kembali kata-katanya pada Namira untuk mempertimbangkan kedatangannya ini.
"Mir, ibu pamit dulu ya, jangan lupa pertimbangkan dulu perkataan Ibu tadi, jangan mengambil keputusan sendiri, pikirkan juga anakmu, yang mulai membutuhkan figur seorang ayah," ucap Sukma sedikit ada penekanan, hal ini ia lakukan karena ingin memenuhi wasiat suaminya.
"Beri aku waktu Bu, untuk memikirkan hal ini," sahut Namira yang akhirnya membuat Sukma bernafas lega.
Sekarang giliran Alex pria kejam itu mulai menunjukkan tatapan tajamnya ke arah Namira sehingga membuat Namira sedikit memberanikan diri untuk menatap wajah Alex dengan tatapan yang sama.
"Jangan coba-coba menolak keinginan orang tuaku, beliau itu sudah tua, awas saja jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, maka kamulah orang pertama yang aku cari," bisik Alex seraya mengancam.
"Dasar pria sinting, bukannya kau tidak menginginkan perjodohan ini, giliran aku menolak, kau malah kepanasan seperti ini," balas Namira dengan cara berbisik juga.
Alex hendak melawan bahkan pria itu sudah mengepalkan tangannya begitu kuat, tapi sayang hatinya tiba-tiba luluh ketika mendengar panggilan ayah, dari anak Namira.
"Ayah, jangan lupa ya, besok pagi datang ke rumah Nasa," celetuk bocah itu tiba-tiba.
"Iya dong ayah pasti datang lagi," ucap Alex sambil mencium pipi anak dari Namira, setelah itu pandangannya beralih ke Sean.
"Sean, Om pamit dulu ya, jaga diri baik-baik, dan jangan lupa jaga adik dan Mama mu, karena kau satu-satunya laki-laki di rumah ini," pesan Alex yang diangguki oleh Sean.
******
Malam harinya, sepeninggalan keluarga Ibu Sukma tadi, Namira mulai sibuk menghubungi tukang untuk membangun kembali kedainya, dan Alhamdulillah tukang tersebut siap bekerja besok pagi, sehingga membuat Namira begitu lega, karena satu persatu masalahnya bisa terselesaikan meskipun belum semuanya.
Namira pun mulai membaringkan tubuhnya di atas ranjang karena rasa lelah sudah mulai menghinggap di tubuhnya, namun ketika dia hendak mengambil guling yang ada di sampingnya tiba-tiba saja matanya di lihatkan dengan dompet yang tadi dia taruh di sembarang tempat.
"Astaghfirullah, bukannya ini dompet yang tadi, bahkan aku belum membukanya," ucap Namira sendiri, kemudian dirinya langsung duduk kembali karena penasaran ingin membuka isi dompet tersebut.
Namira pun segera membuka dompet tersebut, dan ketika dirinya mulai melihat isi di dalamnya, hatinya begitu gemuruh seperti mendengar suara kilat yang menyambar hatinya, air matanya menetes begitu saja ketika tahu identitas orang tersebut di dalam dompetnya.
"Ya Allah, kenapa harus saudaraku sendiri yang melakukan perbuatan keji ini terhadapku," ucap Namira sambil menekan dadanya yang terasa sakit.
Perempuan itu berusaha untuk tidak lagi menangis, dan dirinya pun sudah bertekad ingin membawa perkara ini kepada pihak yang berwajib, agar orang-orang terdekatnya tidak semudah itu menginjak-injak harga dirinya.
"Bulik Narti, kau sudah ku anggap seperti pengganti ibu, aku merintis usaha ku dari awal bahkan aku berjuang sendiri tanpa melibatkan kalian, tapi kenapa kalian tega melakukan ini semua terhadapku, jangan salahkan aku, kalau kesabaran ku ini sudah berada di ujung pembatasnya, siap-siap saja kalian," ancam Namira yang memang sudah tidak tahan lagi dengan ulah saudara dari ibunya itu.
Kakak-kakak Namira double up nih, yuk buruan di ramaikan🙏🙏🙏🥰🥰🥰
Lanjut thor
perjuangan seorg ibu dr 2 org anak yg super tangguh & kuat menghadapi kerasnya hidup.
jauhkan jauhkan