"Menikah lah dengan saya Jeslyn! Ini perintah bukan penawaran!"
"A-pa!?"
Menikah dengan boss sendiri!? Jeslyn tak pernah berpikir bahwa Louis akan melamar nya secara tiba-tiba, padahal lelaki itu jelas tidak mecintai nya! Apa yang sebenar nya lelaki itu inginkan hingga memaksa Jeslyn untuk tidak menolak titahan tersebut? Apakah sebuah keterpaksaan dari seseorang? Balas dendam? Atau alasan lain nya? Cukup Tuhan dan Louis yang tau!
Jeslyn yang memang tidak memiliki power apapun pun terpaksa mengiyakan keinginan dari Louis tanpa tau alasan pria itu ingin menikahi nya.
Lalu, bagaimana kehidupan Jeslyn kelak? Akan kah ia mampu untuk meluluhkan hati Louis? Sedangkan lelaki itu memiliki sifat kaku, dingin tak tersentuh, dan temperamental!? Belum lagi, Louis yang masih terbayang-bayang oleh masa lalu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bertepuk12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Kejadian memalukan pun tak dapat dihindari, Jeslyn tanpa sadar menubruk punggung tegap milik Louis, ahh ia memang kurang fokus, hingga tak sadar bahwa tuan nya itu berhenti.
Namun tetap saja Jeslyn jatuh kebawah, Louis sendiri diam tak berniat menyangga tubuh wanita itu, biar saja terjatuh, apa peduli nya? Salahkan Jeslyn yang buta.
"Ahhh! Oh my god!" Jeslyn berteriak kecil, memegang pinggang lalu kaki nya yang terasa nyut-nyutan, sial memang!
Seharusnya Louis memegang nya sebelum jatuh kebawah! Namun mengingat tabiat lelaki itu, membuat Jeslyn menghela nafas.
Mana mau Louis membantu nya? Mustahil, karena lelaki itu tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Zico berlari, lalu secara perlahan memapah tubuh Jeslyn agar berdiri, "Apa kau baik-baik saja?" Tanya nya dengan hati-hati.
"Tidak, emhh... seperti nya saya tidak bisa melakukan rapat tuan, biarkan Tuan Zico yang memimpin." Ujar Jeslyn dengan kepala menunduk, berharap alasan nya bisa diterima.
Sejenak tak ada suara, seperti nya Louis tengah menimang-nimang, lalu ia menatap kaki Jeslyn yang membiru, "Apa kau bisa berjalan?"
Jeslyn menggeleng, lalu berpura-pura meringis dan menampilan ekspresi sayu, "Seperti nya kaki saya terkilir." Ujar nya dramatis.
Biar lah kali ini Jeslyn berbohong, ia benar-benar tidak ingin mempermalukan diri nya sendiri saat presentasi nanti, apalagi tidak ada ppt yang menunjang pengetahuan.
Bisa-bisa gaji nya akan dipotong, atau lebih parah lagi, jabatan wakil sekretaris akan dicabut karena ia tidak becus.
"Merepotkan, apa mata mu buta?" Louis bertanya dengan sorot mata yang sudah menajam, seolah-olah siap mencincang habis tubuh wakil sekretaris manja nya itu.
Menunduk dalam, suara ringisan kembali menembus indera pendengaran, "Maaf tuan, saya tidak bermaksud menubruk tubuh anda," Jelas Jeslyn dengan nyali yang sudah menciut, ia benar-benar takut akan tatapan Louis.
Terlihat Louis mengangkat satu alis nya, "Lalu?"
"Anda berhenti secara mendadak," Cicit Jeslyn dengan hati-hati, yang mana langsung mendapatkan delikan tak senang dari Louis, merasa tengah disalahkan.
"Kau menyalahkan ku?"
Dengan cepat kepala Jeslyn menggeleng, "Tidak tidak, saya yang buta tuan, mohon ampuni kesalahan saya."
Helaan nafas kasar Louis lakukan, pria itu menatap Jeslyn penuh intimidasi, "Hmm, jadi kaki mu tak bisa berjalan?" Tanya nya sekali lagi.
"Seperti nya begitu, dengan kondisi seperti ini, saya juga tidak yakin bisa melakukan presentasi secara maksimal." Jelas Jeslyn dengan pandangan menunduk, agar terlihat natural bahwa ia merasa bersalah.
Mendengar jawaban itupun membuat Louis mengangguk, lalu ia segera berjalan kembali, waktu nya benar-benar habis hanya karena terus meladeni sikap konyol jeslyn.
"Zico ikut aku, biarkan Jeslyn merangkak menuju ruangan nya."
WHAT?
APA?!
SINTING!
MERANGKAK? Ya ampun Jeslyn ingin pingsan rasa nya saat Louis mengatakan kalimat itu, keji sekali, tidak mungkin bukan jika ia harus merangkak menuju ruangan nya? Walaupun ia tengah berpura-pura tetap saja ada CCTV yang memantau.
Bisa-bisa jika Jeslyn ketahuan berbohong, gaji serta jabatan nya menjadi taruhan!
"Selamat merangkak Jeslyn!"
Zico berucap dengan senyuman tanpa dosa, lelaki itu segera berlari menuju tangga yang mana Louis sudah berjalan lebih dulu, membiarkan Jeslyn duduk diatas marmer.
Melihat kepergian dua pria itu membuat Jeslyn bernafas lega, namun tak lama ia menarik nafas lagi.
"Aku harus merangkak menuju ruangan ku? Ah tak apa, dari pada melakukan presentasi sedangkan aku saja tidak paham materi nya," Cerocos Jeslyn dengan senyuman bangga, tak percaya bahwa Louis akan mempercayai kepalsuan nya.
Saat sibuk-sibuk nya Jeslyn merangkak bagai suster ngesot, suara teriakan terdengar yang mana membuat gadis itu terjengit.
"JESLYN APA YANG KAU LAKUKAN? APA STROKE SECARA TIBA-TIBA?"
Suara cempreng itu menghiasi satu lantai kosong ini, membuat Jeslyn menutup telinga rapat, muak mendengar teriakan dari wanita itu.
Dia adalah Afnan Hors Michelle, adik dari seorang Louis, gadis kecil bertubuh mungil sama seperti Jeslyn, hanya sama Afnan memang memiliki sifat blak-blakan dan suara cempreng, namun jangan ragukan wajahnya, ia sangat cantik jelita, Louis saja tampan paripurna, apalagi adik nya?
Afnan segera membantu Jeslyn berdiri, bukan berjalan menuju ruangan nya, namun wanita itu malah membawa Jeslyn masuk pada ruangan Louis, entah hal apa lagi yang akan wanita itu lakukan pada nya.
"Apa yang kakak ku lakukan pada mu? Astaga sampai merangkak begitu, pasti 10 ronde ya Jes?" Celetuk Afnan dengan ringisan kecil, namun tak seberapa lama senyuman mesum langsung menghiasi bibir tipis itu.
Wahh, enteng sekali ia berbicara demikian! Jeslyn hampir ingin memukul mulut Afnan kesal, namun karena mengingat wanita itu adalah adik Louis, membuat Jeslyn enggan melakukan keinginan batin nya.
Memang, mereka adalah teman semasa bangku perkuliahan, namun tetap saja Jeslyn harus berlaku sopan saat jam kerja masih mengikat nya, tidak mungkin secara tiba-tiba ia menampar mulut teman nya itu.
Afnan mengernyit tatkala melihat wajah tanpa ekspresi milik Jeslyn, "Apa Kak Louis sangat bruntal sampai kau tak bisa berkata-kata? Pantas nya dia berangkat pagi-pagi sekali." Ujar nya memberitahu.
Ahh, Afnan jadi paham sekarang mengapa sang kakak pagi-pagi buta sudah merepotkan diri nya untuk bekerja, ternyata untuk bertemu dengan Jeslyn dan melakukan ekhem, ia tidak mungkin blak-blakan bukan?
"Afnan, mengapa otak mu itu dipenuhi oleh hal-hal berbau mesum?" Tuding Jeslyn dengan tatapan mencabik, seolah-olah siap menguliti tubuh wanita itu, jangan lupakan ekspresi wajah nya yang kian memburuk.
Gelengan kepala terlihat, "Siapa yang bisa berpikir positif saat melihat mu berjalan merangkak begitu? Ayo lah, katakan saja dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi." Afnan menjeda kalimat nya dengan bibir mencabik.
"Ngomong-ngomong gaya apa sekarang? Sampai berjalan merangkak begitu, pasti gaya baru ya?"
"Women on top, puas!?" Jeslyn menjawab dengan mata melotot, tak lupa menaikan satu saraf intonasi nya.
Heyyy! Sebentar-sebentar, tentu saja ucapan Jeslyn adalah kebohongan! Ia sudah muak mendengar ucapan cabul teman nya itu, biarkan saja Afnan terbayang-bayang, masa bodoh! Tidak peduli!
Demi Tuhan, Jeslyn sangat lelah ketika terus menghadapi wanita bernama Afnan itu, seolah-olah dia ingin menjodohkan nya dengan Louis, apa yang mereka lakukan, pasti Afnan akan menganggap hal mesum.
Sudah cukup bukti bukan? Seperti tadi.
"Oh ya ampun, women on top ya, pantas saja." Afnan terkikik geli, lalu menampilkan ekspresi konyol yang sayang nya terlihat begitu bodoh, mungkin ia sedang membayangkan hal-hal berbau mesum diotak kecil nya.
Jeslyn mendesah kasar, "Tidak, aku terkilir dan Tuan Louis menyuruh ku kembali keruangan dengan merangkak," Seru nya dengan santai, yang mana membuat ekspresi Afnan berubah seketika.
Raut wajah Afnan kini berubah datar, namun tercetak jelas sebuah kekesalan, "Yang benar saja! Jangan berbohong pada ku!" Seru nya tak senang, merasa tengah dibodohi.
Kalian tau rasa nya saat dibuat terbang melayang tinggi lalu dihempaskan begitu saja? Itu yang Afnan rasakan sekarang, sial memang.