seorang gadis "bar-bar" dengan sikap blak-blakan dan keberanian yang menantang siapa saja, tak pernah peduli pada siapa pun—termasuk seorang pria berbahaya seperti Rafael.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lince.T, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertemuan yang mematikan
Hari-hari berikutnya berjalan dengan cepat, dan Liana semakin terjebak dalam dunia penuh intrik yang dia coba masuki. Setiap percakapan, setiap gerakan yang dilakukan, terasa seperti bagian dari permainan besar yang tidak mudah dimenangkan. Meskipun begitu, Liana tahu satu hal pasti: dia tidak akan mundur.
Setelah malam gala amal itu, Clara mulai lebih sering menghubungi Liana. Mereka berbicara tentang banyak hal, dari dunia bisnis hingga kehidupan pribadi. Clara tampaknya mulai mempercayai Liana, meskipun tidak sepenuhnya. Namun, untuk saat ini, itu cukup. Setiap langkah yang Liana ambil semakin mendekatkannya pada pusat kekuasaan Darius—dan itu adalah langkah yang berbahaya.
Hari itu, Liana berada di sebuah kafe mewah di pusat kota. Di sana, Clara mengundangnya untuk bertemu. Wajah Liana terlihat tenang, meskipun jantungnya berdegup kencang. Ini adalah kesempatan besar baginya untuk menggali lebih dalam tentang siapa Darius sebenarnya dan apa yang sedang direncanakan.
Ketika Liana tiba, Clara sudah duduk di meja pojok dengan secangkir kopi di depannya. Tatapan wanita itu tajam, hampir seperti ada yang dia sembunyikan. Liana menarik napas dalam-dalam dan berjalan mendekat, lalu duduk di hadapan Clara.
“Aku senang kau bisa datang,” kata Clara dengan suara lembut namun penuh makna. “Aku ingin bicara lebih banyak tentang proyek-proyek yang sedang kau jalani.”
Liana tersenyum, berusaha menjaga sikap santai. “Tentu. Aku rasa kita bisa membahasnya lebih lanjut. Aku penasaran dengan beberapa hal yang telah kau lakukan di luar bisnis.”
Clara memiringkan kepala, matanya tetap tertuju pada Liana. “Hmm, aku bisa lihat kau bukan hanya tertarik pada bisnis. Ada sesuatu yang lebih di balik kata-katamu.”
Liana merasa seolah-olah Clara bisa membaca pikirannya. Namun, ia berusaha tetap fokus. “Aku tertarik pada bagaimana semua ini bisa bekerja. Aku ingin tahu lebih banyak tentang Darius dan bagaimana dia bisa membangun kekuasaannya.”
Clara menyeringai tipis, seperti mendengar pertanyaan yang sudah sering dia dengar. “Darius itu bukan orang sembarangan, Liana. Apa yang kau tahu tentang dia?”
Liana menatapnya dengan serius. “Aku tahu dia sangat berkuasa, tapi aku rasa dia tidak seperti yang orang katakan. Ada banyak sisi lain yang tersembunyi, bukan?”
Clara menilai Liana sejenak, kemudian mengangkat cangkir kopinya dan menyesapnya perlahan. “Darius memang punya sisi lain yang orang tidak tahu. Tapi itu bukan urusan kita. Kita hidup dalam dunia yang keras, dan kita harus tahu cara bertahan.”
Liana menahan napas, mendengarkan setiap kata Clara dengan seksama. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang lebih dari sekadar bisnis yang tersembunyi di balik kata-kata Clara. Ini adalah dunia yang penuh dengan rahasia yang dalam, dan Liana tahu bahwa semakin dalam dia masuk, semakin besar risiko yang dia hadapi.
“Aku rasa kita bisa saling membantu,” Liana berkata perlahan. “Jika kau memberikan aku informasi lebih banyak tentang Darius, aku bisa membantu memperkuat posisimu.”
Clara mengangkat alis, tampaknya terkejut dengan penawaran itu. “Oh? Kau benar-benar ingin terlibat dalam dunia ini, ya? Kau tahu ini bukan tempat untuk orang yang lemah.”
Liana menatapnya dengan mata penuh tekad. “Aku tidak lemah. Aku tahu apa yang aku lakukan. Jika kita bekerja bersama, kita bisa mengendalikan semuanya.”
Clara terdiam sejenak, merenung. Ada ketegangan yang terasa di udara, dan Liana tahu bahwa ini adalah titik kritis dalam pertemuan mereka. Jika Clara merasa terancam, segalanya bisa berbalik melawan Liana.
Namun, setelah beberapa detik yang terasa seperti berjam-jam, Clara tersenyum. “Kau menarik, Liana. Aku suka cara berpikirmu.”
Liana merasakan sedikit kelegaan. Ini adalah tanda bahwa Clara mungkin akan memberikan sedikit lebih banyak informasi, mungkin membuka pintu bagi Liana untuk masuk lebih jauh ke dalam dunia yang sangat berbahaya ini.
“Tapi,” Clara melanjutkan, “jangan kira semuanya akan mudah. Darius memiliki banyak mata dan telinga di mana-mana. Jika kita ingin mengalahkannya, kita harus bermain dengan sangat hati-hati.”
Liana mengangguk, berusaha tidak menunjukkan betapa cemasnya dia mendengar peringatan itu. “Aku tahu. Aku siap.”
Clara menatapnya dengan tatapan yang tajam, seolah sedang mengukur niat Liana. “Kau punya nyali, itu aku akui. Tapi dunia ini tidak ada tempat untuk orang yang ragu-ragu.”
Liana tidak menjawab, hanya menatap Clara dengan penuh tekad. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa dunia yang ia masuki ini adalah jalan yang penuh dengan ancaman, tetapi tidak ada yang bisa menghentikannya. Jika itu berarti harus bermain dengan api, dia siap untuk mengambil risiko.
Percakapan mereka berlanjut, namun Liana tahu bahwa setiap kata yang keluar dari mulut Clara semakin membuka jalan menuju dunia yang lebih gelap, dunia yang semakin sulit untuk keluar tanpa terluka.
Namun, satu hal yang pasti, Liana tidak akan berhenti sampai dia menemukan cara untuk menghancurkan Darius dan kekuasaannya. Dunia ini mungkin keras dan penuh bahaya, tetapi Liana tidak pernah takut menghadapi apapun—bahkan jika itu berarti mengorbankan segalanya.Liana tahu, semakin dalam dia terlibat, semakin banyak hal yang harus dia korbankan. Namun, tekadnya tetap bulat. Ini adalah permainan yang berbahaya, dan dia sudah siap menghadapi konsekuensinya.
Liana memandang Clara dengan tatapan yang tak tergoyahkan. Dia tahu bahwa untuk meraih tujuannya, dia harus melewati banyak rintangan, dan Clara adalah salah satu dari mereka. Wanita ini tidak hanya cerdas dan berkuasa, tetapi juga penuh misteri. Setiap kali Liana berbicara dengannya, ia merasa seolah ada lapisan-lapisan tersembunyi yang harus dibongkar perlahan. Clara mungkin tidak langsung mengungkapkan niatnya, tetapi Liana bisa merasakannya—Clara tahu lebih banyak daripada yang dia ungkapkan.
“Jadi, apa langkah selanjutnya?” tanya Liana dengan suara yang tegas. “Bagaimana kita mulai?”
Clara menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap langit-langit sejenak sebelum kembali menatap Liana. “Kau tahu, dunia ini tidak semudah yang kau bayangkan. Darius bukan orang yang mudah didekati. Semua orang di sekitar kita memiliki agenda mereka sendiri.”
Liana mengangguk. “Aku sudah siap menghadapi semua itu. Aku bukan orang yang mudah ditakuti.”
Clara tersenyum tipis. “Aku senang mendengarnya. Tapi ingat, kalau kita mau menghancurkan kekuasaannya, kita harus bermain di atas permainan yang sama. Aku akan mengatur pertemuan dengan orang-orang yang bisa membantu kita. Tapi aku ingin kau lebih terlibat langsung. Darius selalu mengamati dari kejauhan. Itu artinya, kita harus berhati-hati.”
Liana merasa sedikit cemas, tapi dia tahu ini adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan. “Aku mengerti. Tapi apa yang harus aku lakukan?”
Clara bangkit dari kursinya dan menatap Liana dengan serius. “Kau harus mulai lebih dekat dengan orang-orang di sekeliling Darius. Mereka adalah kunci. Jika kita bisa menjatuhkan mereka satu per satu, Darius akan kehilangan kekuasaannya.”
Liana mengangguk lagi, lebih mantap kali ini. “Baik. Aku siap untuk itu.”
Clara memberikan senyuman yang penuh arti. “Ini akan menjadi permainan yang berbahaya, Liana. Tapi jika kita berhasil, kita akan mengendalikan semuanya.”
Liana tahu bahwa ini bukan hanya tentang mengambil alih kekuasaan, tetapi juga tentang menggulingkan sebuah sistem yang telah mengakar. Ini adalah jalan yang penuh bahaya, namun dia tak bisa mundur. Kalau dia benar-benar ingin menghancurkan Darius, maka dia harus bermain dengan cara yang lebih licik, lebih tajam, dan lebih berani.