NovelToon NovelToon
My Lovely Step Brother

My Lovely Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27 : Untukmu Aku Kembali

...- happy reading -...

...***...

Juan mencengkram erat jaket bomber yang dipakai Joanna. Motor yang ditumpanginya itu melaju diatas rata rata, membuat Juan menggigil kedinginan dan takut. Entah apa yang ada di pikiran Joanna, Juan tak bisa di tebak ekspresinya.

Wajah kokoh nan sempurna itu melihat jalanan dengan tatapan tajam tanpa ekspresi, bahkan teriakan Juan tak di gubris sama sekali.

Setelah sampai rumah, Joanna bahkan langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa berkata sedikitpun. Meninggalkan Juan yang kebingungan itu di depan pintu rumah.

Setelah meletakkan helm dan menutup gerbang, sebuah pesan masuk melalui ponselnya, tangannya menggenggam erat ponsel itu saat netranya membaca tiap kata yang tertulis di pesan itu.

Juan menarik nafasnya gugup, hidup nya akan berubah beberapa hari lagi. la pasti akan merindukan kehidupan nya selama ini.

***

Pagi ini dengan seragam lengkap dan tas dipundak nya gadis itu berjalan menuju ruang makan. Matanya menangkap kehadiran Joanna yang sibuk menatap ponselnya. Joanna memberikan setangkup roti yang sudah di olesi selai ke atas piring Juan.

Ruangan itu nampak hening, tak ada yang memulai pembicaraan. Juan merasa canggung kalau terus berlama lama seperti ini. Dengan cepat dihabiskan nya roti itu lalu bangkit dari duduknya.

"Aku ke mobil duluan."

Joanna menghela nafas, ia menghabiskan rotinya dan ikut menyusul Juan yang sudah lebih dulu menunggunya. Juan mengepalkan tangannya kuat, bahkan dalam perjalanan saja mereka hanya saling diam. Ini berarti setengah jam ke depan ia akan terjebak dalam suasana canggung.

Joanna yang melihat gelagat Juan akhirnya memulai pembicaraan. Sebuah kalimat yang berhasil membuat Juan dongkol.

"Jauhin Laras."

Hatinya bergemuruh, memangnya apa salahnya dengan Laras? Lagipula Laras itu sangat baik, jauh lebih baik dibanding Joanna.

"Kenapa lo kasih gue batasin gini? Gue berhak kan temenan sama siapa aja?" Joanna melirik Juan sengit.

"Gue ga suka lo deket deket sama Laras."

Juan tertawa sarkas, entahlah rasanya jawaban Joanna terdengar sangat lucu.

"Bukannya lo ga suka gue deket sama semua cewek? Lo sadar ga sih? Lo itu ngebatesin pertemanan gue!"

Juan mengatur nafasnya yang memburu, ia tak suka cara Joanna yang mengekangnya sementara perempuan itu bebas mendekati laki-laki lain.

"Gue bilang gue ga suka, Juan! Paham ga sih lo? Gue ga suka lo deket sama cewek, gue ga suka lo yang sekarang! Lo berubah jadi cowok pembangkang."

Joanna memukul setir dan itu bentakan berhasil membuat Juan tersentak.

"Lo ga berhak buat ngatur gue, lo bukan kakak gue," jawab Juan datar, suasana hatinya buruk dan Joanna semakin memperburuknya. Lalu mobil itu berhenti di pinggir jalan, di sebuah halte dimana ada Ardan yang berdiri disana menunggu bus.

"Turun." Juan menatap Joanna kecewa.

"Ga mau!"

"Gue bilang turun, turun!" Bentakan itu sangat kencang, membuat Juan gentar dan ingin meneteskan air matanya.

Melihat Juan yang masih duduk diam, Joanna membuka pintu disamping Juan dan mendorong laki-laki itu hingga terjatuh ke trotoar halte. Juan menjerit kesakitan, bahkan Ardan terkejut melihatnya. Ia tidak menyangka kalau Joanna, mantan kekasih nya itu akan melakukan hal seperti itu pada saudara nya.

Saat Ardan hendak membantu, Joanna justru menghentikannya.

"Lo masuk, gue anter lo sampe sekolahan." Joanna menyuruh Ardan masuk.

"Tapi Joan, dia kasian..."

"Cepet masuk!" Sentak Joanna. Ardan hanya menganggukkan kepalanya cepat dan segera masuk ke mobil. Perlahan Joanna menancap gas meninggalkan Juan yang masih duduk meringis kesakitan.

Ardan melihat ke arah Juan dengan wajah simpati, tapi begitu mobil menjauh, wajah itu berubah jadi seringaian. Gadis itu mengetik sesuatu di ponselnya dan tersenyum puas sebelum mematikannya.

Temuin Juan di halte samping rumah sakit.

Otw.

Juan meringis melihat lutut nya yang berdarah dan memar akibat tergores trotoar itu. Sementara jalanan lumayan sepi, hanya beberapa mobil yang lewat. Ia bangun dan berjalan tertatih tatih menuju halte agar bisa duduk dan menunggu bus.

Sebuah bus tak lama datang namun Juan mendesah kecewa karena bus itu bukan bus tujuan nya. Seorang nenek lanjut usia turun dari sana seorang diri dan menatap Juan yang terluka.

"Ya ampun nak, ini luka luka gini kenapa? Jatuh?" Juan tersenyum lembut.

"Iya nek tadi kesandung terus jatuh deh." Nenek itu menganggukkan kepalanya.

"Ayo obatin aja, itu di samping kan rumah sakit." Juan menggeleng pelan, menolak halus ajakan nenek itu.

"Ga usah nek, gapapa nanti aja di sekolahan."

"Kamu naik Bus 54 bukan?" Juan mengangguk cepat.

"Duh nasib kamu lagi ga bagus nak, nenek liat di berita bus 54 lagi ga beroperasi, katanya lagi demo karyawan nya, emangnya nak Juan ini ga liat berita?" Tanya nenek itu sembari membaca name tag di baju Juan.

Juan menggeleng diiringi senyum kecewa, bagaimana ia bisa tahu, bahkan ia tak tahu kalau akhirnya ia harus naik bus seperti ini.

"Aduhh, kalo nenek check up nya dianterin cucu nenek, pasti nenek bisa suruh dia anterin kamu dulu ke sekolahan."

"Eh gapapa kok nek, kalau nenek mau check up silahkan. Aku bisa pesen ojek online."

"Ga apa apa ini nak? Nenek tinggal?"

"Nenek mau aku antar sampai rumah sakit?"

"Ga usah nak, nenek jalan nya lambat takutnya kamu telat ke sekolahan, sekarang udah siang." Nenek itu tersenyum.

"Hati hati nek."

"Kamu juga nak hati-hati, disini sepi."

Setelah nenek itu belok ke rumah sakit, Juan membuka ponselnya. Tak lama sebuah pesan dari Laras masuk.

Kak Laras 💬 : Kamu udah berangkat? Mau berangkat bareng ngga?

Aku lagi di halte samping rumah sakit kak, biar pesen grab aja.

Kak Laras 💬 : Gausah. Biar aku kesana kebetulan aku ga terlalu jauh dari sana. Jangan kemana mana ya, tunggu.

Setelah membalas pesan terakhir, Juan memilih menggunakan earphone dan mendengarkan musik. la perlu meringankan pikiran nya agar moodnya baik. Sepuluh menit telah berlalu, sebuah mobil berhenti di halte. Juan yang asik dengan ponsel serta musik tak sadar dengan kehadiran orang dihadapan nya.

Saat kaki itu berdiri tepat dihadapan Juan, ia mendongak dan mendapati sosok dengan topi dan masker yang menutupi wajahnya, tapi tidak terasa asing.

"S-siapa ya?"

"Halo Juan, kita ketemu lagi."

Juan membelalak saat mendengar suara berat yang sangat ia kenali, namun sayangnya sebelum berontak Juan sudah dibekap dan digendong ke dalam mobil. Dari belakang klakson motor terdengar kencang,

Laras dengan motornya mengebut mendekat ke arahnya.

"Sial."

Dengan cepat sosok asing itu masuk ke kursi pengemudi dan melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal. Laras yang melihat itu hendak mengejar mobil tadi, tapi sebelumnya ia mengambil ponsel yang masih tercolok ke earphone milik Juan dan mengantonginya sebelum mengejar mobil tadi.

"Lo siapa brengsek..."

1
Maya Sari
mulai baca Thor, semoga lanjut ya Thor cerita nya gk d gantung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!