Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6.
Ke dua teman sekampusnya itu, memandang Stefanie dari ujung kepala sampai ujung kaki, menilik pakaian yang di pakai Stefanie, bahkan perhiasan yang di pakai Stefanie, mereka perhatikan dengan detail.
"Sepertinya kau telah merayu salah satu, pria kaya di pesta ini, melihat pakaian yang kau pakai, ini gaun malam edisi terbatas rancangan Let's Butik, aku penasaran pria tua mana, yang kau jadikan sugar daddy mu!" ujar Reina mencibir, menatap Stefanie dengan tatapan merendahkan.
Stefanie memperhatikan gaun yang ia kenakan, kalau Reina tidak mengatakan gaunnya edisi terbatas, dari butik terkenal di kota mereka, ia tidak akan tahu gaun itu barang mahal.
Wow! bisik hati Stefanie, ia tidak menyangka memakai gaun mahal, membuat ia diam-diam tersenyum senang.
Tidak sia-sia ia menjadi pengantin sementara, bisa merasakan gaun mahal edisi terbatas.
Rasanya imbalan menjadi pengantin sementara ini, sepadan juga, dengan pengorbanan ku meninggalkan bangku kuliah, yang satu semester lagi akan lulus, aku di berikan kakak ipar merasakan barang mewah untuk sementara! bisik hati Stefanie semakin tersenyum senang.
Jeli juga mata si Reina, kampret ini! melihat barang mahal! bisik hati Stefanie lagi, lalu melirik Reina, yang masih memandangnya dengan tatapan merendahkan.
"Kenapa? kau iri? karena aku bisa memakai gaun mahal, sedangkan kau tidak bisa memakainya?" tanya Stefanie dengan nada menyindir.
"A.. apa kau katakan? aku bisa memakai barang mahal, apa kau tidak tahu, Papa ku orang terkaya nomor satu di kota ini!" kata Reina dengan sombongnya.
"Oh, ya? benarkah? nomor satu ya? aku akan ingat apa yang kau katakan, kalau ternyata Papamu bukan orang terkaya nomor satu di kota ini, aku ingin kau berlutut di hadapanmu, meminta maaf karena selama ini sudah merundung ku!" ujar Stefanie mulai membuat penawaran pada Reina.
Karena Stefanie baru tahu, saat tanpa sengaja akan online di laptopnya tadi, ia melihat nama kakak iparnya, pada sebuah berita online, kalau kakak iparnya orang terkaya nomor satu di kota mereka.
Wajah Reina sesaat berubah, tapi ia dengan cepat mengubah raut wajahnya menjadi setenang mungkin.
"O.. ok, ba.. baik! tapi, kalau ternyata Papaku orang terkaya di kota ini, kau harus menjadi pelayanku, melakukan apapun yang ku perintahkan!" sahut Reina, tidak mau kalah, lebih kejam dari permintaan Stefanie.
"Baik! ingat itu, ya! dan kau saksinya, ya! jangan mengelak, dengan mengatakan kita tidak pernah saling bertaruh! aku sudah merekamnya apa yang kau katakan!" sahut Stefanie, lalu mengangkat ponselnya, yang tadi diam-diam ia buat mode merekam.
Stefanie memutar percakapan mereka tadi, dan sontak membuat wajah Reina memerah, ia tidak menyangka, Stefanie merekam apa yang tadi ia katakan.
Setelah mematikan ponselnya, Stefanie memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas kecilnya.
"Huh!" dengan wajah cemberut, Reina dan temannya meninggalkan Stefanie.
Stefanie mendengus senang, bisa mengalahkan Reina dan temannya itu berdebat.
Ia melirik ke arah tempat Christopher, yang tadi terakhir kali Stefanie lihat, sedang mengobrol dengan beberapa koleganya.
Stefanie tidak melihat lagi kakak iparnya itu di sana, membuat Stefanie jadi sibuk mencari sosok pria itu di antara para tamu.
Gadis itu tidak menemukan Christopher di manapun, membuat Stefanie jadi bingung sendirian, di tengah tamu kalangan orang kaya tersebut.
Ia pun mengambil keputusan, untuk keluar dari pesta tersebut, yang membuat ia begitu asing di tengah banyaknya tamu.
Dengan langkah yang sedikit kaku, karena tumitnya yang terasa semakin lecet, Stefanie keluar dari aula pesta menuju pintu keluar.
Stefanie merasa lega setelah ia keluar dari aula pesta, dan bernafas dengan lega, lalu berjalan di sepanjang koridor hotel, mencari tempat duduk, agar kakinya tidak semakin sakit.
Tanpa Stefanie sadari, ia berjalan ke sebuah taman di luar hotel, yang membuat Stefanie begitu terpesona, pemandangan taman begitu indah.
Perlahan Stefanie mendekati air mancur, yang ada di taman itu, dan tanpa ia duga di sana, ternyata ada sebuah bangku.
Stefanie tersenyum lebar, ia pun meletakkan bokongnya ke bangku taman itu.
Lalu dengan cepat melepaskan, sepatu hak tinggi yang ia pakai, dan melemparkan nya begitu saja ke tanah.
"Masa bodoh lah, kalau sepatu itu barang branded juga, kakiku sakit!" gumam Stefanie dengan cueknya.
Bersambung....
othor jangan lama lama lah up nya 🤗